8

37 4 0
                                    

     Hari-hari berlalu begitu cepat berita tentang kematian rose pun sudah tidak menjadi bahan gosipan seisi kost lagi, awalnya kupikir semuanya sudah berakhir namun ternyata salah malam ini saat aku baru saja sampai kostan setelah bekerja kuliahat ada 2 mobil polisi terparkir dihalaman kost, kupercepat langkah ku dengan perasaan was-was. Lagi, kulihat ada kerumunan disamping kostan aku berjalan perlahan ke arah kerumunan itu,

"Ada apa mel?" Tanyaku

"Tau ayu ga?" Aku mengangguk

"Kemarin malem dia bilang mau beli cemilan ke mini market didepan, tapi aku tungguin dia ga dateng-dateng jadi aku balik kekamar, paginya pas mau ngajakin sarapan aku ketokin ga ada yang nyaut pas aku buka pintu kamarnya ga dikunci masih sama kaya pas aku tinggal malemnya, trus tadi sore mang udin lagi keliling dia nemu koper gede pas diseret berat katanya akhirnya dia buka buat mastiin isinya, pas dibuka ternyata isinya mayatnya ayu yang dimutilasi" ujarnya ngeri

Aku terdiam mendengar penjelasannya, lagi? Pikirku. Sebenarnya apa yang terlewat? Kenapa satu demi satu penghuni kost ini menjadi korban pembunuhan? Apa yang ingin dia tunjukan? Pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban itu terus muncul dikepalaku, akupun memutuskan pergi dan menuju kamarku tak ingin melihat lebih jauh seperti apa bentuk mayat itu.

*****

     Guyuran air dingin berhasil menjernihkan pikiranku hari ini aku tak ada kegiatan karna libur kerja, kuputuskan untuk membersihkan kamar dan memindahkan beberapa barang untuk mengganti suasana kamar, saat kucoba menggeser lemari pakaian ada sebuah note terjatuh dari atasnya ku ambil dan membukanya dihalaman pertama hanya tertulis nama dewi di pojok atas, dewi? Siapa pikirku, kubalik lagi halaman selanjutnya kosong kubalik lagi beberapa halaman dan hasilnya sama tetap kosong, ku simpan kembali di tempat semula dan mencoba lagi menggeser lemari setelah di rasa cukup aku merapikan beberapa bagian dan terakhir mengganti sepraiku.

     Setelah selasai dengan kamarku aku berbaring di lantai beristirahat sejenak kulirik jam sudah menunjukan pukul 4 sore, akhirnya aku memutuskan untuk mencari cemilan, sore-sore begini banyak penjaja kaki lima yang berjejer dipinggir jalan dan percaya atau tidak makanan pinggir jalan lebih enak dan lebih murah tentunya, saat ku rasa cukup banyak cemilan yang kubeli aku kembali ke kostan, saat berjalan ke kamarku kulihat mereka menaiki tangga menuju atap,

"Gabung boleh ga?" Tanyaku membuat mereka menengok ke arahku

"Boleh ga?" Ulangku, mereka pun mengangguk

Aku hanya mengikuti langkah mereka dari belakang sesampainya di atap mereka duduk ditempat biasa dan menaruh beberapa cemilan, aku pun melakukan hal yang sama,

"Ky..." panggil kak han

"Hmmm" jawabku karna mulutku penuh

"Semalem lu liat mayatnya ayu ga?"

"Ngga" jawabku sekenanya

"Kenapa?"

"Gamau aja, udah ngerasa serem sekarang" jawabku membuat mereka menatapku penasaran

"Pikirin aja satu persatu penghuni kost ini mulai jadi korban, sebenernya apa yang salah dari kostan ini?" Tanyaku entah pada siapa

"Kenapa ga pindah aja ky?" Tanya kak han lagi yang diangguki oleh aul

"Kalian pikir aku ga mikir kesana? Tentu aja mikir tapi udah terlanjur bayar 3bulan dan ga bisa diambil lagi duitnya, terlebih ga ada kost murah yang lengkap kaya gini" ujarku pasrah, mereka mengangguk menyetujui ucapanku,

Aku berbaring menatap langit sore untuk sekedar menenangkan ke khawatiranku, Aku masih terdiam menatap kosong.

  *****

     Langit sudah gelap dan kita masih disini berbicara ngalor-ngidul terkadang tertawa dengan lelucon yang kita buat sekedar menghilangkan ketegangan, jujur aku ingin pergi dari sini.

"Ky... woyy" aku terperajat

"Apasih kak teriak-teriak berisik tau" ucapku sebal

"Ya lagian dipanggilin diem mulu, udah yuk balik ke kamar udah malem" ajaknya, aku hanya mengangguk sebagai jawaban

Entah mereka sadar atau tidak, di pojok sana di sudut tanpa penerangan kulihat seseorang berdiri seolah sedang menguping pembicaraan kita.

"Ul, Kak cepetan bersihinnya" bisikku

"Kenapa kak?" Tanya aul ikut berbisik

"Udah jangan banyak tanya cepet beresin aja" kak han ikut menimpali, mungkin dia juga menyadari itu pikirku,

Kita berjalan menuruni tangga dengan tergesa setelah memastikan mereka mengunci pintu kamar aku bergegas masuk ke kamarku dan mengunci pintu, kututup tirai dan mematikan lampu kamar, ku ambil ponsel di saku celana dan mulai mengetikan pesan untuk mereka berdua,

'Jangan buka pintu, sekalipun itu buat mang udin' send.

~○●○~

~tbc
Jangan lupa voment nya yaa ~~

KOST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang