Happy reading
_____________
Sekolah sekarang masih dalam keadaan sepi, karena jam masih menunjukkan pukul 06:20. Sekolah akan ramai jika sudah mendekati jam 7. Tetapi Vernatha sudah berada di sekolah sejak 15 menit yang lalu, keadaan sekolah yang sepi membuat Natha tenang. Dia duduk di kelas seorang diri, pandangannya tertuju keluar. Pandangannya kosong tanpa ada semangat sedikit pun, ingatannya terbang kembali mengingat kejadian kemarin yang tertangkap matanya. Ada rasa sesak yang memenuhi hatinya sampai sekarang. Beberapa kali helaan napas lelah terdengar. Jelas dia berangkat pagi-pagi karena sengaja sedang menghindari seseorang yang tak ingin dia lihat. Biarlah beberapa hari kedepan dia akan seperti ini, sampai fikirannya benar-benar melupakan kejadian itu.
Tanpa terasa Natha melamun sangat lama hingga tidak sadar kelasnya mulai ramai.
"Selamat pagi Natha sahabatkuuu" suara Viola menggema sampai di telinga Natha.
Natha pun menoleh, menemukan sahabatnya berlari dari arah pintu dan membalas sapaannya. "Pagi juga Vio".
"Lo pagi-pagi kok udah dateng aja sih Nath, terus kenapa itu mukanya mendung gitu?"
"Gue sengaja berangkat pagi-pagi"
"Kenapa? Terus kemaren kok lo pergi duluan sih Nath. Kan gue pusing nyariin lo."
"Hehehe sorry ya Vio, abis buru-buru soalnya di telfon mom suruh cepet pulang".
"Kalo aja lo gak kirim pesan kemaren gue nungguin lo sama Vero sampe malem. Eh, ngomong-ngomong kemaren gue liat Andrian sama cewek ular itu di sana. Cih, pengen banget rasanya gue tampol itu muka. Jangan bilang lo pergi gara-gara liat mereka berdua ya Nath??" Viola memincingkan matanya melihat sahabatnya.
"Enggak Vio, mana gue tau kan gue langsung pergi kemaren"
"Ngaku aja deh Nath, gue tau banget tuh perasaan lo. Ayo buruan cerita."
Natha menghela napas lelah, sepintar apa pun ia mencoba membohongi sahabatnya ternyata tidak berguna sama sekali. Viola paling mengerti keadaannya, dan dengan terpaksa dia harus mengaku.
"Iya gue kemaren liat mereka berdua."
"Beneran kan apa kata gue, udah deh Nath lupain tuh Andrian. Gak ada untungnya tau nggk, cuma bisa nyakitin lo doang. Banyak cowok yang lebih baik dari dia!"
"Gue tau Vio, tapi gak semudah itu buat lupain dia. Gue udah berusaha, sekarang hasilnya apa? Gue tetep gak bisa, butuh waktu yang lama. Gue juga ragu buat lupain dia."
"Lo gak boleh nyerah gitu aja dong Nath, dia itu gak pantes buat lo cintai. Kenapa gak lo coba buka hati buat orang lain supaya lo bisa lupain dia?"
"Gak bisa Vio."
"Coba dulu Nath, mana lo tau kalo belum di lakukan. Gue cuma gak mau lo terus-terusan murung, gue mau sahabat gue ceria lagi."
"Iya udah deh, gue bakal berusaha lebih keras lagi. Makasih ya lo udah selalu dukung gue Vio."
Viola pun membalas dengan memeluk sahabatnya. Tapi tiba-tiba seseorang datang mengganggu.
"Eh eh kalian berdua ngapain peluk-pelukan, masih pagi juga udah peluk-pelukan."
"Apa deh lo Ver gangguin aja." Sahut Vio cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Memilih Pergi (END)
أدب المراهقينAku akan memilih jalan lain agar aku bisa melihat mu bahagia meski tak bersama ku -Vernatha Mikhaella Smith Karena egoku terlalu tinggi untuk mengalahkan perasaan yang sesungguhnya ku rasakan -Andrian Ramatha Tidak selamanya sebuah cerita akan berak...
