"Tangkep kalo bisa, haha." Kak Indra tertawa sambil masih melarikan diri dariku.
Alhasil aku dan Kak Indra berlarian di dapur membuat mama yang sedang masak terganggu dan marah.
"Kalian bisa diem gak!" Ucap Mama tegas sambil mengacungkan sendok kayu.
Aku dan Kak Indra langsung berhenti. Akupun langsung mengambil alih novelku dari Kak Indra.
Aku pun pergi dari dapur dan tiba tiba terhenti saat mebyadari ada tamu di ruang tengah. Oh tidak! Malu sekali!
Tamu tersebut menatapku tanpa ekspresi, aku belum menyadari siapa yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Lalu aku pun berjalan mendekati tamu tersebut untuk menyapanya.
Aku terdiam mematung saat tahu siapa itu. Ell? Kenapa dia ada di rumahku? Aku menepuk pipiku sedikit keras dan mengerjap ngerjapkan mataku untuk memastikan apa itu benar Ell?
Benar! Itu Ell!
"Permisi om tante!" Terdengar suara laki laki dari depan rumah.
Aku pun berlari kearah pintu depan lalu membukanya.
"Hai Ella." Kedua laki laki tersebut melambaikan tangannya.
"Kalian ngapain disini?" Aku bingung kenapa mereka berdua kesini saat matahari sudah mau terbenam.
Mereka berdua adalah Seonjun dan Yoobin. Aku pun mempersilahkan mereka masuk. Sebelumnya aku tidak tahu kenapa Seonjun, Yoobin, dan Ell bisa berada di rumahku, lalu ibu mengatakan bahwa dirinya mengajak Seonjun dan Yoobin untuk bergabung karena disini juga tamu utamanya adalah Ell.
Sekarang kita semua sedang menikmati makan malam yang dimasak oleh Chef Mama sendiri. Memang Mama adalah chef terbaik didunia!
"Ella, kenapa temen lu ada disini?" Seonjun bertanya dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.
"Kalo mulut lagi penuh sama makanan itu gaboleh ngomong!" Seonjun pun hanya mendelik mendengar ucapanku.
"Makan yang banyak, ya, Nak Ell. Jangan sungkan anggap saja rumah sendiri." Mama memberikan piring berisi nasi kepada Ell.
"Ma, minum." Aku sedikit merengek ingin diambilkan minum.
"Manja lo! Ambil sendiri!" Ucap Kak Indra sewot.
"Apa sih! Ella kan minta sama mama kenapa kak indra yang sewot!" Aku meninggikan suaraku kesal.
"Lo anak manja!" Kak Indra mengejekku.
"Biarin! Manja juga sama mama sendiri." Aku menjulurkan lidah.
"Indra! Ella! Makan!" Ucap ayah tegas, singkat, padat, dan jelas.
Aku dan Kak Indra langsung diam dan melanjutkan makanku.
Sementara itu Ell hanya tersenyum melihat kegaduhan antar Ella dan Kak Indra. Dia iri kepada Ella yang mempunyai keluarga yang sayang pada Ella.
Jangankan makan malam bersama seperti ini, bertemu dengan keluarganya di rumah saja Ell jarang. Sekalinya bertemu pun dipastikan Ell terkena masalah.
"Andai saja keluargaku seperti ini." Batin Ell.
≪━─━♡━─━≫
Ell sedang mencuci piring, dia memaksa untuk membantu mencuci piring. Aku menatapnya dari ruang tamu, dia terlihat fokus mencuci.
Aku menghampiri Ell, dan berdiri disamping Ell ingin membantu Ell.
"Ada yang bisa aku bantu?"
Ell menoleh kearahku dan kembali fokus kepada piring yang sedang dia pegang.
"Tidak usah." Aku tidak mengira dia akan bicara.
"Ya tuhan, baru kali ini aku mendengar seorang Ell bicara." Aku pun menatap tangan Ell yang sibuk.
Aku menatap tangan Ell, dia melipat lengan bajunya karena dia memakai baju berlengan panjang. Aku melihat samar samar noda berwarna ungu kehitam hitaman. Aku pun berniat untuk membersihkannya.
"Ell ada noda di lenganmu." Aku mengambil tangan kanannya yang terkena noda tersebut.
Betapa terkejutnya aku setelah tahu bahwa itu bukanlah noda. Aku kira itu noda dari wajan yang kotor, tapi ternyata itu memar?
Ell langsung menarik tangannya dan melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.
"M-maaf" aku tergagap masih merasa kaget. Dan meninggalkan Ell di dapur sendirian.
Kenapa Ell terluka? Itulah yang ada dipikiranku saat ini.
≪━─━─━─━─◈─━─━─━─━≫
Haiii, lama tidak berjumpa^^ Assie mendadak banget nulis chapt ini:) Jadi maklumi ya jika ada kesalahan.
Kritik sarannya Assie harapkan sekali. Assie masih pemula jadi sangat membutuhkan kritik dan sarannya untuk Assie bisa menulis lebih baik lagi.
Ada salam dari Ell :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.