Sebuah rumah kecil bagi adalah istananya. Karena dari sinilah ia lahir, dari sinilah ia tumbuh dewasa bersama kedua orang tuanya dan satu kakak laki-laki yang saat ini hanya dia yang Lintang miliki.
Orang tuanya sudah meninggal dua bulan yang lalu. Tapi tetap saja kenangan bersama orang tuanya lah selalu ada, seperti berdesakan disetiap sudutnya.
Namun, bagaimana pun juga Lintang tidak bisa selamanya terpuruk karena ditinggalkan orang tuanya untuk selama-lamanya. Ia percaya jika Allah memanggil mereka, tandanya Allah lebih sayang mereka.
Lintang selalu berkata "Mah Pah, tungguin Lintang yah" kalimat itu yang selalu ia sebut disetiap doanya. Sungguh ia sangat merindukan kedua orang tuanya.
Lintang memiliki satu kakak laki-laki, namanya Vemes Sheno Mardiana. Orang-orang memanggilnya Vemes, tapi hanya Lintang yang memanggilnya dengan Bang Vems. Panggilan sayang mungkin.
Vemes menjadi satu-satunya orang tersayang yang Lintang miliki saat ini. Setelah orang tuanya meninggal, tidak ada lagi kerabat keluarga yang menyayanginya. Entahlah ia pun tidak mengerti dengan mereka. Apakah mereka tak pernah sekalipun berniat untuk menjenguk saudara mereka ini?
Vemes merupakan seorang pegawai restoran, dengan gaji bulanan yang tidak seberapa. Meskipun begitu, ia dan Lintang mencoba untuk menghemat dan mensyukuri apa yang mereka miliki.
Satu hal yang saat ini Vemes tau dan orang lain tidak tau. Yaitu mengenai lukanya Lintang. Tentang kisah berakhir cinta pertamanya dan penghianatan sahabatnya.
Lintang berjalan menuju meja belajarnya. Ia ngambil sebuah kertas origami, dan ia menuliskan sesuatu disana.
Tidak semua orang paham dengan kisah masa lalu orang lain.
Tidak semua orang paham bagaimana sakitnya masalalu orang lain.
Tidak semua orang paham bagaimana sulitnya jatuh hati lagi setelah merasakan patah hati terhebat.Itu, itu yang menyebabkan trauma setiap orang berbeda beda.
#NOTE AUTHOR!
Ini real aku yang buat. Kalau mau copas bilang, jangan ngilang. Wkwk salah server yah, jangan maling maksudnya. Inget dosa udah banyak, jangan ditambah-tambah lagi yah><Setelah ia selesai menulis di kertas origami itu, kemudian ia melipat secarik kertas itu dan berjalan menuju sebuah lemari. Lalu ia membuka lemari itu, dan terlihatlah beberapa toples kaca hias yang ia isi dengan kertas origaminya.
Untuk beberapa bulan ini, setiap kali Lintang akan tidur pasti menulis sesuatu dikertas origaminya dan memasukannya kedalam toples kaca miliknya.
Sudah banyak toples kaca yang ia isi dengan berbagai warna kertas origami, disetiap toples kaca ia namai dengan 'Origami Lintang'.
Setelah itu ia mendengar suara ketukan pintu. Ia tau orang itu pasti Vemes.
"Bentar bang" ujar Lintang sembari terburu-buru mengunci lemari itu, Vemes tidak boleh tau tentang isi lemari ini. Tidak, tidak boleh bahkan tidak seorang pun manusia bumi ini tau tentang isi lemari itu, terkecuali Lintang. Dan apa yang terjadi selanjutnya?
"Bentar apa orang gue udah didalem" sahut Vemes membuat Lintang terkejut.
Sebenernya Vemes sudah curiga sedari dulu mengenai isi lemari itu. Pasalnya Lintang tak pernah bercerita mengenai lemari itu dan apa isi lemari itu. Tapi itu tak apa bagi Vemes, mungkin itu privasi bagi Lintang. Vemes memaklumi adik satu-satunya ini.
"Bang Vems udah pulang?" tanya Lintang kaku, ia ketahuan terciduk lagi oleh Vemes, bagaimana jika nanti Vemes menanyakan banyak hal mengenai isi lemari ini?
"Udah, kalau belum gue gak bakal disini bareng lo" jelas Vemes lembut sambil mengelus kepala Lintang.
"Bang Vems mandi gih, bau tau" ujar Lintang sambil mengembungkan pipinya membuat Vemes semakin gemas dengan adiknya ini.
"Iya adek Lintang yang wangi" timpal Vemes dan berdiri dari tempat tidur Lintang.
"Ohh iya, gue udah bawain makanan lo turun makan jangan ngedekem terus dikamar" lanjut Vemes kemudian pergi meninggalkan Lintang.
Ahhh sungguh, ia sangat menyayangi kakaknya itu. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan Vemes. Tapi ia selalu berkata "Mah pah, tungguin Lintang yah", bagaimana jika nanti ia lah yang meninggalkan kakaknya itu?
"Lintang sayang Bang Vems"
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
J&L
Teen Fiction"Lo tau gue suka cerita teluk alaska?" Tanya gadis itu. "Gue tau" balas laki-laki disampingnya ini. "Gue suka cerita teluk alaska, tapi gue gak berharap kalau takdir gue seperti takdir teluk alaska. Bertemu tapi tidak bersatu. Gue berharap, tuhan...