00 ♡ Prolog

8K 636 71
                                    

Sebelum membaca cerita ini simak rulenya supaya tidak banyak bertanya, siapa dan bagaimana.

Cerita ini merupakan spin off dari beberapa cerita saya sebelumnya
1. Kasta Cinta
2. Lelaki Terhebat
3. Greatfully our Vold Doctor

boleh tidak membaca ketiga cerita itu namun tidak akan ada ulangan untuk menjelaskan mengapa seperti ini dan siapakah ini.

Ok?
We will started

--------------------------
ketika semua orang memilih untuk menunjukkan aku justru berpaling untuk menarik diri, bukankah pelari yang handal itu bukan siapa yang cepat di awal, tetapi siapa yang paling depan berada di garis finish nantinya

-- marentinniagara --
--------------------------

Lingkaran cerita yang kini berkutat seolah bermuara pada satu titik. Entah bagaimana cerita ini bermula, karena sejatinya pandangan pertama tidak pernah menipu bergetarnya hati saat usia baru mengenal rasa yang bernama cinta.

Wafiq adalah satu dari sekian siswa kesayangan guru-guru di sekolahnya. Aktif di organisasi dan juga kegiatan rohani di sekolah membuatnya begitu dikenal oleh banyak kalangan. Ya, Faiyaz Wafiq Mufazzal. Mengikuti jejak babanya yang memilih di jalur organisasi di sekolah mulai SMP hingga pada akhirnya di tahun kedua sepak terjangnya, seluruh warga sekolah memilihnya sebagai ketua OSIS.

Ketua OSIS yang pada akhirnya harus terlibat dalam banyak acara yang membawanya bisa dekat dengan seseorang yang telah menodai pandangan matanya untuk pertama kali. Saat getaran hati menyapa dan untuk pertama kalinya juga kata cinta itu mulai hinggap dan menyapa.

Hei, bahkan usianya baru 14 tahun untuk bisa menerjemahkan semua rasa namun sepertinya dia begitu yakin bahwa masa depannya akan berpangkal dari sini.

"Sip Kak, aku mah siap aja. Asal kau bahagia, perintah Kak Wafiq kepada Fiza tahun ini sebagai ketua panitia peringatan hari lahir ibu kita Kartini, 10 tahun yang akan datang Kak Wafiq akan kembali untuk memerintahkan kepadamu lagi sebagai ketua panitia kapan 'ibu kita besanan?' Katanya." Itu adalah suara Hawwaiz yang begitu usil menggodanya saat rekreasi di Bromo ketika liburan semester 1 saat Wafiq baru saja menjabat sebagai ketua OSIS. Wafiq yang sedang makan bakso langsung tersedak seketika mendengar recehan Hawwaiz yang menekankan kata 'ibu kita besanan' sementara Fiza sudah merona entah seperti apa dia berusaha untuk mengalihkan perhatiannya.

"Hawwaiz__!"

"Cieee__cieee__cieee. Kak, janji dulu saja nanti diambil sepuluh tahun lagi, aku siap ngejagain buatmu, Kak." Saudara sepupu itu memang lengket banget, kalau orang tidak mengetahui jika Hawwaiz suka usil menggoda adik sepupunya pasti akan percaya jika mereka itu pacaran.

Saat Fiza memilih bergabung dengan teman-teman perempuannya, Wafiq berkata kepada Hawwaiz. "Nah kan dia ngambek, kamu sih."

"Rayu Kak." Hawwaiz tertawa lebar.

"Mana ada. Lagian kamu itu suka sekali sih isengin Fiza, kalian ntar beneran jatuh cinta baru tahu rasanya."

"Memangnya Kak Wafiq rela kalau aku jatuh cinta sama adik sepupuku itu?" Wafiq memandang Hawwaiz sekilas. Ingatannya kembali pada kisah baba dan ummanya, bukan tidak mungkin jika Hawwaiz dan Fiza juga berpikiran seperti itu. Tapi akankah hatinya rela?

"Sudahlah Kak, tanpa Kakak bicara aku tahu mata Kak Wafiq selalu pada Fiza."

"Metuo kamu ya."

"Eh dibilangi nggak percaya, aku laki-laki sama seperti Kakak."

"Kita masih SMP lagian."

"Ya lagian wajar kok kita mulai menyukai lawan jenis kan emang sudah mulai puber." Berat banget sepertinya pembicaraan mereka. mulai yang ibu kita besanan hingga pubertas. "Asal tidak mengumbarnya dan bersikap di luar batas yang telah ditentukan."

"Nah itu tahu." Wafiq terjebak dengan kalimat Hawwaiz kan jadinya.

"Nah kan berarti Kak Wafiq beneran suka dengan Fiza? itu buktinya ada nada tidak rela di pernyataan terakhirnya."

Wafiq tersenyum dan salah tingkah. Hawwaiz benar-benar telah membuatnya mati kutu. Mungkin besok dia akan kembali menyerangnya lagi. Lebih baik malam ini mereka segera beristirahat dan besok bersiap setelah Hawwaiz memberikan beberapa regu yang harus ke penanjakan guna menyaksikan matahari menyingsing dengan menggunakan hardtop.

Itu adalah satu bagian dari awal kisah Wafiq yang tidak bisa terlupakan. Meski selama SMP berakhir tidak ada yang terucap satu katapun atas apa yang baru saja dirasakan.

Dan kejadian seperti itu berulang kembali saat mereka sama-sama menyelesaikan studi di tingkat atas. Sekali lagi Wafiq terpilih sebagai ketua OSIS dan Badzlin Nafiza Zaffran bertugas sebagai Bendahara Umum.

"Fiza, laporan keuangan untuk inaugurasi tiga bulan lagi bisa mulai kita bicarakan dari sekarang?"

"Sebaiknya Kak Wafiq kumpulkan dulu pengurus OSIS dan bentuk panitia segera, supaya kita bisa bekerja dengan cepat dan tepat sasaran."

Percaya bahwa setiap kesuksesan laki-laki itu pasti ada campur tangan wanita hebat di belakangnya?

Akankah doa Wafiq akan sejenis dengan doa yang dulu pernah dipanjatkan oleh babanya? menyimpan cinta dalam diam kepada saudara sepupunya sejak usia belasan dan baru saja mengenal cinta.

Karena setiap hal yang membuat Wafiq harus bergerak untuk melakukan sesuatu, dia hanya butuh dorongan dari Nafiza untuk mendukungnya. Mengapa harus Nafiza?

Ah, berulangkali Wafiq mencari jawaban namun hingga kini dia telah menjadi seorang mahasiswa kedokteran masih belum juga mendapatkan jawabannya.

👨‍⚕️👩‍⚕️

Syuka?
Vote dan akan ada lanjutan kisah mereka secepatnya.

love emmuaaachhh 😘
mboknya Hawwaiz

RECTIFIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang