10. The Game

10.2K 963 499
                                    

⚠️Mc

.
.
.

Note : Part ini mature banget dan yang gasuka bisa skip aja. Hampir mirip2 ama scene sendok cuma lebih bar bar aja.
.
.
.

Kali ini Jungkook memang benar-benar pulang cepat, ia tak melupakan janjinya lagi. Kini mereka sedang berciuman seperti biasa untuk melepas kerinduan satu sama lain. Haerin mengalungkan tangannya di leher Jungkook, amat menikmati ciuman suaminya yang begitu mendesak mulutnya.

Jungkook menjauhkan wajahnya. Dia mengkerutkan keningnya bingung, "Lehermu kenapa, Hae?"

"L-leher?" Haerin meraba lehernya dan sedikit terkejut ketika sadar ada beberapa luka gores dari kuku Taehyung yang tadi sempat memaksanya. Dia belum menceritakan masalah ini pada Jungkook karena ada banyak pertimbangan besar.

Jungkook tadi pagi mengancam akan membunuh Taehyung dan hal itu sudah cukup membuktikan jika Jungkook akan melakukannya jika mengetahui hal ini. Suaminya tempramental, mudah marah dan kadang selalu bertindak sebelum berpikir dua kali. Haerin memeluk Jungkook erat, dia sangat takut kehilangan Jungkook. Takut jika suaminya akan di dakwa menjadi seorang pembunuh lalu dipenjara seumur hidupnya. Itu akan membuat impian Jungkook yang sejak dulu Haerin dukung akan hancur seketika.

Lagipula jika Haerin menceritakan ini pun, Taehyung tak akan diam saja. Dia akan melakukan segala cara atau fatalnya Taehyung mengatakan jika Haerin hanya bisa terangsang  olehnya. Jujur saja, jika dalam posisi Jungkook. Hal ini sangatlah menyakitkan.

Entah darimana Taehyung bisa tahu mengenai hal ini. Haerin akan mencari tahu sebisa mungkin. Jika perlu dia harus menjebloskan Taehyung ke penjara sebelum Jungkook benar-benar akan membunuhnya.

"Sayang," Jungkook mengusap kepala Haerin, "Kenapa diam?"

Haerin menggeleng, "Tadi aku pergi ke toko bunga, Jung. Ya, semacam toko yang menjual pernak pernik bunga. Lalu ada seorang pengunjung yang tak sengaja menabrakku sehingga leherku tergores dedaunan plastik yang sangat tajam." Itu kebohongan pertama Haerin pada Jungkook.

"Dedaunan plastik bukankah seharusnya dibawah?" Jungkook tertawa sedikit, "Tapi kenapa bisa sejajar dengan lehermu? Haerin jika ada sesuatu-"

"Tirai bunga," Haerin mengangguk sedikit, "Dedaunan itu hiasan dari tirai bunga. Aku membelinya karena lucu. Kau mau melihatnya?"

"Nanti saja," Jungkook memegang pundak Haerin. Merasakan itu, Haerin kembali mengingat dimana Taehyung juga melakukan hal yang sama. Kedua pria itu melakukan hal yang serupa tetapi mengapa Haerin hanya bisa menerima rangsangan dari salah satunya.

Dia memegang tangan Jungkook yang singgah di pundaknya. Haerin tak merasakan apapun sekarang. Ini sangat hambar untuknya.

Tapi kenapa?

"Maafkan aku, Haerin. Aku mohon maafkan aku atas semua kesalahanku padamu."

"Aku sudah memaafkanmu, Jung," Haerin tersenyum kecil, "Maafkan aku juga jika aku sudah menyakitimu, menyinggungmu, dan membuatmu terluka."

"Sungguh," Jungkook mencium kening Haerin cukup lama, "Aku sangat berterimakasih karena telah memiliki istri yang begitu pengertian sepertimu. Aku beruntung memilikimu. Aku mencintaimu, Hae. Sangat." Ia memeluk Haerin dengan erat sekali lagi.

Haerin tertawa sedikit, mencoba untuk melupakan si brengsek Kim Taehyung dan akan fokus pada Jungkook, "Aku juga mencintaimu, Jung. Aku senang karena kita bisa kembali seperti ini lagi setelah melewati masalah yang sangat rumit kemarin." Walaupun Haerin masih merasa ada yang janggal di kejutan pernikahannya.

COMMA : Forbidden Affair [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang