Satu minggu kemudian....
Satu minggu sudah berlalu, satu minggu seperti ada yang berbeda, satu minggu sudah laki-laki itu tiba-tiba saja menjauh darinya. Ehh tunggu, apa menjauh katanya? Apakah mereka pernah dekat?
Entahlah, dia pun bingung sendiri dengan pikirannya. Pasalnya sikap laki-laki itu kini agak berbeda dengan saat ia melakukan hal manis ditengah malam pada minggu lalu kepadanya.
Yahh laki-laki yang dimaksud Lintang adalah Jingga. Semenjak Jingga memeluknya dan mengantarkannya pulang, sikap laki-laki itu tiba-tiba saja berubah. Seperti menjaga jarak. Kadang ketika tak sengaja bertemu dipersimpangan jalan ataupun bertemu disekolah, laki-laki itu seperti membencinya. Menatapnya dengan aneh, dan sulit sekali diartikan.
Saat ini ia sedang berada diperpustakaan, sendirian dipojokan dengan novel romance yang sedang ia baca. Gadis ini memang menyukai novel apalagi yang berbau-bau romance, ahh itu sungguh menggiurkan baginya. Tapi ia kurang minat dengan buku berbau-bau pelajaran, anehnya ia juga tak kunjung paham dengan hal itu.
Saat sedang sendirian tiba-tiba ada seorang laki-laki yang duduk disampinya. Hal itu membuatnya terkejut, dan Lintang pun menoleh.
"Ngapain lo?" tanya Lintang.
"Lo buta?" tanya balik Jingga sambil menoleh kearah Lintang dan mengangkat buku yang terbalik. Dan itu tidak disadari oleh Jingga.
"Baru tau gue, ada orang yang bisa baca buku dalam keadaan buku terbalik" tukas Lintang.
Shit, kenapa gue gak nyadar bukunya kebalik, umpat Jingga pada dirinya.
"Gue punya keahlihan membaca buku dalam keadaan kebalik,lo aja yang gak tau" jelas Jingga membela dirinya karena malu.
"Emang harus gue tau semua tentang lo?"
Jleb! Pertanyaan Lintang mampu membuat Jingga membeku.
"Lo seneng banget yah mojok diperpus, tapi sayang gak ada temennya buat mojok" ucap Jingga sambil terkekeh mencoba mencairkan suasana, berbeda dengan Lintang yang sepertinya enggan untuk merespon.
"Gue temenin mojok deh,mau kan? " sambung jingga.
"Gila lo" balas Lintang yang membuat Jingga tertawa.
"Ditemenin mojok sama cowo seganteng gue mana mungkin nolak, yee kan?"
"Gak,lagi pula siapa yang mau sama lo" tukas Lintang.
"Mau kan? Udah lah mau gitu susah bener"
"Emang gak waras nih anak" kesal Lintang, namun di tertawai Jingga. Apanya yang lucu?
Sereceh itukah? Batin Lintang.
"Gak jelas lo" balas Lintang sambil menggelengkan kepala.
Keduanya terdiam dan fokus dengan benda yang mereka pegang. Merasa canggung, Jingga pun kembali mencoba mencairkan suasana saat ini.
"Maaf buat sikap gue akhir-akhir ini" ujar Jingga sendu.
"Maksudnya?" tanya Lintang bingung.
"Gue gak tau sama diri gue, rasanya setiap liat lo gue benci banget, tapi gue tetep berusaha gak benci sama lo. Bagaimana pun juga lo dan dia itu berbeda" jelas Jingga membuat Lintang bingung.
Astaga, apakah pria disampingnya ini tak mengerti jika selama ini ia sama sekali tak paham dengan apa yang pria katakan? Kenapa pria ini tak kunjung juga mengerti tentang itu?
"Lo aneh yah, dari kemarin-kemarin lo ngomong ginian mulu. Lo kapan ngertinya sih, gue tuh gak paham sama yang lo ucapin" timpal Lintang kesal.
"Suatu saat lo bakal tau" ucap Jingga lalu bangun dari duduknya dan berjalan beberapa langkah dan tiba-tiba berhenti. Hal itu membuat Lintang langsung menoleh kearah pria itu.
"Nama lo siapa?" tanya Jingga.
"Sebegitu ingin tau siapa gue sebenernya?"
"Untuk saat ini gue gak bakal jawab tentang itu" balas Jingga.
"Lintang, nama gue Lintang Shena Mariana"
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
J&L
Teen Fiction"Lo tau gue suka cerita teluk alaska?" Tanya gadis itu. "Gue tau" balas laki-laki disampingnya ini. "Gue suka cerita teluk alaska, tapi gue gak berharap kalau takdir gue seperti takdir teluk alaska. Bertemu tapi tidak bersatu. Gue berharap, tuhan...