🌼Part-8🌼 Kebenaran yang nyata

235 11 4
                                    

Happy Reading

___________________

Setelah kejadian kemarin, Natha tidak bisa mengabaikan semuanya begitu saja. Dan dia juga tidak bisa untuk berdiam diri. Setelah semalam mengobrol dengan ibunya, Natha berniat mencari bukti kebenarannya sendiri. Alamat rumah Ayah dan istri selingkuhannya sudah dia dapatkan. Pagi ini untunglah hari libur, jadi dia bisa pergi.

Hatinya teramatlah sakit, melihat ibunya merenung sendirian. Natha berjalan perlahan mendekati
“Mom, Natha sayang sama mom. Jangan sedih lagi ya, kita berdua pasti bisa melewati semua ini.” Dengan memeluk sang ibu, Natha bisa lebih merasakan kesakitan itu.

“Maafkan mom tidak bisa memepertahankan lebih lama lagi, pum.” Raut kesedihan kian terlihat jelas di wajah yang tak lagi muda itu.

“Semua ini bukan salah mom, Natha akan belajar menerima semuanya.” Natha menghela napas panjang agar sedikit mengurangi rasa sesak itu.

“Sebaiknya kita segera sarapan mom, Natha akan pergi setelahnya.”
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Natha bergegas pergi.

Tangannya benar-benar terasa dingin dan berkeringat. Dia masih mengingat momen-momen dimana keluarganya utuh dan saling melengkapi. Rasanya dia tidak pernah melihat orang tuanya bertengkar, hanya saja setahun belakangan ini tidak sama seperti sebelumnya.

Keduanya seperti saling memebri jarak, terlihat baik-baik saja ketika didepannya. Paling parah pagi kemarin, karena ternyata semuanya memang tak sama lagi.

Dan hari ini dia memberanikan diri untuk mendapatkan penjelasan, ya, dia harus tau semuanya meskipun sangat menyakitkan. Bus yang di naikinya telah berjalan setengah jam, sebentar lagi dia akan sampai ke tempat tujuannya. Dan benar saja, kini busnya berhenti di terminal. Dia bisa berjalan sedikit untuk memasuki gang.

Dia tiba di tempat tujuannya. Matanya di hadapkan pada sebuah bangunan yang cukup mewah, hatinya sedikit ragu untuk menghampiri. Namun, langkah kakinya secara perlahan menuju rumah itu. Stelah mendapat izin dari satpam, Natha kembali berjalan, dan kini tiba tepat di depan pintu. Tangannya bergetar kala menekan bel, jantungnya bekerja lebih cepat. Sepertinya lebih baik dia pulang saja. Saat sudah membalikkan badan dan hendak pergi.

“Naaath…” terdengar suara lirih dibelakangnya memanggil.

Sepertinya dia mengenali suara tersebut, hatinya semakin bergemuruh. Tidak mungkin, ini sama sekali tidak mungkin. Dia tak akan sanggup untuk hanya sekedar menolehkan kepalanya.

“Siapa yang datang Dri?” dan lagi, suara berat menyusul. Lagi-lagi suara itu memang benar-benar suara ayahnya.

Pumkin, kau kah itu?” setelah mengeluarkan pertanyaan itu, Natha membalikkan badannya.

Dunia seakan runtuh didepannya. Sebenarnya dia telah memiliki kesalahan apa hingga semuanya sama sekali tak berpihak. Matanya terasa panas, dia tidak lagi sanggup mengeluarkan kata-katanya. Dunia seakan berputar, ada aliran hangat yang keluar dari hidungnya dan terakhir hanya terdengar suara panggilan khawatir dari keduanya.

“Astaga, apa yang terjadi. Ayo cepat bawa dia masuk kedalam.”

Kenyataannya memang terjadi. Andrian mengangkat tubuh Natha, lalu membaringkannya, inilah yang tidak bisa dia lihat. Dan kenapa selama ini dia menutupinya serapat mungkin. Tapi takdir berkata lain, Natha lebih cepat mengetahui kebenarannya. 

Andrian mengusap darah itu dengan tangan bergetar. Dia berlalu pergi, tidak lagi bisa mengontrol emosinya setelah apa yang dilihatnya barusan, bahkan ada darah yang mengalir di kedua hidungnya. Apa yang sedang disembunyikan gadis itu sebenarnya? Berbagai kemungkinan buruk berputar di kepalanya.

“Inilah kenapa aku tak memeperbolehkannya tau. Inilah kenapa aku bersikeras menahan kalian. Lihat sekarang. Segalanya kacau!!, arrgghhhh”

Praaakkkk!

Suara kaca pecah itu berasal dari dalam kamar mandi.
Marisa hendak menghampiri anaknya, namun langkahnya di hentikan sang suami. Dia hanya menggelengkan kepalanya, berisyarat bahwa dia tak boleh mendekat.

“Bagaimana keadaan anak saya, dok?” Tanya William.

“Anak bapak, mengalami syok sehingga membuatnya pingsan. Dan tadi saya lihat ada bekas darah dihidungnya, apakah itu benar?” Tanya dokter yang menangani Natha.

“Be…benar dok, apakah terjadi sesuatu dengan putri saya?”

“Sebenarnya ini baru dugaan saya, untuk lebih tepatnya,  sebaiknya putri anda segera dibawa ke rumah sakit.” Terang sang dokter, “kalau begitu saya permisi.”

Badan Andrian luruh di balik pintu kamar mandi, dia benar-benar takut mengetahui kebenarannya. Sebenarnya apa yang kini tengah disembunyikan Natha dari semua orang.

~Tbc

Holla... Apa kabar kalian?
Tetap jaga kesehatan, oke 😉

Jangan lupa vote dan comennya kawan 🤗🤗🤗

See you next chapt 😘

3 Juli 2020

Aku Memilih Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang