06 Rainy Day

343 11 6
                                    

Hujan di pagi hari. Dengan ditambah dengan udara yang sangat dingin menusuk tulang. Aku masih setia duduk di kasurku. Aku tak mau beranjak dari tempat itu. Kulihat dari sini, Taeyong sudah repot di dapur. Ya kalian tahu lah, Taeyong itu adalah seorang Chef. Kamarku lurus dengan dapur. Jadi, aku bisa melihat Taeyong memasak. Aku menghampiri nya. Dengan cepat, aku merangkul Taeyong dari belakang dan mengendus parfum dengan aroma vanilla.

"Pagi Sayang.... Kamu lagi masak apa? Keliatannya enak sekali?" Aku langsung melepaskan pelukanku. Supaya Taeyong lebih leluasa memasak.
"Eh.. Udah bangun... Ini aku lagi masak sup ayam jamur. Kamu pasti suka. Ini adalah makanan kesukaanku" aku hanya mengangguk. Setelah selesai memasak, Taeyong menuangkan itu kedalam 2 manguk yang cukup besar.
"Ayo kita makan" aku mengiyakan. Sebelum itu...

"Sayang?" aku menoleh. Dan Taeyong mendaratkan bibirnya tepat di bibirku. Dengan tubuhnya sedikit menunduk. Taeyong melakukan morning kiss padaku. Aku hanya tersenyum akan hal itu. Kami pun menikmati sup yang panas dengan kepulan asap tipis diatasnya. Aku mencobanya.
"Bagaimana rasanya? Enak? " Aku pura-pura menggeleng dan berkata tidak enak. Wajah Taeyong berubah menjadi lesu. Aku tersenyum dan mengusap surai hazel itu.
"Ini benaran enak kok. Hahaha.. Kamu lucu deh kek gitu" Taeyong masih memanyunkan bibirnya itu. Ingin ku terkam sekarang.

Suara rintik hujan yang turun membasahi halaman rumah Taeyong. Kami sudah menyelesaikan pekerjaan rumah. Tapi belum mandi. Karena dingin. Iya sih, ada air panas tapi mager. Aku yang masih setia memakai baju berlengan pendek dan celana pendek diatas lutut.
"Kamu gak dingin?" Tanya Taeyong aku mengangguk. Taeyong mendekati ku, membenarkan surai ku yang masih acak-acakan dan kemudian dia memelukku. Rasanya begitu hangat. Aku nyaman terhadap Taeyong. Meskipun dari luar kelihatan garang, aslinya tidak kok.

"Bagaimana? Masih dingin?" aku menggeleng. Dan dia semakin merapatkan pelukannya.
"Nanti kalo hujan dah reda kita ke Starb*cks ya? Aku ingin minum es kopi Amerikano" Taeyong mengangguk.
"Dingin gini masih aja pingin minum yang dingin" tukas Taeyong.
"Biarin aku suka. Dingin+dingin = Lee Taeyong" sarkasku. Taeyong terdiam sejenak.
"Maksud kamu aku dingin?" Dia mendekatkan wajahnya kearahku. Aku hanya mengangguk.
"Ih.. Dasar ya...." Taeyong mengacak rambut ku dan mengembangkan senyumannya.

.
.
.
.
.
.

Hujan reda, aku dan Taeyong ke Starb*cks. Kami memesan kopi. Aku memesan kopi Amerikano ice. Sedangkan Taeyong memesan Ice cream Floats dengan rasa Strawberry. Dan juga camilan. Kami menikmati itu. Saat kami menikmati, dan tanpa terduga datanglah Jaehyun. Aku terkejut saat itu juga. Jaehyun melempar kan senyuman pada kami dan tak lupa Jaehyun memamerkan dimplesnya yang manis.

"Hi Eun Joon" Aku hampir tersedak.
"Apa aku boleh gabung?" Aku hanya merotasikan mataku. Aku lihat, raut wajah kekasihku tidak menyukai kehadiran Jaehyun. Aku mengangguk. Dan Jaehyun pun memesan Frappuchino cotton candy.
"Lu sering kesini juga?" tanyanya tiba-tiba. Aku mengangguk. Jaehyun tertuju pada laki-laki disampingku. Yang tak lain adalah Taeyong.
"Eh.. Ini siapa? Kok baru lihat?" Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan datar.

"Oh.. Ini kekasih gue. Kenapa? Namanya Lee Taeyong" ucapku. Jaehyun hanya mengangguk.
"Oh ya.. Sayang, ini temen aku yang pernah aku cerita in ke kamu waktu itu. Namanya Jung Jaehyun" Taeyong hanya menampakan senyum dan kembali mendatarkan wajahnya.
"Cwek lu cantik juga ya?" saat Jaehyun bilang seperti itu Taeyong tidak suka. Taeyong tak mempedulikan omongan Jaehyun. Dia kembali meminum floats nya yang tinggal setengah itu. Jaehyun yang sedari tadi cuma nyengir dan akhirnya tahu siapa pacar crushnya. Jaehyun pun pamit untuk pulang.

••••

"Oh.. Jadi itu pacar Eun Joon. Dingin amat sih. Mukanya gak bisa nyelow. Sangat tidak santai" Saat itu dia bertemu dengan Yuta dan Kun.
"Woy.. Yuta, Kun" Jaehyun menghampiri mereka. Mereka pun berhenti. Jaehyun belum menyedot minumannya yang tinggal setengah.

