🌼Part-7🌼 Rasa Gundah

170 9 0
                                    

Happy Reading

___________________

Bus yang membawanya sampai ke Central Park, taman yang terletak di jantung kota New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bus yang membawanya sampai ke Central Park, taman yang terletak di jantung kota New York . Ya, tempat inilah yang akan menjadi tujuan utama biasanaya untuk menenangkan diri dari segala hiruk pikuk di kota ataupun sekedar berjalan-jalan. Langkah kaki Natha berjalan menuju pinggir danau yang ada di dalam taman, tempat favoritnya jika dia berada di sini.

Pemandangan yang indah memanjakan mata, sedikit membuat perasannya tenang. Melihat air yang mengalir dengan tenang atau menikmati guguran daun-daun.

Kenapa semuanya bisa terjadi seperti ini? Bahkan disaat dia yakin segalanya akan baik-baik saja, tetapi dalam sekejap mata semua itu hilang. Perasaan gamang menguasainya secara keseluruhan. Bagaimana dia akan menjalani hari-harinya seperti biasa, bagaiamana dia akan tersenyum di hadapan sahabatnya. Ah, omong-omong soal sahabat, Natha mengabaikan ponselnya sejak keluar dari rumahnya.

Dia mengecek benda persegi itu, ada banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari Viola, Vero dan.... Kenapa disaat seperti ini dia datang dan sok peduli? Biarkan saja, Natha hanya membalas pesan Vero dan Viola mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan tak perlu mengkhawatirkan dirinya.

Jauh dari tempat Natha, ada seseorang yang sedang mengamati dengan napas memburu terlihat dirinya seperti baru saja berlari. Kini perasaan lega menghampiri setelah melihat keadaan gadis itu baik-baik saja, meskipun dia tidak tau bagaimana perasaannya apakah hancur atau baik-baik saja. Inilah mengapa dia menghindar, dia tak mau gadis itu merasakan sedih atau bahkan terluka sekalipun. Tetapi kini semuanya sudah terjadi, dia perlahan akan mengetahui segalanya sebelum rencananya terlaksana.

Mengambil benda persegi dari dalam kantung celananya dan menghubungi seseorang, lalu berkata, "Dia ada di tempat biasa, lo bisa ke sini sekarang." Setelah berkata demikian, tanpa mau menunggu balasan dari orang yang di hubunginya, dia langsung mematiakan sambungannya.

Tidak lama orang yang dihubunginya pun datang, terlihat menghampiri gadis itu. Kini dia dapat pergi setelah memastikan semuanya, dan segera membereskan kekacauan yang terjadi.

"Nath...." Panggil Vero setelah berhasil menemukan keberadaannya.

"Kak, kenapa bisa sampai ke sini? Kakak sama siapa?" Tanya Natha terkejut.

"Syukurlah lo gak papa, kenapa gak ngasih tau gue, hm?"

"Kebiasaan deh, kalau ditanya itu dijawab dulu." Jawab Natha kesal.

"Itu semua gak penting, yang penting lo sekarang gak kenapa-kenapa."

Kemudian hening, tak ada lagi percakapan diantara keduanya. Natha menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa sesak yang menghimpit dadanya. Akan mulai dari mana dia menceritakan segalanya, Natha bingung.

"Liat gue Nath" Vero memegang kedua bahu Natha

"Gak papa kalo gak bisa cerita sekarang, tunggu perasaan lo tenang lo bisa cerita sama gue."

Natha diam dan menundukkan kepalanya, air mata yang sejak tadi dia tahan kini berebut minta dikeluarkan. Bahunya bergetar menandakan dia menangis. Vero tak tinggal diam, dia perlahan menarik Natha dalam pelukannya. Tidak ada penolakan dari Natha, dia hanya pasrah dalam pelukan Vero. Menumpahkan segala rasa sesak yang ada dan perlahan menceritakan segalanya.

****

Kini Viola dapat bernapas lega, setelah mendapat kabar Natha dari Vero yang mengiriminya pesan. Jam kedua sudah berakhir dari 15 menit yang lalu, Viola yang sejak tadi menunggu kabar Natha kini bisa pergi ke kantin, mengisi perutnya yang kosong.

"Eh ada satu kutu, kutu yang satunya kemana nih?"

Viola sangat menegenali suara itu, dan tak menghiraukannya. Dia terus berjalan kedalam kantin, namun tidak lama tangannya di tarik paksa.

"Heh! Gak ada soapn santunnya ya lo." Bentak Renatha pada Viola, dia merasa terhina dengan kelakuannya

"Gak salah denger gue, lo ngomong gak ada sopan santun. Hello!!! Siapa elo, uler kek elo ini gak perlu di sopan santunin!" balas Viola tak terima.

"Kenapa sih kalian ini bisanya Cuma ribut mulu. Ayo Vio, lo mau makan kan bukan mau ribut di sisni." Alex tiba-tiba menyela keributan antara Viola dan Renatha, menarik tangan Viola dan duduk di slaah satu bangku yang masih kosong di kantin.

"Ih beb, kok lo belain anak kutu ini sih. Kesel deh." Dengus Jean, yang tak terima cowok yang disukainya membela cewek lain.

Alex tak menghiraukan ucapan Jean, Andrian dan mengikuti duduk dengan Alex dan Viola. Sedangkan Jonathan memesan makanan mereka. Renatha bertambah kesal melihat hal tersebut, lalu menghampiri Andrian.

"Dri ngapain lo duduk bareng kutu ini sih, ayo kita pindah."

"Lo aja yang pindah, gue mau di sisni" jawab Andrian dingin.

Renatha yang malu pun akhirnya pergi meninggalkan bangku itu.

"Ngapain sih kalian, gak usah sok baik deh sama gue." Viola sudah muak sama kelakuan orang-orang di sekelilingnya ini.

"Gak usah banyak omong, buruan makan nanti keburu masuk." Alex membalas kekesalan Viola. Dan mau tidak mau Viola menurut, karena memang waktu istirahatnya akan segera usai. Coba saja tidak, dia tak akan mau mengalah dengan orang-orang ini.

Dan benar saja, tidak lama setelah mereka menyelesaiakn makan, bel masuk terdengar. Siswa yang berada di kantin perlahan sepi. Tidak terkecuali Viola, Andrian dkk segera pergi ke kelas.

****

Perasaan Natha sudah sedikit membaik, setelah menceritakan semuanya pada Vero. Dua sejoli itu kini tengah menikmati makanan dalam keheningan.

"Habis ini lo mau ke mana Nath?"

"Gue mau pulang aja kak, kasian mom sendirian di rumah".

"Yaudah, habisin makannya. Abis ini gue anterin pulang."

Setelah menghabiskan makanannya, Vero mengantar Natha pulang ke rumahnya, karena hari pun akan segera gelap.

"Makasih buat semuanya kak, gue gak tau lagi kalau gak ada elo tadi."

"It's oke Nath, cerita ke gue apapun itu." Jawab Vero sambil melemparkan senyumnya, dan memakai helmnya kembali.

"Gue pulang dulu Nath, lo istirahat ya. Jangan mikirin apapun."

"Iya kak, makasih. Hati-hati di jalan."

Vero menstater motornya dan mulai pergi meninggalkan halaman rumah Natha. Natha masih berdiri memandangi Vero hingga tak terlihat lagi. Kemudian dia berbalik dengan langkah lunglai. Dia harus bisa mengatasi masalah ini dan tak boleh berlarut terlalu lama.

Ada seseorang yang menunggu Natha, memastikan bahwa dia baik-baik saja. Kini dia bisa pergi setelah melihat Natha telah sampai di rumah.





~Tbc

Haiii guys... 

Gimana puasanya? Semoga selalu diberi kelancaran yaa... Dan semoga wabah covid-19 juga segera menghilang...

Tetap jaga kesehatan guys. #Stayathome

Sampai jumpa di part selanjutnya...

19 Mei 2020

Aku Memilih Pergi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang