⩩ Chapter 9

5.1K 510 112
                                    

: :

: :

: :

—•[ Jenius di atas Jenius ]•—

—°[ Sasuke x Naruto ]°—
—°[ Akashi x Naruto ]°—
—°[ Levi x Naruto ]°—
—°[Daisuke x Haru ]°—
—°[ Gilgamesh x Enkidu ]°—









Naruto sedari tadi terus saja menguap di karenakan rasa ngantuk yang selalu datang, tingkahnya itu tertangkap oleh mata tajam sang ayah-juga para manusia yang ada disana, mereka tidak kuat dengan tingkahnya yang terlihat imut itu-. Tak tega melihat anaknya terlihat kebosanan, segera saja ia menyuruh Iruka untuk menghampiri Naruto dan membawa putra bungsunya ke hadapannya.

Naruto yang sedang asik-asik bersandar di kursinya terkejut atas kedatangan Iruka, ia menatap kasim kepercayaan ayahnya itu dengan tatapan bingung.

"Yang mulia Kaisar memanggil anda pangeran."

"Hah?" Naruto terdiam melongo, ia menatap sang ayah yang juga sedang menatapnya. Ia dapat melihat sang ayah mengangguk, menghela nafas Naruto beranjak dari duduknya dan melangkah menuju tempat Kaisar.

"Ada apa tou-sama?" sesampainya disana tanpa basa-basi Naruto langsung bertanya maksud ayahnya itu.

"Duduk lah disini, tadi ayah memperhatikan kau terlihat sangat bosan." Minato menepuk kursi di sampingnya, itu adalah kursi tinggi khusus permaisuri. Mereka yang melihatnya terkejut, karena yang mereka tahu jika Kaisar Minato melarang siapa pun untuk duduk di kursi itu bahkan Permaisuri saat ini pun tidak ia izinkan. Sekalipun untuk anak-anakanya, namun kini Kaisar Minato menyuruh putra bungsunya untuk duduk tepat di kursi mendiang sang Permaisuri Kushina.

Tentu saja hal itu membuat mereka yang melihatnya terkejut bukan main, ternyata rumor yang mengatakann pangeran keempat itu sangat di benci oleh Kaisar hanya omong kosong belaka. Lihat saja sekarang, bagaimana sayangnya yang mulia Kaisar Minato pada putra bungsunya itu hingga membuat kedua putrinya cemburu besar begitupun ketiga putranya yang lain yang terlihat menatap tajam Naruto karena cemburu-sebenarnya bukan Naruto yang di tatap tajam, namun yang mendapatkan tatapan itu Kaisar Minato-. Minato yang merasa di tatap dengan tatapan tajam melihat kearah asal tatapan itu, matanya mengangkap ketiga putranya yang menatapnya dengan tatapan membunuh seolah berkata 'Kau tidak diizinkan dekat-dekat dengan adikku pak tua/tou-sama/tou-san.'

Minato menghela nafas nelangsa, Naruto kan juga anaknya ia berhak dong dekat-dekat dengan putra bungsunya itu. Dasar anak-anak durhaka, ingin sekali ia mengutuk mereka namun ia masih sadar jika ketiganya itu masih anak kandungnya juga.

Sedangkan orang lain-beberapa di antara tidak termasuk- yang melihatnya menyangka jika ketiga putra Minato yang lain merasa cemburu pada adik bungsu mereka hingga membencinya.

"Kau tidak apa-apa, Kurama-kun?" Kurama mengalihkan pandangannya pada guru sekaligus pemimpin sekte Gusu, Lan Xichen-saat berada di area sekte Lan Xichen memanggil Kurama dengan suffix kun sedangkan jika di luar sekte ia akan memanggilnya sebutan donno untuk menghormati jika Kurama masih bagian dari anggota kerajaan-.

"Ah tidak apa-apa sensei, aku hanya tidak rela adikku di ambil oleh pria tua itu." keringat sebiji jagung hinggap di kepala Lan Xichen, entah ia ingin tertawa atau menangis mendengar ucapan Kurama yang cemburu karena adiknya dekat-dekat dengan si pak tau yang juga merupakan ayahnya itu, ia kira Kurama akan cemburu pada adik bungsunya tersebut.

The Genius Hiding : The Prince of The Darkness (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang