07 - Wanita Berjaket Biru Muda

198 29 14
                                    

Budayakan vote sebelum baca ya teman-teman!!

________

Aku berjalan ke arah kantin dengan sengaja karena mencari keberadaan Devin untuk memberikan lencana kelas miliknya. Di tengah jalan menuju kantin, tepat di depan ruang Lab. IPA, seseorang menabrakkan tubuhnya padaku hingga aku hampir terjatuh dan terlempar ke pintu. Aku melihat mereka, Sandro dan Omen yang melewati ku dengan tertawa mengejek. Sesaat sebelum pergi, Sandro bicara padaku.

"Minggir, bocah aneh!"

Omen, temannya menyambut perkataan Sandro dengan tertawa, selepas itu mereka pergi berjalan menuju ke kantin terlebih dahulu.

"Kak, nggak apa-apa?" tiba-tiba seorang siswa menghampiri dan hendak membantuku berdiri. Lagi-lagi aku bertemu dengan Axel.

"Santai aja, nggak apa-apa kok" jawabku merapihkan seragamku yang agak kusut karena terdorong Sandro tadi.

"Lencana kelas nya kenapa nggak dipasang kak?" tanya Axel menunjuk ke tangan kananku. Ya, aku kini sedang memegang lencana kelas milik Devin.

"Oh, ini bukan punya gua. Devin kehilangan lencana kelasnya dan gua nemuin ini." jawabku menunjukkan lencana kelasnya.

"Terus lencana lo dimana kak?" tanya Axel lagi. Matanya mengarah pada seragamku.

"HAH?" kagetku.

Aku langsung saja melihat seragamku dan tidak ku dapati lencana kelasku. Sial, ini pasti perbuatan Sandro tadi. Aku yakin sekali alasan dia mendorongku karena dia meraih lencana di seragamku.

"Di ambil Sandro?" Axel menebak.

"Gapapa, biar gua urus sendiri" kataku menepuk pundaknya lalu pergi.

"Oh, iya. Kak Devin ada di perpustakaan"

Aku menoleh ke belakang ketika mendengar perkataan Axel.

"Oke, thanks" kataku lalu berbalik arah menuju tangga dan berjalan menuju perpustakaan yang berada di lantai 2.

Aku menemui Devin yang sedang tertidur di pojok ruang perpustakaan dengan beberapa tumpukan buku. Aku melihat ke segala arah kemudian perlahan menepuk pundaknya. Aku berbisik di dekat telinganya untuk memberikan isyarat membangunkan dari mimpinya. Tidak butuh waktu lama, Devin menyadari aku sudah berada di dekatnya.

"Eh, kenapa?" tanyanya mengusap wajahnya.

Aku yang kini duduk di kursi dekatnya memperlihatkan lencana kelas miliknya.

"Ini punya lo" kataku memberikan lencana itu.

"Lo nemuin dimana?" Devin bertanya lagi.

"Nggak penting sih, tapi yang jelas lencana kelas lo sekarang udah ditemuin. Setelah ini lo bisa masuk kelas" kataku sedikit senang.

"Oke, makasih" katanya sembari mengambil lencana itu.

"Eh, tunggu. Lencana kelas lo mana?" tanya Devin yang menyadari seragamku tanpa lencana kelas.

"Hmm, ketinggalan di kelas tadi" jawabku berbohong.

"Serius? Ini bukan lencana lo kan?" tanya Devin ragu dengan lencana yang kini di pegangnya.

"Bukan, tenang aja" kataku berusaha meyakinkan. Setelah itu Devin pergi begitu saja.

Sebenarnya aku tidak begitu paham dengan Devin yang sampai sebegitunya. Hanya karena lencana kelasnya hilang lantas dia membolos kelas sejak pagi hingga sekarang. Apakah peraturan itu benar-benar menakutkan bagi siswa seperti Devin? Toh, menurut ku kalau memang lencana kelasnya hilang dia bisa saja memberitahu wali kelas kami untuk meminta gantinya. Aku rasa semudah itu, tapi kenapa dia memilih untuk mengumpat di perpustakaan ini? Aku bergegas kembali ke kelasku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

5 DETEKTIF PE'A [SEKUEL(PART2)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang