16 Just To Talk

174 7 0
                                    

"Noona bangun... Udah pagi. Kamu tidak sekolah?" Jungwoo membangunkanku. Aku mengulet.
"NOONAAAAAAA...." teriaknya yang membuat gendang telinga ku hampir pecah. Aku masih belum terbangun. Aku masih mengurungkan diriku dibalik selimut. Jungwoo memaksa membuka. Tapi kutahan. Semakin ku tahan, Jungwoo semakin kuat menariknya. Dan akhirnya aku kalah. Rambut ku awut-awutan seperti singa. Jungwoo tertawa melihat ku.
"Noona rambut mu seperti singa" aku hanya memperlihatkan wajah datarku.
"Cepat mandi. Sudah kusiapkan sarapan. Taeyong bilang jika noona tidak bisa masak. Makanya aku masakin" ucap Jungwoo dengan entengnya. Aku sangat malu. Lagi-lagi aku dibilang gk bisa masak. Ya emang aku gk bisa masak.

Aku pun menuju ke bawah. Disana Jungwoo sudah menunggu ku. Dia menyiapkan bulgogi dan juga segelas susu untukku. Jungwoo menyendokkan sedikit nasi untuk ku dan untuknya sendiri. Aku mencicip masakan Jungwoo. Tidak jauh beda dari masakan Taeyong. 11 12 lah. Setelah selesai, aku pun berangkat.
"Noona, Jungwoo antar aja ya? Oh iya Jungwoo minta ID Line noona. Jadi kita bisa kontak satu sama lain" aku pun mengetikkan ID Line ku.
"Makasih noona" aku mengangguk.
"Kamu tidak usah mengantarkan noona. Noona bisa berangkat sendiri" aku menolak.
"Pokoknya noona aku antar. Plissss.. Noona mau ya?" Aku mengangguk pasrah. Kulihat wajah Jungwoo sangat senang. Ponsel ku berdering ternyata dari kekasihku.

Halo...
Kamu sudah berangkat sekolah?

Ya, aku ini sedang Diperjalanan. Aku diantar oleh Jungwoo.

Baguslah. Jaga kesehatan ya?

Iya. Kamu juga. Taeyong...

Iya? Kenapa?

Aku sangat merindukan mu.. Aku ingin melihat mu

Aku juga. Aku akan cepat pulang. Ya sudah, aku mau tidur. Selamat pagi.

Iya.. Selamat malam.
Beep

Taeyong mematikan sambungan.

"Wah.. Sepertinya noona dilanda kerinduan" aku memukul kecil lengannya. Jungwoo hanya meringis.

###

"Ya sudah.. Kamu balik cepat. Jan kemana-kemana" ucapku. Jungwoo mengangguk. Dan tiba-tiba... Jungwoo mencium pipiku sekilas. Aku terdiam kaku.
"Noona belajar yang bener. Ya sudah aku pulang dulu. Nanti aku kan menjemput noona. Kabarin kalo udah pulang" aku masih terdiam kaku setelah Jungwoo melakukan hal itu padaku. Aku tak pernah menyangka jika Jungwoo dengan berani melakukan itu padaku.

Aku berjalan dikoridor dengan Mark. Aku papasan dengannya. Kulihat Mark sedang membawa sebuket bunga yang indah. Entah untuk siapa.
"Mark untuk siapa? Haera?" Mark sangat menyukai Haera. Tapi dia takut menyatakan perasaan pada Haera dan akhirnya dia kalah cepet Haechan.
"Tidak. Ini untuk Jisung" aku terkejut.
"Apa? Jadi selama ini lu menyukai Jisung? Lu mau menembak Jisung? Demi jigong beranak.. Lu kok gitu, kek udah gk ada cwek lagi ae Mark" Mark memukulku dengan buket yang dibawanya. Aku hanya meringis.
"Your eyes. Ya masa i like Jisung. Ini tuh orderan Jisung. Dia nitip pesen sama gue. Ini buat pacarnya" aku hanya ber O ria saja.
"Oh.. Jadi lu sekarang kerja di toko florist" wajah Mark datar.

"Ya enggak dong anjir. Gue beli ditangga gue. Tetangga gue jualan bunga. Punya teman kek gini banget. Oh God help Mark Lee" Mark pun pasrah denganku.
"Lu gk ada niatan beliin gue bunga gitu?" Mark tersenyum.
"Ada" aku mengembangkan senyum.
"Bunga bangkai" Aku langsung memukul Mark dan diapun melarikan diri.

^^^^^^

Taeyong sedang bersama rekannya. Rekannya bernama Seo Jhonny. Laki-laki bertubuh bongsor dan tinggi melebihi tinggi Taeyong. Laki-laki bersurai merah itu terlihat gagah dengan balutan coat berwarna magenta dan berkacamata.

"Tuan Lee.. Kerja sama kita sangat bagus. Lihat lah hasil pemasukan kita meningkat 2x lipat. Saya sangat berterimakasih pada anda dan perusahaan" wajah Jhonny sangat bangga.
"Iya sama-sama tuan Seo. Ayo kita pergi membeli minuman" Jhonny menyetujui.

