12. Rush

7.7K 937 696
                                    

Sejak pulang dari rumah Seokjin, Jungkook langsung masuk kamar mandi dan berada disana cukup lama. Tadi memang sempat terjadi argumen hebat antara Jungkook dan Seokjin namun Haerin bisa menegahkan mereka. Hara juga terus menenangkan Seokjin yang sempat tersulut emosi juga karena Jungkook tiba-tiba menyemburnya dengan kata-kata kasar hanya karena leluconnya. Seokjin marah karena Jungkook tak bisa menghormatinya sebagai seorang yang lebih tua.

Tapi bagi Haerin, lelucon Seokjin juga salah karena dia mengucapkannya di waktu yang tidak tepat. Disana, Haerin bisa melihat jika Seokjin itu tipe orang yang tak pernah serius akan sesuatu kecuali masalah bisnis dan perusahaannya. Pria itu hanya suka main-main dan belum dewasa secara seutuhnya.

Tetapi cerita panjang itu pun diakhiri dengan Jungkook dan Seokjin yang saling meminta maaf. Hubungan mereka sudah kembali seperti semula. Seokjin pun bersedia penuh mendukung serta membantu mereka dalam masalah Kim Namjoon.

Haerin mematikan televisi yang ditontonnya, dia segera menuju kamar mandi. Sejak tadi suaminya itu tak keluar dan membuatnya sedikit cemas.

"Jung," Tok. Tok. Tok.

Tak ada jawaban, hanya ada suara air yang jatuh ke lantai.

"Jung, jangan membuatku cemas!" Tok. Tok. Tok. "Bukalah pintunya."

Masih tetap tak ada jawaban dari Jungkook. Haerin memutar kenop pintunya dan terbuka. Jungkook tak menguncinya.

Haerin masuk ke dalam lalu melihat Jungkook sedang berdiri di bawah shower dari balik tirai mandi. Dia tahu jika suaminya itu sedang dalam masa yang sulit. Jungkook sebenarnya masih marah pada dirinya sendiri karena tak dapat mengontrol emosinya.

Perlahan namun pasti, Haerin melepaskan bajunya. Ia menanggalkan semua pakaian yang melekat pada tubuhnya lalu menarik tirai itu hingga Jungkook mengangkat wajahnya. Suaminya memperhatikannya bingung.

Haerin berjalan menghampiri Jungkook yang berdiri dibawah guyuran air. Ia langsung memeluk Jungkook yang nampak sangat frustasi.

Jungkook mencium kepalanya terus menerus sampai Haerin merasa hatinya menghangat walaupun air sedang mengguyur tubuh mereka hingga basah kuyup, "Aku punya pertanyaan untukmu, Haerin."

"Apa?"

"Apa kau tahan jika hidup bersamaku?"

Haerin mengkerutkan keningnya bingung, "Tentu aku tahan. Aku mencintaimu, kau adalah takdirku. Aku pasti akan bertahan untuk hidup bersamamu sesulit apapun keadaannya."

"Dengan diriku yang seperti ini?"

"Jung-"

"Haerin, aku tahu jika selama ini kau selalu menahan dirimu atas sikap-sikapku. Kau terus mengalah padaku karena aku ini sangat egois. Aku tak bisa mengendalikan diriku. Aku tempramental, aku posesif dan aku-" Jungkook mengusap wajah Haerin yang basah, "Aku ini hanya akan menyakitimu, Hae."

Haerin mengusap pipi Jungkook yang basah, "Kejadian barusan itu juga salah Hyungmu karena dia bercanda di waktu yang tak tepat."

"Bukan hanya itu, Haerin," Jungkook menggeleng, "Masalah barusan ada bagian kecil dari masalah-masalah yang selalu aku sebabkan."

Tangan Haerin turun kembali, dia memegang tangan Jungkook yang sangat dingin karena sejak tadi pria itu tak lekas beranjak dari shower yang mengguyurnya. Haerin menggenggam tangan Jungkook, meraba telapak tangan suaminya yang berkerut karena dingin.

"Aku menerimamu apa adanya," tatapannya kembali memperhatikan bola mata hitam yang penuh dengan kekecewaan, "Sama sepertimu yang selalu menerima kekuranganku dan memakluminya. Maka aku juga akan melakukan hal yang sama, Jung. Kekurangan itu bukan untuk ditinggalkan, tapi untuk dilengkapi. Jika aku memiliki kekurangan maka kau akan melengkapinya, begitupun sebaliknya."

COMMA : Forbidden Affair [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang