NAZIA [TIGA]

99 50 73
                                    

Adinda Nanda Alnia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adinda Nanda Alnia


----

Langit berubah gelap, tidak ada bulan dan bintang malam ini. Hanya seliweran angin kecil yang mampu menenangkan Nazia.

Iya, Nazia duduk didepan teras rumahnya. Tepat didepan kaca kamarnya sambil memainkan gitar.

Nazia tidak jago barmain gitar, ketika bermainpun harus ada buku kunci gitarnya. Nazia tipe orang yang pelupa, kalau hari ini ingat semua kunci gitar besok atau lusa dia akan lupa lagi.

Dengan tangan mungilnya Nazia berusaha menekan setiap senar yang menjadi titik kunci nadanya. Sedikit kesusahan memang.

Kakinya dia lipat ke atas kursi, rambutnya dibiarkan terurai begitu saja. Mulai bersenandung kecil sambil memperhatikan jemarinya apakah menekan snar yang benar.

Sampai hpnya berbunyi, menunjukan notifikasi dari aplikasi instagram.
Nazia mengalihkan pandangannya pada ponsel. Satu nama terbaca olehnya.

Dvan_
Hai Zi, boleh minta nomor wa kamu?

Nazia tersenyum, segera membalas pesan Devan.

aku.Nazia
082129161***

Tanpa berfikir panjang Nazia memberikan nomornya. Balasannya langsung dibaca Devan. Kemudian notif muncul dari wa.

Nazia membuka aplikasi wa. Memberi nama dulu pada nomor Devan kemudian disimpan dan membalas pesannya.

Mereka saling bertukar pesan, bertukar cerita, bertukar perasaan? Tidak, Nazia hanya membayangkan bagaimana romantisnya Devan saat mereka berpacaran.

Ah, Nazia terlalu berharap. Bisa saja Devan sudah memiliki seorang kekasih, dan sekarang mereka sedang bertengkar dan Nazia menjadi pelampiasannya.

Astaga. Kalau iya benar seperti itu demi apapun Nazia tidak akan pernah percaya lagi pada laki-laki. Apalagi setelah kejadian bersama Andi itu. Dia sama sekali tidak akan memaafkan pria manapun.

Nazia menggelengkan kepalanya. Harusnya disaat bahagia karena bisa mengobrol banyak hal dengan Devan pria yang menarik perhatiannya, Nazia tidak memikirkan hal-hal buruk.

Tidak terasa sudah pukul 21.00. Nazia bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke kamar. Nazia segera menjatuhkan tubuhnya pada kasur.

Masih berbalas pesan dengan Devan. Nazia menolak untuk ngobrol lewat telepon. Tidak bisa membayangkan bagaimana gugupnya jika ngobrol secara langsung.

Devan:

Belum mau tidur?

Sebentar lagi kayaknya

Nazia's Story (Incorrect Relationship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang