Happy reading
________________Tidak terasa, jam istirahat hampir habis. Natha masih sibuk berkutat dengan bukunya. Dan seakan tersadar, dia melihat jam yang melingkar di tangannya. Ternyata bel masuk akan berbunyi sebentar lagi, Natha membereskan bukunya dan segera keluar dari perpus. Dia terburu-buru ke kelas, tetapi seakan dewi keberuntungan tidak berpihak. Ada seseorang yang ingin mencelakainya. Dia terjatuh saat seseorang dengan sengaja menjegal kakinya.
"Aduuuh..." Natha meringis kesakitan, lututnya mengeluarkan darah.
"Kalo jalan tuh pakek mata!" Renatha membentak Natha.
"Dasar lo kutu buku." Clarita menambahkan.
"Cewek cupu!" Kini Jean yang berbicara.
Renatha, Clarita dan Jean. Mereka bertiga menertawakan Natha yang terjatuh, padahal merekalah penyebabnya.
"Hei kalian bertiga! Dasar gak punya hati ya lo pada, bisanya cuma nyelakain orang lain." Viola tiba-tiba muncul karena tadi dia melihat sahabatnya sedang di perlakukan keji.
Sedangkan Vero yang tadi mengikuti Viola, kini dia membantu Natha bangun.
"Lo gak papa kan Nath?" Tanya Vero cemas.
Natha hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Lalu Viola maju dihadapan Renatha, "Mau lo itu apa sih?! Gak usah sok berkuasa deh di sini"
"Bukan urusan lo!" Renatha mendorong bahu Viola, "ini urusan gue sama sahabat lo yang cupu itu!"
"Gak usah dorong-dorong dong! Lo kan yang jegal kaki Natha sampai dia jatoh, ngaku lo!!" Viola semakin emosi dengan sikap Renatha.
Di saat keributan itu terjadi, Andrian dkk yang berjalan akan menuju kelasnya terhenti sesaat melihat keributan tersebut. Lalu mereka bertiga menghampirinya.
"Kenapa ribut-ribut di sini?" Andrian yang terlebih dahulu menghentikan keributan Viola dan Renatha.
Ketika mendengar suara Andrian, Renatha langsung mengubah ekspresinya menjadi sedih.
"Dri, itu mereka nuduh gue yang nyelakain Natha" Renatha mulai ber-akting di depan Andrian.
Viola tidak terima dengan pengakuan Renatha, "dasar muka dua lo ya, jelas-jelas gue ngeliat pake mata kepala gue sendiri elo yang jegal kaki Natha"
Natha yang sejak tadi menahan perih di lututnya mulai berjalan tertatih-tatih menghampiri sahabatnya dan berkata, "gue tadi yang jalannya buru-buru, Renatha gak sengaja ngenain kaki gue."
"Lo gak usah belain orang yang jelas-jelas bersalah Nath! Udah cukup lo ngalah sama si ular satu ini." Viola cukup keheranan karena sikap sahabatnya yang selalu mengalah.
Jonathan yang melihat Alex hendak berbicara, memegang bahunya berniat menghentikan. Namun Alex tidak menghiraukan.
"Udah deh Vio lo juga gak boleh menghakimi Renatha, siapa tau yang Natha bilang itu bener." Kini Alex angkat bicara.
"Lo diem aja! Kalo gak tau kejadiannya, gak usah sok-sok tau deh!" Viola semakin geram.
Alex melihat kemarahan Viola semakin menjadi pun akhirnya dia memilih diam. Lalu Andrian tiba-tiba bergerak maju ke arah Natha, lalu menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Memilih Pergi (END)
Novela JuvenilAku akan memilih jalan lain agar aku bisa melihat mu bahagia meski tak bersama ku -Vernatha Mikhaella Smith Karena egoku terlalu tinggi untuk mengalahkan perasaan yang sesungguhnya ku rasakan -Andrian Ramatha Tidak selamanya sebuah cerita akan berak...