------

Jhonny memesankan 2 kopi Amerikano dengan ice. Mereka sekarang di bar yang sangat terkenal. Suasana cukup tidak terlalu ramai. Nyaman juga. Mereka mengobrol kecil tentang pekerjaan hingga pribadi.
"Tuan Lee, apakah anda masih melajang?" tanya Jhonny dengan tiba-tiba.
"Tidak. Saya sudah mempunyai calon istri" Jhonny membelalak mata tak percaya.
"Wah.. Benarkah?" Taeyong mengangguk.
"Bagaimana dengan anda sendiri tuan Seo?" Jhonny meyenderkan punggungnya.
"Ah.. Saya masih betah lajang. Saya lebih mementingkan karier dulu. Soal kekasih bisa nanti" Taeyong hanya terkekeh mendengar jawaban dari rekan kerjanya itu.
"Tuan Seo...tuan Seo.. Ternyata anda ini lucu juga. Anda sudah melajang sejak putus dengan nn. Park 2 tahun silam. Ayolah tuan Seo... Cobalah untuk berkencan" Jhonny memijit dahinya. Mantan dari Jhonny adalah Park Sooyoung, dia biasa dipanggil Joy.

"Saya belum bisa tuan Lee. Saya masih kaku" Taeyong terkekeh sekali lagi. Jhonny menyedot kopi ice yang tinggal sedikit. Jhonny dan Joy putus disebabkan oleh tidak mendapatkan restu dari kedua orangtua mereka. Jhonny sangat menyayangi Joy. Joy adalah orang yang sangat mengerti dengan keadaan Jhonny. Joy adalah sosok yang sempurna untuk Jhonny. Joy adalah cinta pertama untuk Jhonny. Tapi, takdir berkata lain. Mereka harus berpisah disaat hubungan mereka menginjak 2 tahun. Sampai sekarang Jhonny belum bisa melupakan kenangannya dengan mantan kekasihnya itu. Terlalu sulit. Ya meskipun ada rasa sakit yang dia terima ketika Jhonny melihat postingan tentang Joy di sosmed. Dan sekarang Joy sudah menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

***

Aku baru sampai rumah jam 5 seperti biasanya. Rumah sudah bersih. Semua dikerjakan oleh Jungwoo.

"Jungwoo... Noona pulang" tak ada respon. Aku pergi kekamarnya ternyata dia tertidur. Aku menghampirinya dan mengelus surai lembut itu.
"Ternyata kamu sudah tidur" saat aku mau beranjak dari ranjangnya, tanganku di pegang oleh Jungwoo. Seakan-akan dia tidak mau aku tinggal.
"Noona sudah pulang? Maaf aku tidak menjemput mu tadi" tanyanya yang masih menutup mata.
"Iya. Tidak mengapa Jungwoo" jawabku singkat.
"Noona disini aja. Aku tidak masak. Maaf noona" aku mengelus rambut nya.
"Tak apa. Noona habis makan dengan teman-teman. Kamu udah makan?" Jungwoo bangun.
"Udah noona. Jungwoo pesan makan" aku mengelus pucuk kepalanya.Jungwoo semakin manja denganku. Aku pun tak risih dengan Jungwoo.

"Noona" Aku menoleh.
"Maaf noona... Aku..." Aku menatapanya dengan tatapan tuduh. Dan tiba-tiba....

Chu

Dengan tepat, Jungwoo menempelkan bibirnya yang merah itu tepat dibibirku. Dia sudah memejamkan matanya. Aku terdiam kaku. Jungwoo belum ada reaksi. Dan beberapa menit, dia mulai bereaksi. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Mengelus rambut ku dengan lembut. menggigit bibir ku dengan sedikit sentuhan nakal. Membuat ku terbuai akan itu. Aku masuk dalam permainan yang diberikan Jungwoo itu. Laki-laki ini sungguh membuat ku menggila. Aku mulai memejamkan mataku dan menikmati sentuhan yang diberikan oleh Jung Jungwoo ini.

Kemudian Jungwoo melepaskan tautannya. Jungwoo terlihat imut seketika. Dia menundukkan kepalanya. Dia sangat malu dengan apa yang ia lakukan padaku.

"Bibir noona manis. Aku menyukainya. Maaf kan aku noona. Aku sudah gk tahan. Aku ingin mencium mu sedari aku bertemu dengan mu pertama kali. Kamu membuat ku jatuh cinta noona" Aku mengangkat kepalanya agar menatapku. Aku ingin marah, tapi tidak bisa, karena wajah Jungwoo sangat menggemaskan.
"Jungwoo sayang.... Kamu tahu kan noona kekasih sepupumu? Kenapa kamu malah melakukan ini pada noona?" Jungwoo terdiam.
"Aku menyukai noona. Aku mencintai noona. Aku ingin noona menjadi milik Jungwoo" Aku mengelus rambutnya.
"Maaf Jungwoo. Noona tidak bisa" Jungwoo mengerucutkan bibirnya.
"Iya.. Aku tahu noona. Semoga noona langgeng dengan Taeyong. Aku menyayangi noona" akupun memeluk Jungwoo.
"Noona juga sayang sama Jungwoo" Jungwoo tertidur dipelukanku.

To be continued

I'm U, U're Mine ✔️(FF Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang