Prologue

19.5K 1.2K 315
                                    

Note : Female lead adalah OC (original character), visualnya bisa dilihat di part "Visualisasi" atau instagram saya. Cerita ini bukan cerita shipper BTS dengan idol lain.

Selamat membaca ^^

🌸🌸🌸

"Seosaengnim!!"

Seorang anak perempuan berambut pendek dan memakai tas dengan karakter kuda Mang berlari kecil di koridor yang sepi. Anak itu mencoba memanggil seorang wanita muda yang berjalan membelakanginya. Wanita itu lumayan tinggi, memakai high heels, dan tubuhnya sangat ramping. Ketika dirinya sudah dekat, anak itu langsung berdiri di depan wanita itu untuk menghalangi jalan wanita yang tak lain adalah gurunya.

"Seo... saengnim! Hah... hah..."  Napas anak itu sangat memburu. Dia terlihat berkeringat.

Untuk menyamai tingginya yang setengah dari tinggi badannya, guru wanita itu perlahan berlutut di depan anak itu. Dia tersenyum manis, "Kau ini kenapa berlari seperti itu? Jadi lelah sendiri, 'kan?"

"Aku memanggilmu sejak tadi, Seonsaengnim. Tapi kau tidak mendengarku!" Mulutnya sedikit mengerucut hingga sang guru tertawa kecil.

"Baiklah, maafkan aku ya. Omong-omong kenapa kau mencariku?"

Anak itu memberikan sebuah sebuah buket bunga dan sebuah kotak berisi coklat amedei prendimé. Awalnya Haerin sedikit terkejut melihat dua benda itu. Rasanya ingin menolak mentah-mentah karena Haerin sendiri sudah tak minat untuk menerima lagi barang-barang pemberian para wali dari muridnya.

Haerin adalah guru sebuah Taman Kanak-Kanak yang cukup populer. Dia adalah yang termuda dan parasnya yang cukup cantik kadang membuat wali atau ayah dari muridnya suka menggoda dirinya. Mereka suka memberikan hadiah pada Haerin dengan alasan ia sudah mendidik anak mereka dengan baik. Lalu hari ini terjadi lagi.

"Aku akan ambil bunganya," lalu akan kuberikan pada petugas pemakaman untuk diletakkan didepan guci orang yang tak memiliki keluarga, Haerin masih tersenyum, "Dan kau bisa mengambil coklatnya untukmu." Harga coklat ditangan anak itu cukup mahal dan Haerin tak menginginkannya sama sekali.

"Untukku?"

"Iya, untukmu."

Anak itu tersenyum dan memegangnya, "Terimakasih, Seosaengnim."

"Dan katakan pada ayahmu untuk tak melakukan ini lagi. Daripada uangnya dibelikan barang seperti ini lebih baik di donasikan untuk yang membutuhkan."

"Ini bukan dari ayahku, Seosaengnim."

"Lalu?"

"Saat aku menunggu jemputan untuk pulang, seorang paman yang baik mengajakku untuk membeli mochi-"

"Paman yang baik?"

"Iya, dia sangat baik. Dia memakai pakaian serba hitam, matanya lucu dan juga memiliki gigi seperti kelinci."

Gigi kelinci? Pakaian hitam?

"Lalu bagaimana?"

"Dia membelikan aku semua mochi yang enak. Setelah itu paman itu memintaku untuk memberikan ini padamu, Seosaengnim. Dia bilang seperti ini padaku," Anak itu memperagakan pria yang di ucapkannya, "Aku akan membelikanmu mochi lagi jika kau mau membantuku hari ini. Ini, dia memberikan dua benda ini padaku."

"Kau berikan ini pada guru tercantik di sana. Lalu paman itu tersenyum dengan gigi kelincinya yang lucu," anak itu melihat Haerin, "Menurutku guru tercantik disini adalah dirimu jadi aku memberikannya padamu, seosaengnim."

Pipi Haerin sedikit bersemu lalu ia tersenyum, "Baiklah jika begitu. Tapi dengar ini, jika ada orang asing lagi yang mengajakmu dan berbicara padamu. Aku mohon jangan dengarkan dia, anggap saja kau tak kenal. Apalagi sampai ikut dengannya," Haerin menggeleng, "Pokoknya tak boleh. Mengerti?"

COMMA : Forbidden Affair [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang