# failing to move on is natural, isn't it?
—
Ting!
YH
| hai J
| gimana kabarnya?Hyunjae mengerjapkan kedua mata indahnya, mendapati notifikasi dari Kim Younghoon, mantan kekasihnya. Kenapa tiba-tiba menanyakan kabar?, pikirnya tak mengerti.
Pemuda Lee itu merebahkan tubuhnya pada sofa yang diletakkan di ruang tamu rumahnya, terus memandangi layar ponselnya dengan kerutan samar di kening. Ia penasaran motif apa yang Younghoon gunakan untuk mengiriminya pesan kembali, setelah setidaknya enam tahun mereka memutuskan hubungan dan komunikasi.
Hyunjae sadar ia dan pemuda tampan itu putus secara tidak baik. Ada kesalahpahaman terjadi dari pihak Younghoon. Waktu keduanya masih sama-sama duduk di bangku SMA, Hyunjae ketahuan tengah berdua dengan salah satu adik kelasnya, Lee Juyeon.
Younghoon menduga keduanya bermain belakang, padahal kenyataannya adalah Juyeon dan Hyunjae disuruh membeli beberapa keperluan tambahan untuk acara tahunan OSIS. Tapi pemuda Kim itu menulikan telinganya, enggan mendengar seluruh penjelasan yang hendak Hyunjae beberkan.
Hingga akhirnya, pada malam itu Younghoon memilih memutuskannya di taman dekat komplek perumahannya. Kemudian segera meninggalkan Hyunjae dalam keadaan menangis seorang diri. Younghoon juga memblokir seluruh komunikasinya dengan Hyunjae, pemuda itu langsung menghilang bak ditelan oleh inti bumi.
Membuat selama masa SMA-nya, Hyunjae tidak pernah bisa memaafkan dirinya karena sudah membuat salah satu orang terkasihnya kecewa dan pergi meninggalkannya.
Ting!
Pemuda manis itu tersentak, saat tanpa sadar melamun dan mengingat kenangan pahitnya terdahulu. Cepat-cepat ia gulir layarnya itu, melihat siapa yang baru saja mengiriminya notifikasi lagi.
YH
| dibaca doang
| kamu masih marah?Kamu.
Hyunjae mendengus pelan. Jelas-jelas dulu waktu Younghoon memutuskannya, pemuda itu bahkan menggunakan kata 'gue-lo' dan 'sampah' kepadanya. Tapi lihat sekarang, 'kamu'.
apa sih? |
Membalas singkat, kemudian ia segera keluar dari aplikasi chatting itu. Menaruh ponselnya di sofa dan beranjak ke dapur karena ia sudah kelaparan.
—
Ting!
Perhatian Hyunjae teralih yang semulanya tengah menonton televisi, kini berpaling pada ponselnya. Layarnya menyala, menampilakan beberapa notifikasi dari aplikasi chatting kembali. Melihat nama kontak 'YH' tertera pada layar, membuat dengusan kembali keluar dari mulutnya.
"Yang benar saja orang ini..," gumamnya sembari meraih benda pipih itu.
YH
| Je, aku mau minta maaf
| dulu aku masih terlalu labil
| dan terlalu keras kepala sampai tidak
ingin mendengarkan penjelasanmu
| aku pengen kesalahpahaman diantara
kita ini segera berakhir
| karena aku kangen kamu, J. kangen gimana dulu kita selalu berdua kemana aja
| hyunjae, please forgive meapa keuntungan gue? |
masa lalu udah berlalu, gak usah
dibahas lagi |You blocked YH.
Hyunjae melempar ponselnya ke sembarang arah, suasana hatinya memburuk akibat pesan yang dikirim mantannya itu. Jadi tanpa pikir panjang ia segera memblokir kontaknya, mengabaikan bagaimana perasaan Younghoon di seberang sana.
Ia mengusap wajahnya gusar, perasaan lamanya itu muncul kembali. Perasaan bagaimana dulu ia begitu menyayangi seorang pemuda bermarga Kim itu, bagaimana Younghoon selalu menggenggam erat jemarinya saat keduanya berjalan di sekolah ataupun dimana saja.
"Argh! Sialan kau, Kim Younghoon!" erang Hyunjae, langsung beranjak dan meraih jaket serta kunci mobil.
—
Dan disinilah ia sekarang, memilah beberapa kotak susu dengan troli berada dalam cengkramannya. Daripada memikirkan soal pesan mantannya, lebih baik Hyunjae membeli beberapa kotak susu favoritnya dan ayam di salah satu toko langganannya bersama—
Ck. Sialan, dia lagi, dia lagi.
Hyunjae berdecak pelan, begitu sadar dulu Younghoon sering mengajaknya untuk membeli beberapa potong ayam di toko tersebut. "Gara-gara pesan sialan itu, yang benar saja Lee Hyunjae."
Setelah selesai dengan urusannya, pemuda itu segera menuju ke parkiran sembari menenteng kantung plastik berisikan belanjaannya yang merembet ke beberapa makanan ringan. Saat Hyunjae tengah memasukkan belanjaannya ke mobil, suara seseorang mengalihkan perhatiannya.
"Hai, J."
Atensi Hyunjae teralih, mendapati seorang pemuda tinggi sudah berdiri bersandar pada pintu mobilnya yang terbuka. Kedua mata indahnya melebar, kembali bertemu dengan sosok dari masa lalunya itu.
"Younghoon?" Suaranya tercekat, apalagi setelah Younghoon dengan perlahan mendorongnya ke dalam mobil dan merangsek masuk untuk duduk di jok belakang.
Kedua mata Hyunjae bergetar, nyaris saja air matanya tumpah akibat bisa kembali melihat Younghoon. Tapi segera ia tahan, menyadari Younghoon mulai menggenggam jemarinya kemudian mengelus pipinya lembut.
"Rindu," ujar pemuda Kim itu lirih. "Boleh peluk?"
Hyunjae diam, bingung harus merespon apa. Sampai akhirnya Younghoon memilih untuk tidak menunggu jawaban darinya dan melingkarkan lengan panjangnya.
"Wangi kamu masih sama, bikin aku tambah rindu," bisik Younghoon, tepat disebelah telinga Hyunjae.
Wajah pemuda Lee itu memerah tanpa bisa ia tahan, menyadari bagaimana eratnya rengkuhan Younghoon dan lembutnya tangan mantannya itu mengelus surainya sedaritadi. Memilih membuang seluruh gengsi, Hyunjae akhirnya melingkarkan lengan pada pinggang Younghoon. Membalas sang mantan dengan penuh kerinduan juga.
"Gue—aku juga rindu."
***
23 Juni, 2020milih up ini karena... belum sempet ngetik buat cerita sebelah. bye hshshshs
KAMU SEDANG MEMBACA
about us | tbz.
FanfictionTentang kita, kumpulan dari beberapa individu yang masih terlampau labil. oneshoot collection, © tinybs, 2020