8

142 16 10
                                    

"Aarrgghh.."

Aku menatap datar Jinhyuk yang saat ini tengah terpejam erat sambil sesekali menggeram nikmat sementara aku masih terus melanjutkan aktivitasku. Jika kalian bertanya apa yang sedang aku lakukan, maka siapkah kalian mendengar jawaban dariku?

Baiklah aku akan memberi tahu kalian jika sekarang aku sedang mengulum kejantanan milik Jinhyuk. Kepalaku bergerak maju-mundur seolah berniat melahap habis kejantanannya yang semakin membesar didalam mulutku. Aku tengah menungging diatas lantai sementara Jinhyuk duduk diatas sofa, iya kami berdua sudah berada di rumah Jinhyuk. Rumah Jinhyuk itu sepi, karena memang kedua orang tuanya sibuk bekerja.

"Arrghh lebih dalem yank.." Katanya sambil mendorong kepalaku untuk memperdalam kejantanannya.

Aku sedikit terbatuk dan tersedak kala kejantanannya menumbuk tenggorokanku. Dengan sebal aku memukul pahanya dan menatapnya sinis, yang hanya dibalas cengiran kecil oleh Jinhyuk.

Sebenarnya hal ini sudah sering kami lakukan, terlebih saat Jinhyuk sudah berkata 'kangen'. Kangen yang dimaksud Jinhyuk adalah ia yang ingin aku memuaskan nafsunya. Jika kalian mau tau, kami juga sudah sering melakukan hubungan seks sejak kelas 10. Iya se-toxic itu hubungan kami berdua. Jadi jika aku masih mempertahankan Jinhyuk, bukan hanya karena aku menyayanginya tapi karena memang ia sudah berani mengambil sesuatu yang aku jaga sedari kecil.

Aku merasakan miliknya yang semakin membesar dan berkedut didalam mulutku, yang aku tau bahwa sebentar lagi ia akan mencapai puncaknya. Aku segera mempercepat kulumanku, tangan ku tentu tak tinggal diam karena sekarang aku sedang memainkan twinsball miliknya dengan gemas.

"Jangan dimuntahin!"

Aku hanya mengangguk malas dan kembali melanjutkan aktivitasku. Sejujurnya aku ingin semua cepat selesai karena mulutku sudah amat sangat sakit. Ya bagaimana tidak jika sudah 1 jam lamanya aku mengulum kejantanan Jinhyuk tapi ia tidak kunjung mencapai puncaknya. Iya sekuat itu Jinhyuk, makanya jika kami berhubungan seks maka hanya aku saja yang kelelahan karena tak bisa menandingi gairahnya. 1x ejakulasi untuk Jinhyuk setara dengan 3x ejakulasi untukku. Jadi bisa dibayangkan bagaimana lelahnya aku?

Jinhyuk semakin menekan kepalaku yang membuatku mau tak mau menurut walau sebenarnya aku benar-benar merasa sesak.

Crot.. Crott..

Cairan kental mengalir membasahi kerongkonganku. Yang tentu saja segera aku teguk agar cepat selesai.

"Hah.. Hah.."

Ku lihat Jinhyuk terkapar lemas dengan punggung yang menyandar pada sofa. Ia terpejam sambil mengatur nafasnya, sementara aku segera mengeluarkan kejantanan Jinhyuk dan mulai mengelap cairan yang tumpah dikedua pipiku.

Perlahan Jinhyuk menarikku untuk bangkit, aku menurut dan langsung mendudukkan diri tepat diatas pangkuannya. Aku sedikit bergerak tak nyaman karena demi apapun kejantanan Jinhyuk amat sangat mengganjal dibelahan pantatku.

"Jangan gerak yank nanti bangun lagi.." Bisiknya sambil meringis karena perbuatanku.

Aku hanya terkekeh dan memeluk leher Jinhyuk dengan erat. Ia pun membalasnya dengan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ku yang ramping.

"Kenapa yank?" Tanyanya dengan lembut membuat hatiku langsung berdesir hangat.

Aku menggeleng pelan dan sedikit memainkan rambut legamnya. "Jangan kasar lagi Hyuk, aku takut." Kataku lirih.

Ku dengan ia menghela nafas dan semakin mengeratkan pelukannya. "Maaf yank.."

"Iya Hyuk tapi jangan diulangi!" Pintaku dengan nada yang ku buat sememohon mungkin.

Never Enough Ft. Wooseok On FocusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang