#D-day the sadness is gone
—
Seorang pemuda dengan surai peraknya yang tertiup angin berlarian di koridor rumah sakit. Masih mengenakan seragam sekolahnya, ia mengingat-ingat ucapan sang resepsionis mengenai letak kamar seseorang. Kepalanya tertoleh, mencari dimana setidaknya belokan yang dimaksud wanita itu tadi.
Setelah menemukan apa yang ia cari, langkah pemuda itu memelan. Kemudian ia berhenti, tepat di depan sebuah pintu bernuansa putih itu. Dihelanya nafas panjang, sebelum jemarinya menyentuh dan menekan knop pintu agar terbuka. Netranya melebar, menyaksikan seorang pemuda lainnya tengah menyantap sarapannya di atas brankarnya.Cepat-cepat pemuda bersurai perak itu menghampirinya, meraih jemari kurus pemuda lainnya dan menggenggamnya erat. Ia menangis, melihat yang terkasihnya sudah bisa membalas genggamannya.
"Aku sembuh kamu malah nangis, dasar Eric cengeng," ejek pemuda yang duduk di atas brankar itu.
Sementara pemuda bersurai perak, Eric Sohn menyeka dengan cepat pipinya. "Kebiasaan banget! Gak ngerti, ya, aku udah panik kalau operasimu itu gagal! Tahu begitu tadi Eric nggak usah jenguk Sunwoo." Bibirnya mengerucut kecil, tapi genggaman pada tangan sang kekasih tidak ia lepaskan.
Sunwoo terkekeh parau. "Iya, iya. Peluk?" tanyanya, merentangkan kedua lengannya.
Eric tanpa ingin membuang waktunya langsung menubrukkan badannya dan melingkarkan lengannya pada tubuh Sunwoo. Sunwoo menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Eric, menghirup dalam-dalam wangi tubuh kekasihnya itu setelah sekian lama ia tidak pernah bisa menciumnya.
"Itu artinya sekarang Sunwoo udah sembuh 'kan?" Suara Eric sedikit teredam karena wajahnya kini tenggelam pada dada bidang pemuda bersurai merah itu.
Sunwoo berdeham, masih mempertahankan posisi nyamannya.
"Eric gak perlu nangis karena Sunwoo yang kesakitan atau sedih karena gak bisa ketemu Sunwoo di sekolah 'kan?" Lagi, Eric kembali bertanya.
Mendengarnya, membuat Sunwoo sedikit melonggarkan pelukannya. Ditatapnya netra jernih milik kekasihnya itu lamat-lamat, kemudian dengan cepat Sunwoo sedikit merendahkan kepalanya. Mengecup bibir ranum milik Eric, meski hanya sekilas.
Mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu dari Sunwoo membuat mau tidak mau Eric terkejut. Wajahnya seketika memerah, sementara Sunwoo malah tertawa gemas dan mengacak-acak surai serta hati Eric pada pagi hari ini.
"Iya, Eric gak perlu ngerasain semua itu lagi. Sunwoo 'kan udah bisa jalan bersisian sama Eric," balas Sunwoo lembut, sembari kembali menarik yang lebih mungil ke dalam pelukannya.
***
21 Juni, 2020gak kuat ah, sunric terlalu menggemaskan huhuhu. btw
pendek aja ya wkwk, kalo dikasi
konflik bisa-bisa bersambung trs
KAMU SEDANG MEMBACA
about us | tbz.
FanfictionTentang kita, kumpulan dari beberapa individu yang masih terlampau labil. oneshoot collection, © tinybs, 2020