: :
: :
: :
—•[ Ramen & Hanguang-Jun ]•—
—°[ Sasuke x Naruto ]°—
—°[ Akashi x Naruto ]°—
—°[ Levi x Naruto ]°—Kabar putri Naruko menghina permaisuri terdahulu menyebar dengan luas di kalangan rakyat kerjaan Namikaze, mereka yang awalnya memuji kecantikan dan bakat putri kedua itu sekarang malah berbalik membencinya. Bukan hanya putri kedua namun putri pertama dan permaisuri sekarang pun terkena dampaknya, mereka yakin sifat putri kedua pasti di miliki oleh ibu dan kakaknya itu. Kini kerajaan di sibuk untuk meredakan rakyat yang protes dan ingin permaisuri Saara turun tahta.
Di sebuah ruangan bernuasa ungu dan merah itu kini berantakan, pecahan kaca rias dan beberapa barang berserakan di lantai. Seorang wanita berrambut hitam kini sedang menatap tajam seorang gadis yang sedang berlutut di hadapannya, gadis itu terlihat sangat ketakukan bahkan tubuhnya terlihat bergetar.
"Kau tahu! Karena ketololanmu kini rakyat tidak mempercayai kita lagi! Kau itu tolol serta bodoh, seharusnya kau bisa menjaga emosinya jangan dengan mudahnya terpancing emosi seperti kemarin!"
"LIHAT! KARENA ULAHMU KITA YANG RUGI PUTRI NARUKO!!" teriakan menggelegar itu bahkan terdengar sampai keluar kediaman milik permaisuri Saara.
"A-ampun i-ibunda hiks, a-aku tahu a-aku s-salah hiks." isak Naruko, ia membungkuk dan memeluk kaki sang ibu dengan isak tangis yang semakin keras. Tentu saja sebagai ibu-Saara- merasa tidak tega, ia pun membantu Naruko untuk bangun dengan lembut dan mengusap air mata putri keduanya itu dengan sayang.
"Kali ini ibu akan memaafkanmu,bibu sudah punya rencana untuk membalaskan ini semua pada pangeran bodoh itu!" desis Saara dengan aura serta tatapan penuh akan kebenciannya pada pangeran keempat tersebut.
"Hachi!!"
"Ukh siapa sih yang mengutukku, lagipula aku kalem kok gak bikin orang kesal heran deh. Eh tunggu?! Bukankah kemarin aku bikin salah satu ulet keket itu marah ya? Pasti dia yang mengutukku ini, cih aku harus pergi ke kuil sepertinya untuk menghilangkan kutukan ulet keket itu." gerutu Naruto, jarinya masih mengusap hidungnya yang masih terasa gatal.
"Huh, aku bosan sekali." lirihnya, ia menidurkan—kembali—tubuhnya dengan malas di atas ranjangnya.
"Kenapa kita tidak membuat makanan saja aruji?" Xuo Yang—Roh Tumbuhan—yang sudah keluar dari dimensi ruang duduk di hadapan sang majikan memgeluarkan usulnya.
" Maksudmu makanan yang berasal dari duniaku itu?" Xuo Yang mengangguk semangat, Naruto mulai berpikir.
"Hm sebagai agent rahasia, aku kan sering sekali menyamar bahkan menyamar menjadi koki profesional pun pernah. Lagipula makanan di dunia ini rasa sangat hambar, dan tidak enak."
"Tapi dimana aku bisa mendapatkan bahan-bahan untuk membuat kue modern?" Naruto berpikir keras, di zaman ini mustahil bisa mendapatkan bahan-bahan pembuatan kue modern.
'Aruji anda lupa? Dimensi Ruang sudah menyediakan segalanya, bahkan bahan-bahan pembuatan kue tidak ada yang mustahil aruji.' suara Hua Mei menggema di otak Naruto,seketika ia matanya berbinar senang yosh!!
Naruto mengangguk setuju, dengan Xuo Yang bersamanya ia pun keluar dari kediamannya dan berjalan menuju dapur istana. Sesampainya disana ia meminta izin untuk menggunakan dapur istana sebentar. Xuo Yang memasang sebuai kekkai agar mereka yang berada di luar tidak melihat dirinya dalam wujud manusia, karena memang keberadaan dirinya harua di rahasiakan dari para manusia agar tidak menimbulkan bencana. Jika di lihat oleh manusia biasa atau kultivator berlevel petarung sampai prajurit hanya ada Naruto yang sibuk kesana kemari memasak, namun bagi yang sudah berada di tingkat ranah pasti dapat melihat Hua Mei, sedangkan yang masih di tingkat Raja sampai Raja Ilahi hanya bisa merasakan hawa Hua Mei saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Genius Hiding : The Prince of The Darkness (On Going)
Historical Fiction: : Original Story! 𝐃𝐞𝐬𝐜𝐥𝐚𝐢𝐦𝐞𝐫 : -𝐌𝐚𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐢𝐬𝐡𝐢𝐦𝐨𝐭𝐨 - 𝐇𝐚𝐣𝐢𝐦𝐞 𝐈𝐬𝐡𝐢𝐲𝐚𝐦𝐚 - 𝐅𝐮𝐣𝐢𝐦𝐚𝐤𝐢 𝐓𝐚𝐝𝐨𝐬𝐡𝐢 - 𝐌𝐨 𝐗𝐢𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐨𝐧𝐠 𝐗𝐢 - 𝐘𝐚𝐬𝐮𝐭𝐚𝐤𝐚 𝐓𝐬𝐮𝐭𝐬𝐮𝐢 - 𝐓𝐲𝐩𝐞-𝐌𝐨𝐨𝐧. 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 : 𝐁𝐥�...