" Ibu kau akan baik-baik saja...kumohon bersabarlah" ucap seorang gadis kecil yang senantiasa menggenggam tangan ibunya yang sudah mulai mendingin. Kemudian seorang pria berjas hitam datang dan memeluk gadis itu dengan erat dan menangis.
"Eunbi..ibumu butuh istirahat" ujar pria itu untuk menenangkan sang gadis yang sudah menangis tersendu-sendu. Kemudian pria itu menggendong gadis kecil tersebut dan membawanya keluar.
Hal terakhir yang dilihatnya adalah seorang dokter sudah menutup wajah ibunya sempurna, dengan sekejap pun dia menyadari bahwa sang ibu sudah pergi...pergi jauh darinya. Tanpa larangan gadis itupun menangis dan berteriak bahwa dia ingin melihat ibunya lagi. Tetapi pria itu tetap membawanya pergi, pergi jauh dari ibunya untuk selamanya.
***
"Ibu!!!" teriak seorang gadis yang baru saja terbagun dari tidurnya karena bermimpi buruk. Lalu seseorang menghampirinya dengan tergesa-gesa.
"Kau baik-baik saja?" dan dialah sang manager yang selalu mengaturnya dalam segala hal. Entah itu pola makan, kegiatan, maupun kehidupannya. Dan baginya itu sungguh membosankan.
"Batalkan konsernya aku bermimpi buruk lagi" ucap gadis itu seraya turun dari kasurnya untuk membasuh wajahnya di wastafel.
"Lagi? Ini sudah kali kedua kita membatalkan konsernya" sang manager itu hanya duduk seraya memijit pelipisnya.
"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, dan seharusnya aku yang lebih frustasi darimu karena selalu mendapatkan teror misteri" kemudian gadis itu melihat ke arah balkon dengan tersenyum karena mendengar suara gemuruh dan teriakan dari semua penggemarnya. Suara itu hampir setiap hari di dengarnya. "Apakah mereka menungguku sedari tadi?"
"Hmmm" jawab sang manager tanpa melihatnya.
" Kenapa kau tidak membangunkanku?" kemudian gadis itu berjalan keluar menuju balkon dan melambaikan tangannya dengan tersenyum. Sontak semua penggemarnya semakin gemuruh dan semakin keras mengucapkan namanya.
"SINB! SINB! SINB!" dan semua orang memanggilnya Sinb. Gadis yang bernama lengkap Kim Sinb ini adalah anak dari seorang milyuner bernama Kim Namjoon yang sudah berpulang sejak dua tahun yang lalu. Pesan terakhir ayahnya adalah jangan pernah berhenti bermimpi dan teruslah kejar yang menjadi tujuanmu.
Dia sudah menunjukkan bakatnya kepada seluruh dunia sejak tiga tahun yang lalu, dan tentu saja semua orang menyukai suaranya yang indah dan sangat merdu itu, tetapi tetap saja teror demi teror selalu menghampirinya.
Hidupnya bagaikan kotak misteri yang mana tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali ayahnya sendiri. Dan satu lagi dia tidak akan menyukai pertanyaan reporter yang bersangkutan dengan ibunya, karena Sinb membencinya.
"Kakak! Bagaimana kabar kakak?!" teriak salah satu peggemarnya yang berusaha menyaringkan suaranya agar Sinb bisa mendengarnya, bahkan tidak peduli akan tubuhnya yang terjepit oleh pennggemar yang lain.
"Aku baik-baik saja! Jangan khawatirkan aku! Bagaimana kabar kalian?!" mendengar itu sontak semua penggemarnya dengan semangat mengatakan.
"Kami baik-baik saja!"
"SINB!"
"SINB!"
"SINB!"
Sinb hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, dia sangat senang saat melihat semangat penggemarnya yang tiada henti memberikan dukungan untuknya dan selalu menghawatirkan keadaanya yang tiada henti diterpa teror demi teror dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Aku mencintai kalian semua! tetapi jangan lupa cintai diri kalian juga!" teriak Sinb dari atas balkon dengan keras itu telah membuat seseorang yang sedari tadi mengamatinya dari kejauhan mengeluarkan sebuah senyuman belibis, seseorang yang lengkap dengan sebuah senapan ditangannya itu tengah siap membidik sasarannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BKLM ✅
FanfictionLomba menulis kecil-kecil an yang diselenggarakan oleh hannyhani Pendaftaran telah ditutup, kini saatnya pengambilan suara untuk menentukan juara. Yuks buka dan baca, lalu jangan lupa klik tanda bintang untuk karya yang disukai... ⭐⭐⭐⭐⭐