"Ih.. Lu dari mana njer. Ujan-ujan gini?" Tanya Kun yang sedang sibuk mengibas-ngibaskan pakainannya yang basah dan membenarkan surainya yang berwarna hitam. Yuta pun begitu, dia kebingungan. Jaehyun yang tak menjawab pertanyaan Kun itu langsung ikut meneduh di sebuah ruko yang telah tutup itu.

Jaehyun yang masih tersenyum akan hal tadi. Jaehyun akhirnya tahu siapa kekasih dari Eun Joon.
"Woy anjing... Napa lu? Kesambet tau rasa lu" Suara Yuta yang membuat Jaehyun tersentak kaget dan hampir saja Jaehyun melepaskan minumannya. Jaehyun hanya menggeleng.

....

Kami sudah meninggalkan Starb*ucks itu. Aku masih melihat ekspresi dari wajah Taeyong. Taeyong benar-benar kesal dengan kedatangan Jaehyun tadi. Aku pun demikian.
"Itu tadi, temanmu cwok dengan nama Jung Jaehyun? Dasar gk punya sopan santun. Kamu kok mau sih teman an sama dia?" Ucap Taeyong tanpa menatapku.
"Aku juga gak tau, bagaimana dia bisa datang" Aku yang sedari tadi yang menyedot minumanku. Kemudian, Taeyong tiba-tiba berhenti dan berkata...

"Aku ngga mau kamu dekat-dekat dengan dia lagi. Dia gak baik untukmu. Aku yakin dia pasti menyukaimu. Entah itu besok, lusa, atau bahkan kamu tak tahu. Kamu adalah milikku" Taeyong juga mengecup bibirku. Dan aku mengangguk. Kemudian, Taeyong mengusap pucuk rambutku dan mengandeng tanganku.
"Besok kamu sekolah? Udah selesai PRnya? Awas ya.. Kalo besok kena hukuman lagi" aku tersentak, bagaimana dia bisa tahu, kalo aku sering dapat hukuman? Aku bingung setengah mati. Sebenarnya Taeyong ini siapa sih? Manusia atau bukan? Otakku di penuhi dengan pertanyaan macam itu. Ah... Aku bisa stres dibuatnya.
"Ya sudah ayo kita pulang" Taeyong mengangguk.

----

"Jiyeon.. Demi apa pun gue diputusin sama Haechan. Gue masih sayang banget sama dia.. Huhuhu" Haera yang nangis di pagi buta ini membuat Jiyeon kebingungan. Jiyeon tak tahu harus berbuat apa.
"Ih.. Jan nangis dong. Aku bingung nih kalo kamu nangis. Lagian bagus dong, kamu di putusin sama si Lee Haechan itu" Haera langsung nabok Jiyeon. Jiyeon hanya meringis.
"Ih.. Apa-apaan sih lu, sahabatnya nangis bukannya dihibur malah di diginiin" Tangis Haera semakin pecah. Aku pun datang berbarengan dengan Jisung, Mark, dan juga Jaemin.

Saat kami berjalan di koridor, kami mendengar suara tangisan dari dalam.
"Eh.. Kalian denger gak ada seorang cwek nangis?" ucap Jaemin yang membuat langkah kami terhenti. Aku mengiyakan. Langsung saja aku masuk kekelas dan Mark, Jaemin, dan Jisung mengekor dibelakang. Aku kaget.
"Eh.. Eh.. Lu kenapa nangis?" Aku langsung mengelus punggung Haera. Haera memelukku. Haera masih sesenggukan nangis.
"Jiyeon what the matter with Haera? Why she's craying?" Tanya Mark dengan logat Inggrisnya.
"Tiba-tiba ia nangis. Katanya gara-gara diputusin sama Haechan" Kata Jiyeon. Kami sempat terkejut. Gak ada angin, gak ada hujan tiba-tiba Haechan mutusin Haera.

"Wah... Udah crazy si Haechan. Benar-benar ya" Mark menggertakkan giginya. Mark sungguh gemas dengan kelakuan Haechan itu. Ingin sekali membunuhnya.
"Tak apa Haera. Kan masih ada Mark Lee. Dia mah setia" ucap Jisung tiba-tiba. Mark langsung menatap Jisung dengan tatapan mata tajam. Jisung langsung bersembunyi di balik tubuh Jaemin.
"Sudahlah.. Lu kagak perlu nangisin gitu. Lu nangisin dia, tapi dia gk nangisin lu. Lu jangan bodoh deh gara-gara cinta. Lu itu harusnya bersyukur. Kalo di putusin sama pacar-eum.. Maksud gue mantan lu yang berengsek. Tuhan masih sayang sama lu" Jelas Jaemin panjang x lebar itu. Kami mengiyakan.

"Ya udah.. Aku dan Mark ke kelas dulu. Nanti pas istirahat kesini lagi. Ok?" Pamit Jisung.
"Iya sayang" Kemudian kami...
"Ih.. Dasar Bucin" Jiyeon hanya tersenyum.

To be continued

I'm U, U're Mine ✔️(FF Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang