5.Sebenarnya lo siapa?

3 1 0
                                    

Keesokan harinya, Lintang pergi menuju perpustakaan untuk mengambil buku paket yang tadi dimintai oleh gurunya.

Ia berjalan sendirian. Tidak ada yang menyapanya atau sekalipun tersenyum padanya. Sekali lagi, tidak ada. Gadis ini sudah tak memiliki teman satupun disekolah ini. Bahkan diluar sekolah sekalipun ia benar-benar tidak memiliki teman.

Rasanya itu sulit untuk mencari teman baru lagi. Terlebih bertepatan setelah kejadian satu tahun  yang lalu. Dimana ia saat itu memiliki banyak teman. Dan ada satu teman yang ia anggap paling berharga dari yang lain. Ia menganggapnya lebih dari sekedar teman, sahabat, saudara, dan entahlah apa kategori yang ia anggap kepada seseorang itu.

Ia juga memiliki kekasih. Dan dia adalah cinta pertamanya. Laki-laki itu adalah seseorang yang menjadi penopang dalam hidupnya, ia selalu terbuka dengan laki-laki itu. Ia selaku menceritakan tentang apa yang ia lakukan hari itu pada seseorang yang sangat dicintainya. Keluarga masing-masing juga sudah tau perihal hubungan mereka. Terlebih keduanya sudah menjalin hubunga lebih dari dua tahun.

Namun, sampai suatu hari. Kisah cinta pertamanya, kisah persahabatannya menjadi hancur dan retak dalam waktu bersamaan.  Tentang penghianatan cinta dan teganya sahabat membuatnya trauma hingga saat ini.

Setelah selesai menemukan buku yang ia cari dan mencatat pada buku pinjaman perpus. Ia berjalan menuju pintu. Namun saat diambang pintu, seorang guru memanggil namanya. Ia pun menoleh dan menghampiri guru tersebut.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Lintang dengan ramah.

Yahh lintang memang memiliki sifat cuek dan dingin. Tapi ia selalu bersikap ramah kepada guru-guru ataupun orang tua lainnya. Bahkan orang yang tak dikenal sekalipun. Karena pada dasarnya ia menganggap semua orang tua didunia ini adalah orang tuanya.

"Lintang bapak minta perwakilan kelas XII TKRO 2 untung menghadap bapak yah" ucap pria itu.

"Ohh iya pak, ada lagi?"

"Sudah itu saja, terimakasih"

"Sama-sama pak, kalau gitu saya permisi" ujar Lintang pamit.

🌷🌷🌷

"Los dol ndang lanjut leh mu whattsap an"

"Ehh itu yang toktik an voluma kecilin tolol"

"Tiktok anjer"

"Lah udah ganti yah? Sejak kapan?"

"Dari dulu juga tiktok geblek, lo aja yang main rubah-rubah"

Seluruh penghuni kelas, ralat lebih utamanya kaum hawa. Menyanyikan beberapa lagu tiktok yang sering digunakan beberapa orang dimuka bumi ini.

Hal itu membuat jengah seorang laki-laki yang menataap naas dua temannya, Rey dan Dimas. Karena merasa malas, sebab Ferdiana dan Reza tak satu kelas dengannya.

Ia mulai berjalan menuju pintu kelasnya. Saat bertepatan membuka pintu, ia dikagetkan dengan seseorang gadis yang sama halnya hendak membuka pintu kelasnya. Gadis ini? Batin Jingga.

"Awas lo" ucap gadis itu dengan ketus, dia adalah Lintang.

"Ngapain kesini?" tanya Jingga.

"Bukan urusan lo" balasnya lalu masuk kelas Jingga.

Seketika kelas yang tadinya gaduh menjadi hening seketika, takala seorang gadis yang mereka sebut Ratu Judes masuk kelas mereka.

"Ehh si neng yang judes ini lagi" sahut Dimas membuat Lintang menyorotkan mata tajamkan kepada pria itu.

"Gue disuruh pak Dodo buat manggil perwakilan kelas ini ke perpus, oke gitu aja gue permisi" jelas Lintang yang kemudian berjalan menuju pintu.

"Ehh tunggu, berapa orang perwakilan buat kesananya?" tanya salah seorang murid membuat Lintang membalikan tubuhnya.

"Gue gak tau dia juga gak bilang, mungkin satu orang cukup" jelasnya lagi lalu berjalan kembali menuju pintu dan berjalan keluar kelas.

"KM oyy KM tuh, suruh perwakilan ke perpus" teriak Rey.

"Iya iya ini juga mau kesana" balas seorang gadis.

"Biar gue aja yang ngewakilin" timpal Jingga yang langsung keluar kelas.

Hal itu membuat dua sahabatnya bingung. Pasalnya laki-laki itu selalu malas jika berurusan dengan hal sepertu itu.

"Lahh mending tuh anak mau ginian, biasanya dia malas kalau masalah ginian" tukas Dimas.

"Gue rasa ada sesuatu nih" ujar Rey dengan senyum meremeh.

🌷🌷🌷

"Tunggu" ucap seorang laki-laki.

Merasa dipanggil, Lintang pun membalikan tubuhnya. Dan yah dia adalah Jingga.

"Perwakilan kelas lo diminta ke perpus bukan ngikutin gue" ujar Lintang dengan wajah datar.

"Gue gak ngikutin lo"

Hal itu membuat Lintang jengah ia memutar bola matanya. Enggak ngikutin? Justru Lintang sadar jika Jingga sedari tadi mengikutinya. Bahkan perpustakaan jauh dari posisi mereka saat ini.

"Terus apa? Lo lupa jalan ke perpus sampe nyasar kesini dan ngikutin gue?" tanya Lintang.

"Sebenarnya lo siapa?"

Mendengar pertanyaan Jingga membuatnya bingung. Apa maksud laki-laki dihadapannya ini? Apa ia tidak salah dengar? Kenapa laki-laki ini tak mengenali siapa dirinya?

"Oke gue gak suka basa basi, jawab jujur sebenernya lo siapa dan apa maksud dari kehadiran lo dihidup gue, setelah gue berusaha buat lupain lo?"

🌷🌷🌷

J&LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang