Sangyeon tersenyum lebar tatkala sosok yang selama setahun terakhir ini menghantui pikirannya. Pemuda itu diam-diam berjalan mendekat, bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Netranya memperhatikan setiap gerak-gerik sang pujaan hati dengan senyum lebar masih terpatri jelas dibibirnya.
"Hoi!"
Sampai tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, membuat Sangyeon reflek terlonjak dan tanpa sengaja menabrak tong sampah. Benda mati itu berguling hingga berakhir menubruk seorang pemuda yang sedaritadi menjadi pusat perhatian Sangyeon.
"Ngagetin mulu, dasar Lee Sialan Jaehyun," ujar Sangyeon ketus, belum menyadari tong sampah tadi sudah tidak berada di tempatnya.
Jaehyun terkekeh nyaring, namun langsung lenyap begitu melihat seseorang terjatuh akibat sebuah tong sampah menghantam kaki belakangnya. Pemuda itu menarik ujung jaket Sangyeon, mencoba menunjukkan pada Sangyeon kalau sang pujaan hatinya itu baru saja mengalami kejadian memalukan.
"Yeon, gebetan lu, tuh!" seru Jaehyun heboh.
Mendengar kata 'gebetan', kepala Sangyeon segera tertoleh ke belakang. Kedua matanya seketika melebar, melihat tubuh kurus seorang pemuda manis sudah terduduk di tanah. Kemudian ia berlari menghampiri sosok bersurai merah muda itu, berjongkok disebelahnya dengan kepala sedikit ia tundukkan.
"Lo gak apa-apa?" tanyanya membuat kepala si manis terangkat.
Wajahnya memerah. "Lo yang dorong itu tong sampah, kan?! Ngaku lo!" semburnya tiba-tiba.
Sangyeon menaikkan kedua alisnya, cukup terkejut mendapat respon seperti itu. "Gue gak sengaja, sumpah. Siniin tangan lo, gue bantuin bangun." Tangan Sangyeon terulur ke depan wajah pemuda manis itu.
Tapi segera ditepis olehnya. "Cih. Gara-gara lo gue jadi malu begini! Siapa sih nama lo?!"
"Nama gue? Lee Sangyeon, tapi buat apa?"
"Ha! Buat gue laporin ke kantor polisi lah! Lo udah ngebuat gue malu, ditambah lagi nih! Lihat! Telapak tangan sama siku gue jadi berdarah," ujar pemuda bersurai merah muda itu penuh emosi, sampai wajahnya memerah nyaris menyerupai surainya.
Sangyeon mengerjap, memperhatikan pemuda di hadapannya kini masih menggerutu kesal. "Gue 'kan gak sengaja, lagian lo cuman kesenggol tong sampah. Bukan diserempet mobil dan nyaris mati," responnya membuat pandangan si manis kembali teralih padanya.
Ia berdecih. "Cih. Tapi lo udah bikin badan gue sakit! Tanggung jawab!"
"Tanggung jawab? Ini kenapa jadinya gue berasa habis nganu-nganuin lo, sih?" ceplos Sangyeon dengan kedua alis saling bertaut. "Denger, ya, Choi Chanhee—"
"TAU DARIMANA NAMA GUE?! STALKER YA LO?" pekik Chanhee nyaring memotong ucapan Sangyeon.
Sangyeon mengatupkan bibirnya, telinganya masih terasa shock mendengar lengkingan suara berfrekuensi tinggi itu di dekatnya. Sempat berdenging sesaat, sebelum akhirnya ia memilih untuk menarik bahu sempit Chanhee dan membantunya untuk bangkit.
Chanhee hanya manut saat Sangyeon menuntunnya sedikit berjalan mencari tempat duduk. Keduanya akhirnya mempelkan bokong pada salah satu bangku yang tersedia di taman kampus tersebut.
"Kebetulan gue ada plester sama air putih." Sangyeon segera merogoh dua buah plester bermotif dinosaurus beserta sebotol air mineral. "Siniin tangan lo yang luka," ujarnya mengulurkan tangan.
Chanhee balas mengulurkan tangan kirinya, meski ekspresi wajahnya masih jutek dan sedikit memerah akibat kesal. Tangannya segera disambar oleh Sangyeon, disiram menggunakan air mineral dan pemuda Lee itu usap menggunakan tisu milik Chanhee.
Setelah ia memasang kedua buah plester itu, pandangannya terangkat dan tertuju pada mata indah Chanhee. "Karena gak ada obat merah dan takut keburu kena debu, jadi gue pakein yang ada aja. Gak apa-apa?"
"Gak apa-apa," balas Chanhee, sedikit tersipu tatkala pemuda disebelahnya ini tersenyum menawan. "Thanks." Namun tiba-tiba Sangyeon tergelak, membuat Chanhee mengerutkan keningnya. "Kenapa lo?"
"Haha, nggak-nggak. Gue cuman gak ngira aja padahal tadi lo sensitif banget kayak pantat bayi, sekarang malah malu-malu ngucap makasih. Gemes aja gitu," ujar Sangyeon membalas, sembari tatapannya masih terkunci pada mata indah pemuda bersurai merah muda itu.
Kedua pipi Chanhee langsung memerah, mendengar kata terakhir yang Sangyeon ucapkan membuat udara di sekitarnya menjadi panas begitu saja. Akhirnya memilih untuk menutupi salah tingkahnya, ia dengan cepat memukuli lengan Sangyeon yang sukses mengundang tawa lebih besar dari pemuda Lee disebelahnya itu.
***
22 Juni, 2020gak nyambung, intinya babeh gemesin. bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
about us | tbz.
FanfictionTentang kita, kumpulan dari beberapa individu yang masih terlampau labil. oneshoot collection, © tinybs, 2020