12 Bullying

223 6 0
                                    

"Taeyong-ah cepat beritahu aku bagaimana kamu tahu?" Taeyong duduk disampingku.

"Apa kah kamu ingat, bahwa pernah tertidur dimeja kerjaku waktu itu?" aku mengangguk.
"Saat itu aku sedang membawa mu kekamarmu untuk menidurkanmu. Lalu, ada secarik kertas yang ada dilemari pakaianmu. Aku sangat ingin tahu apa isinya. Dan ternyata tunggakan bayar sekolahmu. Kenapa kamu tidak bilang?" Taeyong menatap ku tajam. Aku hanya bisa menundukkan kepala.

"Maaf. Aku tidak memberitahu mu. Aku tidak yakin. Lagian aku sudah bekerja di cafe milik Yoona imo. Dia orangnya sangat baik padaku" jelasku. Taeyong melihatku dengan tatapan teduhnya.
"Aihh... Kenapa kamu bersikap seperti itu? Aku ingin marah tapi tidak bisa karena kamu selalu terlihat lucu. Ya sudah, kamu tidak perlu kerja lagi ok? Lagian kan sudah lunas" aku mengangguk. Saat itu juga, aku memeluk Taeyong dengan erat.
"Kapan kamu ujian?" tanyanya secara tiba-tiba.
"Minggu depan" Taeyong mendekat padaku dan mencium pucuk kepalaku.
"Belajar yang benar. Aku ingin kamu lulus dengan nilai terbaik agar kamu bisa ke universitas ternama ok?" Aku mengangguk. Aku pun pergi ke kamar untuk tidur. Karena ku rasa aku sangat lelah
.
.
.
.
.
.
"Bye... Sayang. Kerja yang benar" Taeyong tersenyum manis. Aku berjalan dikoridor di tatap oleh beberapa orang. Saat aku mau kekelas, tiba-tiba...

"Wo.. Wo.. Wo.. Yang udah lunas dengan tunggakan uang sekolah. Hebat" ucap seorang perempuan. Perempuan itu tidak sendiri melainkan bersama beberapa perempuan lainnya. Aku merotasikan bola mataku. Malas menanggapinya. Bahkan sangat malas.
"Lu mau kemana?" salah satu dari mereka menarik kerah seragamku. Membuat ku terhenti saat itu juga.

"Eh.. Lu bisa gk sih, gk nyari masalah terus? Pansos terus. Gue heran deh" ucapku. Aku tak peduli jika aku dibully sama mereka. Aku kasih tau siapa mereka. Mereka adalah sekelompok geng yang suka mencari sensasi, pansos, tukang bully, suka bikin onar. Ya, meskipun mereka adalah anak dari keluarga yang berada. Ya, seenggaknya gk gini juga dong. Aku gerem dibuatnya.

"Bagus.. Sekarang dia bersama orang yang gak pernah kita tahu. Mungkin itu pedofil" aku semakin geram dengannya.
"EH JENNI, LU BISA DIEM GAK? TUH MULUT BOROS AMAT SIH? DI FILTER NAPA? SEKOLAH KAGAK SIH? YA GINI KALO OTAKNYA KETINGGALAN DIRUMAH. EH, IYA EMANG LU PUNYA OTAK. OTAK LU AJA LAGI DI KARANTINA" bentakku seraya meninggalkan mereka. Ya, sekelompok itu diketuai oleh seorang perempuan yang bernama Jenni Kim dengan anggota Bae Irene dan juga Krystal Jung. Mereka udah terkenal banget keluar masuk BK.

"Wah.. Minta digelut nih anak. Songong amat. Udah miskin songong" Irene menyiramku dengan air bekas comberan, kemudian Krystal melempariku dengan telur busuk. Kalian tahu bagaimana rasanya? Ah.. Ini benar-benar membuatku semakin jengkel. Aku mengepalkan tanganku. Ingin sekali meninju wajah mereka semua. Dan tak lama, datanglah para sahabat-sahabat ku. Haera langsung saja menyuruh mereka pergi.
"WOY ANJING. PERGI LU PADA. ANJING KALIAN" Jiyeon memapahku ketoilet dan mereka membantuku membersihkan tubuhku.

"Kok lu bisa di bully sih? Emang lu ada masalah apa sama mereka?" aku menangis sesenggukan. Jiyeon tetap membersihkan tubuhku.
"Gue tuh gk tau, tiba-tiba mereka nyerang gitu aja" Haera mengusap punggungku.
"Lihat aja" Ancam Haera.

••••

"Eh kalian berhenti!" seru seorang pria yang membuat geng tadi berhenti. Ternyata pria itu adalah Jung Jaehyun diikuti oleh Mark Lee, Park Jisung, Na Jaemin, dan Lee Haechan yang mengekor Jaehyun dari belakang.

"Maksud kalian apa? Bully si Eun Joon? Emang dia ngebuat masalah apa sama kalian?" sarkas Jaehyun.
"Eh... Lu itu siapa? Berani-beraninya ngikut masalah ini" tukas Krystal.
"He eh.. Lu itu cuman murid pindahan tau gak? Mau jadi pahlawan kesiangan?" Sarakas Irene. Kemudian Jaehyun...

"Terus kalo gue murid pindahan napa? Emang ini sekolah nenek buyut lu?" sarkas Jaehyun.
"Kalian ini ya.. Stop napa ngebuat masalah. Capek gue liatnya" ujar Haechan.
"Udahlah tinggalin aja. Ngapain sih ngurusin dog-dog ini yang dont have brain" Ajak Mark.
"Ingat.. Awas aja lu. Ketahuan Eun Joon kalian bully, nyawa akan jadi taruhan" Mereka langsung diam ketika mendengar ancaman yang keluar dari mulut seorang Park Jisung. Bagaimana tidak, ini ancaman yang sangat mengerikan.

***

Saat aku mau mengambil jatah makan siang, ku melihat Chenle sedang menunggu seseorang di gazebo. Aku menghampirinya.
"Chenle. Kenapa disini?" Chenle menggeleng. Aku pun pergi meninggalkannya. Saat itu juga, geng Jenni datang ke gazebo itu. Apakah mereka sedang merencanakan sesuatu? Aku tidak tahu pasti.

"Bagaimana kalian berhasil kan?" Tanya Chenle. Jenni menggeleng.
"Kok bisa?" Chenle melototkan matanya tepat di wajah mereka.
"Eumm.. Sebenarnya kita berhasil. Tapi tiba-tiba temen-temen si miskin itu dateng. Terus kita diancam. Jika kita menyakiti Han Eun Joon. Nyawa kami akan jadi taruhan" Jelas Irene.
"Bagaimana bisa? Hey.. Kalian itu ratu bullying bagaimana kalian takut? Yang benar saja" Decak Chenle. Tanpa mereka sadar, Jung Jaehyun dan lainnya sudah dibelakang mereka.

"Oh.. Jadi otak dibalik pembulian ini Zhong Chenle. Gue gk nyangka. Anak seorang presidir bisa-bisanya membully. Gue udah gk bisa mengerti jalan pikiran kalian semua" Ucap Jaehyun yang sedang berkacak pinggang.
"Your brain itu kenapa?" Mark juga menyentil dahi mereka 1 persatu.
"Kalian dicariin pak Taeil. Disuruh keruang BK sekarang" Jisung yang makan cemilannya. Mereka ketakutan. Tanpa basa-basi, Jaehyun dan lainnya membawa mereka.

###

"Bae Irene, Jenni Kim, Krystal Jung, dan Zhong Chenle.... Kalian itu benar-benar kelewatan batas. Emang Eun Joon punya salah apa sama kalian?" Mereka tidak menjawab.
"Baiklah ini terakhir kali bapak memberi peringatan. Dan harus mengeluarkan kalian dari sekolah ini. Ini perintah dari Pak Siwon. Mulai besok, kalian tidak boleh datang kesini. Ini karena kelakuan kalian juga" ucap jelas pak Taeil.
"T-ta-tapi pak kita minggu depan ujian" Ucap Krystal.
"Saya tidak peduli dengan murid beradalan seperti kalian" Mereka langsung keluar ruangan.
"Kalo perlu sekolah ini dibeli bapak gue" ucap Chenle sembari meninggalkan ruangan itu.

Dari luar, Jaehyun dan lainnya menahan tawanya.
"Syukurin. Makanya jadi anak jan bandel-bandel" ucap Haechan.
"Wah.. Kalian di outkan ya? Congratulation ya?" Ucap Mark dengan nada mengejek. Mereka tidak mempedulikan perkataan Jaehyun dan lainya. Pasti mereka menyesal.

"Ini semua gara-gara lu Chenle" Chenle terkejut
"Napa gue njing?!" Seru Chenle tak terima. Mereka berjalan menyusuri koridor dengan ditertawakan oleh anak-anak lainnya.
"Makannya jangan jadi pembully" ucap pria berawakan bongsor itu yang bermarga Boo itu. Lebih tepatnya Boo Seungkwan.

"Gue kira Chenle baik. Ternyata dia adalah iblis" Ejek murid lainnya yang tak lain adalah Kim Dahyun. Mereka semakin tertekan dan akhirnya pergi ke kelas.

Saat dikelas, mereka dijauhi langsung oleh teman-teman kelasnya.
"Ternyata.... Dibalik wajah yang cantik dan tampan tersimpan seorang iblis. Dasar kalian bedebah. Mati aja kalian. Dasar kang bully, kang pansos, suka nyari-nyari kesalahan orang lain. Makan tu karma. Emang enak? Rasain tuh. Syukur deh kalo kalian udah dikeluarin dari sekolah ini. Iblis macem kalian tidak pantas sekolah di sini. Bye-bye para bedebah" Jelas panjang lebar Tzuyu, yang lebih akrab dipanggil Jjeuwi itu.

Mereka tidak menyangka jika mendapatkan perlakuan seperti yang mereka lakukan sebelumnya pada semua murid yang pernah jadi sasarannya.

To be continued

I'm U, U're Mine ✔️(FF Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang