"Hiks.. lalu dia mengatakan hubungan kita telah berakhir huaa!"
Suara tangisan itu kini menggema dengan keras hingga memenuhi seluruh kafe. Seorang wanita yang telah menjadi pendengar setia dari sahabat wanitanya yang sedang patah hati hanya bisa menghela nafas.
"Maafkan kami, maaf" ujar SinB sambil membungkuk kepada pengunjung yang untungnya tidak ramai karena ini merupakan hari kerja serta meminta maaf kepada pemilik kafe yang tampaknya siap mengusir mereka.
"Patah hati itu boleh, tapi kalau gila sampai histeris seperti ini tentu saja tidak boleh Kyulkyung-ah" ujar SinB sambip menggenggam tangan Kyulkyung sebagai bentuk upaya menenangkan sahabatnya itu.
"Pria bajingan seperti Mingyu tidak pantas kau tangisi, kau harus tahu itu"
Kyulkyung yang mendengarnya hanya bisa tergugu pelan. Tentu saja sulit untuk menerima perpisahan dari orang yang telah bersamamu selama tujuh tahun.
"Ta-tapi SinB-ah, aku sangat mencintainya" ujar Kyulkyung yang dibalas SinB dengan helaan napas.
Dirinya lelah, sungguh.
Harus meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mendengar kisah asmara yang tragis milik sahabatnya, sedangkan kisah asmaranya sendiri pun tak kalah tragis walau masih bisa diselamatkan.
"Iya aku tahu, tapi mulai sekarang jangan sia-siakan cintamu untuk sibajingan itu"
"Itu sangat su-sulit SinB-ah" dan yang harus disesalkan oleh SinB adalah temannya yang sedang patah hati ini selain buta dan bodoh, juga bebal.
"Hey! Kau tidak sendiri, ada aku. Jika sulit, itulah gunanya aku sebagai sahabatmu. Mulai saat ini jika kau terus menyebut nama pria hitam bajingan itu, akan aku tampar mulutmu. Mengerti?!" Ancam SinB, yah sibebal Kyulkyung kalau tidak diancam maka mereka bisa terancam akan menginap di kafe ini.
"Huaa! Kau memang sahabat abadiku yang terbaik!" Teriak Kyulkyung sambil berhambur memeluk SinB erat. Yah, paling tidak mereka tidak terancam akan menginap di kafe ini semalaman.
***
"Terimakasih untuk tumpangannya" ujar SinB sambil keluar dari mobil mahal milik Kyulkyung, yah walaupun bodoh dan bebal sahabatnya itu sangat diberkati untuk soal kekayaan dan kecantikan pastinya.
Beda dengan dirinya yang harus berjuang mati-matian jika masih ingin membeli Marcedes Benz keluaran terbaru itu. Paling tidak hidup memang sangat adil karena dirinya diberkati sesuatu yang tidak dimiliki Kyulkyung.
Hal yang disyukuri SinB adalah memiliki sahabat yang masih setia bersama hingga diumur mereka yang sudah menginjak dua puluh lima tahun. Walaupun mereka memiliki latar belakang berbeda, namun Kyulkyung tetap bersamanya selama sepuluh tahun ini dan itu adalah anugerah bagi SinB yang sudah lama hidup mandiri dan berpisah dari orang tuanya.
Mingyu dan Jungkook memang sahabat karib sejak sekolah menengah atas, sama sepertinya dan Kyulkyung.
Setelah dirinya dan Jungkook menjalin hubungan, beberapa waktu kemudian Mingyu dan Kyulkyung juga menjalin hubungan walaupun SinB tidak terlalu menyukai Mingyu yang notabenenya adalah Playboy.
Namun melihat sahabatnya bahagia bersama pria pilihannya, membuat SinB sedikit lega. Walaupun saat ini kisah asmara mereka harus berakhir dengan perpisahan
"Terimakasih juga sudah mau menemaniku, dan maaf untuk kondisi telingamu. Lain kali akan aku asuransikan." Balas Kyulkyung yang sukses membuat keduanya terkekeh, SinB lalu berbalik menuju gedung apartemennya.
"SinB-ah!" Panggil Kyulkyung menghentikan langkah SinB.
"Mingyu memang bajingan, tapi Jungkook juga tak kalah bajingan dan kau harus tahu itu" ujar Kyulkyung sambil menatap SinB pilu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BKLM ✅
FanficLomba menulis kecil-kecil an yang diselenggarakan oleh hannyhani Pendaftaran telah ditutup, kini saatnya pengambilan suara untuk menentukan juara. Yuks buka dan baca, lalu jangan lupa klik tanda bintang untuk karya yang disukai... ⭐⭐⭐⭐⭐