⩩ Chapter 8

4.8K 443 119
                                    

: :

: :

: :

—•[ Mendapatkan Musuh! ]•—

—°[ Sasuke x Naruto ]°—
—°[ Akashi x Naruto ]°—
—°[ Levi x Naruto ]°—











Acara penyambutan masih berlangsung, sungguh Naruto kini sudah sangat mengantuk ia bahkan sudah bersandar di bahu kakaknya Nagato yang memang berada di sampingnya. Baru saja matanya ingin menutup tiba-tiba suara Shion yang menyebut namanya membuat ia terpaksa kembali terjaga, dengan sedikit perasaan kesal ia menatap Shion dengan tatapan tajam. Mata birunya berkilat tajam di bawah sinar cahaya lampu, bahkan mata yang awalnya biru jernih itu sedikit memancarkan cahaya merah.

"Yang mulia bagaimana jika kita melihat pertunjukkan yang sudah di siapkan oleh pangeran keempat?" Minato sebenarnya tahu jika Shion hanya ingin menjebak putranya, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan ia terpaksa mengiyakan permintaan putrinya itu.

Dengan langkah sedikit menghentak dan tatapan tajam yang ia layangkan pada Shion, Naruto melangkah kearah panggung. Shion menatap Naruto dengan senyum dan tatapan remeh, ia yakin Naruto tidak bisa apa-apa dan tetap menjadi pangeran yang bodoh dan lemah walaupun wajahnya sekarang sangat cantik. Naruto berbisik pada pemain gendang yang berada di sampingnya, ia juga meminta pedang milik salah satu prajurit istana. Semua yang ada di aula menatap apa yang di lakukan Naruto dengan heran, namun mereka memilih diam dan menyaksikan apa yang akan di lakukan oleh pangeran keempat itu.

Alunan melodi lembut mulai terdengar di segala penjuru aula, perlahan tubuh Naruto mulai bergerak dengan pelan. Namun semakin lama tarian Naruto semakin cepat dan luwes, pedang di tangan kirinya terayun dengan tegas. Wajahnya berubah menjadi serius namun masih tetap terlihat cantik dan menawan, mata biru jernih menatap kedepan dengan tajam. Binar polos yang selama ini ia tunjukan hilang seketika, tergantikan dengan binar gelap penuh akan haus darah.

Tiba-tiba kelopak mawar berwarna merah darah berguguran menghujani tubuh gemulai Naruto yang masih setia menari sehingga membuat penampilannya semakin terlihat mempesona dan juga mengerikan disaat bersamaan, tanpa -sebenarnya Naruto sadar-yang lainnya ketahui tiga sosok terlihat memperhatikan Naruto dengan tatapan yang sulit di artikan dan beberapa tatapan penuh dendam menatapnya dengan tatapan kebencian.

'Kau memiliki banyak musuh aruji, berhati-hatilah.' suara berat milik Bai Liu terdengar di kepalanya, membuat Naruto menyetujuinya dalam hati. Entah kenapa ia mudah sekali mendapatkan musuh daripada seorang teman.

"Terima kasih." mereka seolah kembali kedunia nyata saat mendengar suara Naruto dan musik yang tadinya mengalun telah berhenti, setelah menbungkukkan tubuhnya Naruto melangkah turun kembali ke tempat duduknya. Tak lupa saat ia melewati Shion, ia menatap gadis bersurai pirang pucat itu dengan tatapa remeh tak lupa ia memeletkan lidahnya mengejek putri pertama dan menyebabkan wajah Shion berubah menjadi merah karena menahan amarah.

Dengan wajah sumringah Naruto kembali duduk di samping Nagato, lalu kembali meletakkan kepalanya di bahu sang kakak. Nagato dengan senang hati mengelus lembut kepala adik bungsunya itu, ia dan kedua kakaknya bangga dengan apa yang di lakukan oleh Naruto tadi.

"Wah pangeran keempat sangat berbakat."

"Siapa bilang jika pangeran keempat bodoh dan jelek? Dia sangat cantik dan menawan juga pandai, ck mungkin saja orang yang bilang jika pangeran keempat bodoh dia mungkin iri dengan bakat pangeran keempat."

The Genius Hiding : The Prince of The Darkness (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang