# hope this is just a bad dream
—
Kevin sejak pagi tidak bisa menyembunyikan bagaimana dadanya bergemuruh dan berdentum dengan sangat keras karena mengingat hari apa ini. Senyuman hangat pun tak pernah lepas dari bibir tipisnya, juga harinya semakin membaik saat melihat kekasihnya sudah duduk di teras rumahnya.
"Kak, jadi?" tanya yang lebih muda.
Kevin melirik jam tangan berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jadi, Sayang. Tapi aku mandi dulu, ya? Takut kamu kebauan nanti di mobil," balasnya diiringi tawa ringan.
Kekasihnya, Hwall juga terkekeh pelan mendengarnya. "Iya, mandinya cepetan, ya, kak. Takut nanti pulangnya malah kemaleman."
Kevin memberikan gestur 'oke' dengan tangannya, sebelum menarik lembut tangan Hwall untuk masuk ke dalam rumahnya.
—
Setelah selesai membersihkan diri, keduanya kini sudah duduk manis di dalam mobil milik Kevin. Mereka berencana untuk makan malam di salah satu restoran yang sudah Kevin pesan khusus untuk malam ini.
"Kak," panggil Hwall, memecah keheningan.
Kevin hanya berdeham, ia sibuk memperhatikan jalan raya.
"Gak kerasa, ya..," gumam Hwall, sembari jemarinya mengeratkan genggaman pada salah satu tangan Kevin. "Udah dua tahun," lanjutnya membuat senyuman Kevin semakin lebar.
"Iya, gak kerasa. Kamu gak bosen 'kan sama kakak?"
Hwall cepat-cepat menggeleng. "Enggak lah, kenapa aku harus bosen kalau kakak aja humoris padahal lagi diem? Jarang banget nemu orang kayak kak Kevin."
Kevin sempat berdecak, sebelum ia melepaskan tautannya dan beralih mengacak surai hitam kekasihnya itu dengan gemas. Atensi pemuda Moon itu teralih dari jalanan pada wajah imut milik Hwall, sampai pekikkan yang lebih muda mengagetkannya.
"Kak, awas ada truk!"
Kevin langsung menghadap ke depan lagi, kemudian berusaha menghindari sebuah truk yang tiba-tiba saja keluar jalur dan menuju ke arah mobil mereka. Susah payah Kevin mencoba menghindar, sebelum pada akhirnya ia membanting stir membuat mobil sedan hitam itu terjun bebas ke dalam jurang.
DEG!
Kevin terbangun di sebuah ruangan dengan nuansa putih mendominasinya. Ia arahkan pandangannya menelusuri ruangan asing tersebut, sampai tiba-tiba derit pintu mengalihkan atensinya. Bisa Kevin lihat berdiri seorang pemuda familiar di bingkai pintu tersebut.
"Kevin? Udah sadar? Astaga." Pemuda itu langsung berlari mendekati brankar tempat Kevin berbaring saat ini. "Gimana? Masih ada yang sakit, gak?"
"Hwall.., mana?" lirih Kevin terbata.
Pemuda itu mengerutkan keningnya. "Hwall udah gak ada, Vin," ucapnya kemudian, mengejutkan Kevin yang sedang berusaha menggerakkan tangannya.
"Lo.., pasti bohong 'kan, Cob?" Kevin memicingkan matanya. "Semalem gue..., bahkan masih satu mobil sama dia," lanjutnya parau.
Pemuda itu, Jacob menggeleng. "Vin, lo itu udah koma dua bulan dan Hwall udah dimakamkan dua bulan yang lalu juga, gara-gara mobil kalian masuk jurang."
Kevin menitikkan matanya. Jadi, yang tadi itu bukan mimpi? Ia dan Hwall benar-benar jatuh ke jurang?
Jacob yang melihat sahabat kecilnya itu menangis dalam diam pun berinisiatif untuk memeluk tubuh Kevin. Ia sesekali mengusap sudut mata Kevin, menghapus jejak basah dari sana. Kedua alis Jacob saling bertaut, cukup tidak tega melihat Kevin yang baru sadar dari komanya sudah harus dipukul oleh kenyataan bahwa kekasihnya sudah tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
about us | tbz.
FanficTentang kita, kumpulan dari beberapa individu yang masih terlampau labil. oneshoot collection, © tinybs, 2020