2

257 31 15
                                    

"Wooseok temenin fotocopy kuy?!"

Aku menoleh sekilas dan berdeham sebagai tanda bahwa aku mengiyakan ajakan Yohan yang sekarang berdiri diambang pintu.

"Bentar!" Kataku tanpa mengalihkan pandangan dan tetap melanjutkan aktivitasku mencatat beberapa materi dari buku Midam. Sedangkan Midam disebelahku sedang tertidur pulas dengan kepala yang ia masukkan ke dalam tasnya.

Tak..

Aku sedikit membanting penaku dengan keras, sungguh tanganku pegal sekali karena sudah satu jam lamanya aku menulis. Setelah menutup pena, aku segera bangkit dan menghampiri Yohan yang sekarang tengah beradu mulut dengan Yuvin, anak kelas sebelah yang entah sejak kapan suka sekali merecoki Yohan.

"Yohan cantik-cantik galak, pantes jomblo!"

Ku lihat Yohan menggertakkan giginya dan menatap Yuvin dengan tajam. Tepat saat Yohan hendak membuka mulutnya, aku sudah lebih dulu melerai mereka.

"Vin jangan gitu, jodoh tau rasa!"

"Najis!" Ucap mereka bersamaan yang membuatku terkekeh geli.

Yohan mendengus kasar dan segera mengamit lenganku untuk menjauh dari sana. Kami berjalan beriringan dengan Yohan yang membawa sebuah buku untuk difotocopy ditangan kirinya.

Sebenarnya kelasku sedang jam kosong, karena guru yang mengajar berhalangan datang entah karena alasan apa. Itulah yang membuatku sedari tadi mencatat materi yang diberikan oleh guru tersebut sebagai tugas. Jangan tanya kenapa Midam sudah selesai sedangkan aku belum! Karena Midam mempunyai kemampuan untuk menulis cepat tanpa merusak tulisannya. Iya mau secepat apapun Midam menulis, tulisannya akan selalu rapi dan membuatku sedikit iri dengannya.

Aku dan Yohan sudah sampai keluar gerbang sekolah, sedangkan tempat fotocopy-an berada diseberang jalan bersebelahan dengan sebuah warung gorengan tempat biasa Jinhyuk dan teman-temannya berkumpul.

Aku dan Yohan segera berlari saat jalanan lenggang. Dalam hati aku berdo'a semoga Jinhyuk tidak sedang membolos di warung itu. Dan ternyata do'a ku didengar oleh Yang Maha Kuasa. Karena saat aku melirik ke arah warung, Jinhyuk dan teman-temannya tidak ada disana. Yang membuatku sedikit tersenyum lega karena Jinhyuk mulai mengikuti perkataanku untuk mengurangi kebiasaannya membolos.

"Mbak fotocopy dari halaman 23 sampe 30 bolak-balik," kata Yohan sembari menyodorkan buku yang tadi ia bawa, sedangkan aku hanya berdiri disebelahnya.

"Permisi!"

Aku menoleh dan ku lihat Seungwoo sedang berdiri tepat dibelakangku dengan tatapan datarnya.

"Bisa minggir? Gue juga mau fotocopy,"

Aku mengangguk canggung dan segera bergeser ke sisi kanan. Lalu Seungwoo mulai bergerak maju dan berbincang dengan pekerja tempat ini. Aku mengalihkan perhatianku menatap beberapa pernak-pernik didalam etalase yang juga dijual disini. Tanganku dengan pelan menyentuh kaca etalase tersebut, dan pandanganku jatuh pada sebuah gantungan kunci berbentuk karakter Doraemon berwarna biru.

"Bagus ya?"

Aku mengangguk menanggapi pertanyaan Seungwoo. Tapi tunggu, aku segera menoleh untuk memastikan apakah barusan benar Seungwoo yang bertanya atau bukan. Ku lihat Seungwoo tersenyum ke arahku, membuatku sedikit terpana dan tertegun hanyut ke dalam senyumannya.

"Mbak mau gantungan itu dong."

Aku tersentak dari lamunan saat mendengar suara Seungwoo mengalun dengan lembut ditelingaku.

"Nah, buat lo." Katanya sembari menyerahkan gantungan kunci yang tadi aku perhatikan.

Aku pun menggeleng dan mendorong tangannya pelan, "Gak usah makasih."

Never Enough Ft. Wooseok On FocusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang