Beberapa bulan sebelum perempuan itu pergi dari hidupnya,,,,
Hujan sore ini tak kunjung henti. Sudah 2 jam lamanya gadis ini menunggu hujan itu reda. Tapi sepertinya hujan kali ini akan lebih lama hadirnya.
Seorang gadis tengah duduk sendirian di sebuah caffe dengan sweater abu terpakai ditubuhnya. Warna abu memang kesukaannya.
Gadis ini adalah Lintang Shena Mariana. Orang-orang memanggilnya dengan sebutan Lintang. Siapa yang tidak kenal dengan gadis ini? Seorang ketua osis cantik dengan sikap dingin dan cuek yang melekat didalam dirinya, dengan wajah datar yang senantiasa menghiasi wajahnya. Banyak siswa yang enggan berurusan dengan gadis ini, bahkan para kaum adam pun harus berpikir berkali-kali jika akan mendekati gadis ini.
Hal itu tak membuatnya merasa dikucilkan, justru ia lebih senang dengan perlakuan teman-temannya itu. Perlakuan teman-teman pada dirinya tak membuatnya merasa kecewa, karena ia percaya ada yang lebih menyakitkan tentang persahabatan dari sebatas dijauhi seperti ini.
🌷🌷🌷
Brumm,,, Brumm,,,
Suara bising dari pengendara motor membuat pengendari lain jengah. Sekumpulan anak muda dengan jumlah lima orang, mereka berhenti di sebuah caffe. Setelah itu mereka langsung memarkirkan motor mereka. Kemudian masuk dalam caffe.
Tingg,,,
Suara lonceng terdengar di telinga semua pengunjung didalam caffe,menandakan datangnya pengunjung baru. Hal itu membuat siapa yang masuk menjadi pusat perhatian.
Gadis ini menoleh kepada siapa orang yang masuk kedalam caffe. Anak geng motor ternyata, pikir Lintang.
Kemudian dia melanjutkan minumnya. Ini pertama kalinya ia mendatangi caffe ini. Matanya tak henti melihat suasana diluar caffe. Rintikan hujan itu tak kunjung henti. Langit sudah mulai menunjukan jika malam akan tiba. Kapan hujan ini akan berhenti? Tanyanya dalam hati.
🌷🌷🌷
Kemudian mereka duduk berkumpul dan memanggil seorang pelayan untuk memesan sesuatu.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan cantik itu.
"Cappucino 1" Ucap laki-laki ini dengan nada dingin.
"Yang lain?" tanya pelayan itu lagi.
"Kita samain aja" balas seorang laki laki dengan mata mengedip sebelah kepada pelayan itu.
"Baik, ditunggu sebentar" ucap pelayan cantik itu kemudian pergi meninggalkan lima laki-laki tampan ini.
🌷🌷🌷
"Bro liat deh tuh cewek kek nya gue baru liat dia disini" ucap seorang laki-laki, namanya Dimas.
Ucapan Dimas membuat kedua temannya menoleh kepada gadis yang sedang duduk dipojokan cafe sendirian. Berbeda dengan seorang laki-laki yang enggan untuk menoleh.
Laki-laki itu adalah Marshella Jingga Widianto, banyak orang yang mengenalnya. Lagipula siapa yang tidak kenal dengan Jingga yang terkenal tampan ini? Seorang oria tampan yang menjadi incaran para gadis, bahkan ada yang tante-tante, ehh maaf keceplosan. Sikap dinginnya tak membuat wanita menyerah untuk mendekati laki-laki ini, justru karena sikap dingin dan karena sikap cueknyalah ia banyak kagumi kaum hawa.
"Lo kira, lo hapal orang orang yang masuk ini caffe" sanggah seorang laki-laki, namanya Rey. Sikap laki-laki ini tidak jauh dari Dimas. Sama-sama memiliki sikap absurd tingkat akut.
"Ya enggak juga"
"Makanya jangan so tau" timpal Ferdiana. Seorang laki-laki yang berbeda dari ketiga temannya. Dia memiliki sikap ramah, ia menjadi penengah antara kedua makhluk yang bernama Dimas dan Rey.
Kemudian Dimas menoleh kepada temannya yang bernama Jingga itu. Sungguh sepertinya ia enggan untuk melihat kepada gadis yang sedari tadi mereka bicarakan.
"Lo gak liat dia jing?" tanya Dimas.
"Coba deh lo liat sedikit juga lo pasti suka tuh cewek" ucap Rey.
"Jingga gak kaya kalian suka jelalatan liatin cewek" timpal Ferdiana.
"Lu dukung Jigong atau ngehina kita?" tanya Rey.
"Dua duanya" jawab Ferdiana dengan santai. Btw Jigong itu panggilan untuk Jingga dari teman-teman gilannya. Ganteng-ganteng dipanggil jigong? Sungguh naas hidupnya Jingga berteman dengan mereka.
"Lo mah gak pernah netral yah kalo ngom-" ucapan Dimas terpotong oleh Jingga.
"Berisik" ujar Jingga dengan ketus.
"Iya iya bang jigong maaf" ucap Dimas.
"Liat dulu bentar, dia cantik kok gak jauh perbedaanya sama orang dimasa lalu lo"
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
J&L
Teen Fiction"Lo tau gue suka cerita teluk alaska?" Tanya gadis itu. "Gue tau" balas laki-laki disampingnya ini. "Gue suka cerita teluk alaska, tapi gue gak berharap kalau takdir gue seperti takdir teluk alaska. Bertemu tapi tidak bersatu. Gue berharap, tuhan...