Hentakan banyak pasang kaki terdengar ditelinga seorang gadis yang kini berjalan di koridor sendirian. Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu.
Segerombolan siswa siswi berhaburan keluar sekolah, meskipun bel sudah berbunyi lebih dulu. Ada sebagain kelas yang keluar kelas mereka terlambat. Dan salah satunya adalah kelas Lintang.
Kini ia hanya berjalan sendirian, dia benar-benar tidak memiliki teman saat ini. Banyak teman-teman sekelasnya yang bertanya. "Kemana dia?" "Kok udah jarang liat dia disekolah?" "apa dia pindah sekolah?" "atau kalian berantem sampe dia pindah?".
Dan untuk kesekian kalianya Lintang tak menggubris pertanyaan orang-orang itu. Ia yakin, mereka bukan benar-benar peduli, tetapi hanya sekedar ingin tahu. Yahh lebih tepatnya mereka kepo.
Pertanyaan-pertanyaan itu tertuju pada seseorang yang dulu senantiasa menghabiskan waktu disekolahnya bersama orang itu. Kekantin bareng, mojok diperpus kadang pula mereka sampai tertidur dan bolos pelajaran.
Namun, itu hanyalah kenangan manis yang kini jika dikenang akan pahit dan sakit. Bagaimana tidak? Orang yang kamu anggap lebih dari sahabat, malah menghancurkan kepercayaan.
Dan tentang kisah cintanya? Ahh rasanya setiap kali ia mengingat hal itu, ia merasa dirinya adalah wanita yang paling menyedihkan didunia.
Ternyata benar, sekalinya kepercayaan itu runtuh. Kepercayaan itu tak akan bisa kembali utuh.
🌷🌷🌷
"Lo langsung pulang kerumah atau mau ikut main di rumah Ferdiana?" tanya Dimas
"Gue pulang" balas Jingga singkat.
"Anak ibu ya gini" sindir Rey.
"Bodo amat, gue pulang duluan" ucap Jingga lalu berjalan menuju motor kesayangannya.
"Hati hati jing" sahut Reza.
Setelah itu motor Jingga mulai meninggalakn bascamp Forte, membelah angin malam. Belum lama ia melajukan motonya, tiba-tiba pandangannya tertuju pada seorang gadis yang berjalan sendirian dotengah malam seperti ini.
Sejenak ia memberhentikan motornya, ia rasa ia mengenali siapa gadis itu. Dan ternyata dia, "ahh gue bahkan gak tau siapa nama cewek itu" keluh Jingga kesal.
Tak berpikir panjang ia langsung menghampiri gadis itu. Suara bising dari pengendara motor membuat gadis itu membalikkan badannya dan menoleh siapa pengendara motor itu.
"Ngapain malem malem keluyuran?" tanya Jingga.
"Lo nanya sama gue?" tanya balik Lintang, yah gadis ini adalah Lintang.
"Lo mau ngelont* malem malem gini?"
Mendengar pertanyaan Jingga membuat Lintang terkejut. Sungguh laki-laki yang sekarang disamping ini apa tidak memiliki hati dan pikiran? Bertanya seenaknya saja.
"Gue bukan pelacur asal to tau" balas Lintang dengan nada yang tidak bersahabat.
"Dasar cewek baperan" sindir Jingga sambil tersenyum meremeh.
"Gpp, baperan juga gk ngerugiin gue, gak bikin aneh juga. Justru lo yang aneh, orang baik hati dibilang baperan" jelas Lintang
Jingga tak menggubris ucapan Lintang, ia masih fokus dengan gadis disampingnya ini. "Kenapa dia mirip sekali dengan-"
Gadis itu mulai melanjutkan langkahnya. Merasa gadis itu menjauh dari posisinya, Jingga langsung turun dari motornya dan mengahmpiri gadis itu dan menarik tangannya.
"Apa sih" ujar Lintang sambil menepis kasar tangan Jingga.
Tanpa aba-aba Jingga langsung memeluk gadis dihadapanya ini. Sungguh ia tidak peduli dengan keadaan saat ini. Jalanan sepi dengan rintikan kecil air hujan mulau berjatuhan.
"Lo apa apaan sih lepas" teriak Lintang mencoba melepaskan diri dari dekapan Jingga.
"Diem bentar aja" ucap Jingga.
"Kalau kita dikira lagi mesum gimana?" tukas lintang.
"Plis gue butuh lo, stop gue mohon jangan meronta kaya gini. Gua gak bakal macem macem. Gue cuman butuh lo saat ini" jelas jingga.
Mendengar ucapan Jingga membuat Lintang menghentikan aksinya untuk melepaskan diri dari laki-laki yang saat ini masih memeluknya. "Kenapa dia sepertinya rapuh sekali?" batin Lintang.
Lintang masih terpaku, ia bingung harus melakukan apa? Apa ia harus membalas pelukan laki-laki dihadapannya ini? Ahh sungguh membingungkan.
"Siapa lo sebenernya?" tanya Jingga dengan lirih.
"Maksud lo?"
"Kenapa lo kembali? Apa lo gak ngizinin gue buat sepenuhnya lupa sama lo?"
"Lo ngomong apaan sih? Ngawur banget ngomong lo" ucap Lintang kesal, karena lagi-lagi laki-laki ini membahas hal itu dan pertanyaan itu "siapa lo sebenernya?"
Ia sungguh bingung dengan laki-laki ini. Apa yang dulu ia lakukan dengan dirinya? Pasalnya dulu ia tidak begitu dekat dengan Jingga, bahkan ia hanya sekedar tau orang tapi tidak tau nama. Aneh gak sih?
"Gue anter lo pulang" ucap Jingga sambil melepas dekapannya
🌷🌷🌷
Setelah mengantarkan gadis itu pulang, kini Jingga sudah sampai dikamarnya. Saat memasuki rumah, kedua orang tuanya agak bingung dengan sikap Jingga akhir-akhir ini.
Pria itu merebahkan tubuhnya dikasur. Setelah itu pikirannya lagi-lagi dipenuhi dengan gadis itu. Seketika ia teringat sesuatu.
"Sial, gue gak tau namanya siapa. Kenapa gue tadi sama sekali gak kepikiran buat nanya nama dia" ucap Jingga prustasi.
Rasanya saat bersama gadis itu. Dunianya kembali seperti dulu. Apa maksud dari semua ini? Apakah tuhan sengaja menghadirkan dia untuk menggantikan seseorang itu? Jika iya, ia harap tuhan tak akan mengambil orang itu.
Kali ini ia ingin egois dengan takdir, ia tidak akan mengalah lagi pada keadaan. Yahh kali ini ia akan benar-benar egois.
"Terimakasih telah menghadirkan dia kembali, meskipun dalam orang yang berbeda"
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
J&L
Teen Fiction"Lo tau gue suka cerita teluk alaska?" Tanya gadis itu. "Gue tau" balas laki-laki disampingnya ini. "Gue suka cerita teluk alaska, tapi gue gak berharap kalau takdir gue seperti takdir teluk alaska. Bertemu tapi tidak bersatu. Gue berharap, tuhan...