chapter 21| Kalung Pelangi

5 6 13
                                    

Mungkin lagu di mulmed bakalan gak cocok sama chapter ini. Tapi gapapa, aku suka nct soalnya. Hehe

HAPPY READING 🌈

***

"Eumm...."

Ayla menggigit bibir bawahnya gugup. Gadis itu masih mencoba menetralkan detak jantungnya. Sedari tadi gadis itu masih belum menjawab pertanyaan Laskar. Sudah hampir 10 menit, keduanya diam. Laskar yang menunggu jawaban Ayla dan Ayla yang tengah pusing ingin menjawab bagaimana.

"Ay."

Ayla masih diam seakan tak sadar kalau Laskar memanggilnya.

"Pelangi," panggil Laskar sekali lagi. Mungkin panggilan kali ini terdengar lebih lembut membuat Ayla langsung tersentak.

"Ya?"

"Jadi mau atau nggak?"

"Mau! Eh," Ayla menjawab dengan cepat kemudian tersadar dan langsung menutup mulutnya dengan satu tangan. Ayla langsung mengalihkan pandangannya. Tak ingin menatap Laskar.

Laskar terkekeh kecil lalu mengusap pucuk kepala sang gadis. Membuat Ayla mau tak mau kembali menatapnya. Laskar menatap matanya dengan tatapan teduh dan hangat. Seakan menjanjikan kebahagiaan bersama tatapan itu.

"Mau?" Pertanyaan itu kembali membuat Ayla pusing. Gadis itu hendak menjawab iya, jujur saja, jika ditanya Ayla suka dengan Laskar atau tidak. Tentu, Ayla akan dengan cepat menjawab iya. Namun, gadis itu masih memikirkan segala dampak jika nanti mereka berpacaran. Tentu keduanya akan jauh. Jarang bertemu. Ayla tidak tahu dia bisa menjalani pacaran dengan seperti itu.

"Gapapa kalau kamu gak mau jawab sekarang, aku gaakan maksa. Kamu fikiran baik-baik ya," tutur Laskar senyumannya. Ayla menghela nafas, senyuman itu. Ayla menginginkannya, Ayla mau senyuman itu menjadi miliknya.

Tangan Laskar terulur merapikan rambut panjang Ayla yang sedikit berantakan, "maaf aku gak bisa romantis, aku memang seperti ini. Maaf, aku gabisa nyatain cinta aku kaya cowok-cowok lain. Maaf---"

Ayla menempelkan jari telunjuknya di bibir Laskar membuat cowok itu refleks berhenti berbicara. "Iya aku mau," sela Ayla. "Berhenti minta maaf, kalo stok maafnya abis nanti gabisa beli lagi tau!" Sambungnya.

Laskar tersenyum. Tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Tentu saja, cowok itu senang. Sangat senang. Cowok itu mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada gadisnya.

Gadis yang sekarang telah menjadi pacarnya ini.

Ayla tersenyum lalu meraih tangan Laskar yang masih merapikan rambutnya. Gadis bersurai panjang itu mengenggam tangan besar milik cowok di depannya itu. Gadis itu mengenggam tangan Laskar dengan kedua tangannya karena ukuran tangannya ke duanya yang berbeda jauh. Tangan Ayla terlihat seperti tangan anak TK sekarang.

"Aku senang bisa ketemu sama kamu."

"Aku jauh lebih senang, Ay," balas cowok itu dengan senyum bahagianya.

Ayla ikut tersenyum. Kini senyum manis cowok itu sudah menjadi miliknya. Dan semoga saja hatinya juga sepenuhnya untuk Ayla. Dia benar-benar tak menyangka akhirnya cowok di depannya ini akan menjadi pacarnya, pacar pertamanya.

Dia masih tak menyangka ternyata pertemuan singkat di taman itu justru membawa warna baru di hidupnya. Jika ditanya Ayla senang atau tidak sekarang, tentu Ayla akan menjawab dengan tiga kata. Ya, sangat senang. Rasanya dia ingin terus berada di dekat Laskar. Tak ingin jauh dari laki laki di depannya ini.

Tapi, Ayla tahu dia tak bisa seperti itu. Tidak apa, karena saat Ayla sudah menerima pernyataan cinta cowok di depannya ini. Saat Ayla sudah memutuskan untuk memulai sebuah hubungan dengan cowok di depannya ini, itu artinya dia harus menerima segala hal yang akan terjadi nantinya.

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang