chapter 15|AADA

33 15 4
                                    

Sebelum baca budayakan vote dulu ya

***
Happy reading 🌻

"Katanya Naya-" Anggi menggantungkan ucapannya. Membuat Angga mengerutkan keningnya.

"Naya kenapa?"

Anggi menarik Angga menjauh dari Ayla dan Angga. "Kenapa dah? Naya kenapa?"

"Naya kambuh lagi, sekarang dia lagi di rumah sakit," bisik Anggi sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Takut takut jika ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Sumpah Lo?!" teriak Angga yang dihadiahi injakan cantik dari Anggi. Untunglah Anggi tidak memakai high heels atau sepatu boot nya. Jika iya sudah dipastikan kaki Angga sudah tidak bisa dipakai buat jalan. Bukan apa apa, Anggi hanya memakai sendal tidur saja rasanya sudah sesakit ini apalagi jika memakai high heels atau sepatu boot.

"Awww....sakit njirr....gaadak akhlak banget Lo jadi kakak," ringis Angga sambil memegangi kakinya.

"Lo tuh gaada akhlak, ntar kalo ada yang denger gimana?!" balas Anggi yang dibalas cengiran oleh Angga.

"Oiya tapi tadi Lo serius? Mama tau dari mana?" Anggi mengangguk. "Tadi papanya Naya nelfon mama, katanya suruh bilangin ke Lo soal Naya."

Angga mengerutkan keningnya. "Kenapa papanya Naya nelfon ke mama? Terus kenapa juga mama nelfon ke Lo? Kenapa gak langsung ke gue?" tanya Angga bertubi-tubi. Anggi hanya menggidikkan bahunya.

"Males kali mereka ngomong sama Lo." Anggi menjawab dengan wajah yang menurut Angga sangat sangat menyebalkan.

"Gue mau ke rumah sakit, rumah sakit biasa kan?" Anggi menggeleng.

"Lo jangan kesana tadi mama bilang Naya pesen Lo jangan ke rumah sakit sekarang nanti aja kalo udah pulang sekolah," Jelas Anggi. Membuat Angga langsung menggeleng. Dia harus ke rumah sakit menemui Naya.

"Ihh...susah banget sih dibilangin!" gerutu Anggi.

"Emang Lo mau Naya marah terus gamau temenan lagi sama Lo gara gara Lo gak nurutin ucapan dia?" lanjutnya.

Angga membuang nafas kasar. Dia tidak mau Naya marah kepadanya meskipun itu hanya sekali. Setelah sekian lama berfikir, akhirnya Angga mengangguk.

"Iya iya," serah Angga.

"Good boy." Anggi tersenyum lalu kembali ke ruang tamu.

Angga mengikuti Anggi yang sudah duluan berjalan di ruang tamu.

"Ayo berangkat," ajak Angga sambil mengandeng tangan Ayla. Bukan bukan lebih tepatnya menarik sampai Ayla tidak sempat pamit terlebih dahulu kepada Alvin dan Anggi.

***

Tidak ada percakapan antara keduanya. Mereka berdua sama sama diam selama perjalanan. Angga yang fokus menyetir dan Ayla yang menatap kosong ke luar kaca mobil.

Ayla melirik Angga, cowok itu tengah fokus menyetir. Tapi Ayla merasakan ada yang berbeda dengan Angga sekarang. Cowok itu terlihat lebih tegang dan serius dari biasanya.

Ayla memajukan tubuhnya menjadi lebih dekat dengan Angga. Gadis itu masih terus memandangi wajah cowok itu sambil bertopang dagu. Angga yang sadar akan keadaan itu pun menoleh lalu menaikkan alisnya.

"Ada apa?"

Ayla menggeleng. "Gak ada apa apa, wajah Lo bersih kok gak ada kotoran."

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang