Tak cukup dengan Jungkook, orang tuanya merencanakan perjodohan lain dengan pria bernama Kim taehyung. Jieun masih bisa mengatasi masalah perjodohan itu. tapi kali ini, jieun tak bisa melakukan semua ini lagi ketika orang tuanya memintanya untuk datang ke perjodohan lainnya
Ia butuh waktu untuk sendiri, maka ia pindah dari rumah orang tuanya dan menyewa sebuah apartemen kecil di daerah sekitar rumah neneknya
Jika bukan lalu, kondisi jieun masih bisa dikatakan baik baik saja meski sering kali merasa pening, bulan ini jieun merasa kerepotan dengan rasa mual yang di alaminya. Tak hanya saat pagi hari, rasa mual itu terus datang bahkan saat jieun tertidur sekalipun
Jieun melihat wajahnya yang begitu pucat dari pantulan kaca. Seperti tak diberikan kesempatan untuk beristirahat bayi ini begitu menyita waktunya hingga jieun melupakan janjinya untuk menghubungi Jungkook
"Aku harus ke dokter" jieun bergumam merenggangkan sedikit tubuhnya agar setidaknya ia bisa pergi ke dokter untuk hari ini. Setelah memoleskan beberapa makeup agar tak terlihat begitu pucat, jieun berangkat pergi sendirian dengan taksi.
Tapi siapa yang menyangka, jika kepergiaannya kali ini bukan ke ruang sakit melainkan ke rumah orang tuanya. Jieun tak tau apa yang terjadi disana, tapi mendengar ucapan ibunya jieun tau keadaan tidak baik baik saja
*******
"Kau mengatakan hal konyol bahkan setelah kau bercerai dari anakku" nyonya lee tak berusaha memahami apa yang Jungkook katakan
Berapa kali pun, Jungkook dan nyonya jeon meyakinkan apa yang terjadi saat ini, nyonya Lee tak akan percaya. hal itu tak mungkin terjadi pada jieun anaknya
"Aku tak berbohong eommonim, jieun sedang hamil anak kami" suara derap langkah berhenti di depan pintu. Jieun terdiam, menatap keberadaan Jungkook dan nyonya jeon di rumah orang tuanya saat ini
"Eo-eomma" dengan gugup jieun memanggil kedua orang tuanya. Tatapan Jungkook sepenuh nya jatuh pada jieun. Melihat keadaan jieun Jungkook sedikit lega, setidaknya jieun masih dalam keadaan baik baik saja
"Jieun" ibunya memanggilnya membawanya untuk duduk di tengah tengah keluarganya dan keluarga jeon
"Jieun, katakan apa yang dikatakan mereka tidak benar bukan?kau tidak hamil bukan?" Pertanyaan demi pertanyaan ibunya lontarkan kepadanya. Situasinya begitu tersudut kali ini, jieun tak pernah memberitahu orang tuanya mengenai kehamilannya dan tentu saja berita ini begitu mengejutkan saat kedua orang tuanya mendengarnya dari Jungkook bukan dari anaknya
"Jieun, jawab ibumu. Kau benar benar hamil?" Ayahnya yang hanya diam mulai angkat bicara. Perlahan jieun mulai memberanikan untuk menatap wajah ibunya
"A-aku memang hamil eomma" nyonya Lee merasa lemas mendengar pengakuan anaknya secara langsung. Jika dalam keadaan jieun masih menyandang istri Jungkook, tentu saja nyonya Lee akan senang mendengar hal ini. Tapi sekarang, jieun telah lepas dari statusnya. Dan ia dengan tega meminta jieun untuk memulai hidup baru dengan perjodohan yang ia rencanakan
"Eomma, jangan menangis. Aku akan baik baik saja dengan semua ini"
"Bagaimana kau akan baik baik saja sayang? membesarkan anak seorang diri tak akan mudah" perkataan ibunya benar, dengan kondisi seperti sekarang saja jieun sudah benar benar kerepotan
"Aku akan baik baik saja eomma" jieun berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Berusaha untuk tegar di tengah keterkejutan ibunya
"Aku akan menjaga jieun. Jieun akan tinggal bersamaku lagi" nyonya Lee menatap Jungkook tak setuju
"Kau pikir aku akan mempercayaimu untuk menjaga putri ku setelah apa yang kau lakukan? Pergilah dan jangan muncul di hadapan anakku lagi" nyonya Lee berteriak kesal pada Jungkook. Jieun yang berada di sampingnya berusaha menyakinkan ibu nya untuk tak terlalu terbawa emosi
"Aku ayah dari anak yang di kandung jieun eommonim. Biarkan aku menjaga mereka kali ini eommonim" Jungkook terus memohon pada nyonya dan tuan Lee. Tapi seperti tak berpengaruh apapun, keduanya masih menolak dengan tegas permintaan Jungkook
"Istriku benar, kau lebih baik pergi dari sini. Tak ada yang perlu di perbaiki karena kalian sudah bercerai" tuan Lee mengusap pundak Jungkook memintanya untuk pergi sebelum semuanya semakin kacau
"Jieun" Jungkook memanggil jieun, berharap jika hati jieun akan berubah dan menyetujui permintaannya.
Dan saat itu pula jieun berkaki kali menyakinkan untuk membiarkan jungkook pergi seperti yang dikatakan orang tuanya. Tapi entah datang dari mana, perasaan mengatakan tak ingin Jungkook pergi maka jieun menahan legan Jungkook yang beranjak pergi
"Ak-aku akan tinggal bersama Jungkook lagi"
******
Dengan segala pertentangan dari kedua orang tuanya, jieun akhirnya memutuskan untuk memilih jalannya sendiri. Ia tak tau ini benar atau tidak, tapi setidaknya ia harus mencobanya
Mencoba untuk memberikan Jungkook kesempatan
"Apa kau merasa tak enak badan?" Jungkook khawatir dengan kondisi jieun yang terus memalingkan wajahnya dan sesekali menutup mulutnya semenjak mereka mengambil barang jieun dari apartemennya
"Hanya mual" jieun hanya menjawab seadanya tapi itu tak cukup membuat rasa khawatir Jungkook berkurang, ia segera menepikan mobilnya di sekitar taman komplek rumahnya
"kenapa berhenti?"
"Apa kau mau ke ruang sakit, sepertinya mualmu semakin parah" jieun menolak dengan ajak Jungkook
"Tidak, aku hanya perlu istirahat. Jalankan saja mobilnya" Jungkook tak langsung melakukan perkataan jieun, tangannya bergerak untuk menggapai dan menggenggam tangan jieun
"Apa yang kau lakukan lepaskan tanganmu" jieun menolak sentuhan yang Jungkook berikan
"Biarkan seperti ini sebentar saja. Kita hampir sampai" Jungkook kembali menjalankan mobilnya dengan tangan yang masih menggenggam tangan jieun.
Dan entah kenapa, genggaman Jungkook berpengaruh membuat mualnya sedikit berkurang. Hal itu bukan karena bayinya merindukan Jungkook kan?
Menurut jieun ini semua terjadi karena mereka sebentar lagi akan sampai rumah. Karena jieun benar benar kelelahan, kini jieun memejamkan matanya sebentar dan berakhir tertidur.
Jungkook menatap sekilas jieun yang terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Hingga mata Jungkook teralihkan pada ponsel jieun yang berdering menampilkan nomor asing. Beberapa menit ponsel itu bergetar, panggilan itu mati dengan sendirinya dan menampilkan pesan yang cukup bisa di baca Jungkook dari posisinya saat ini
"Nona Lee, aku benar benar tertarik padamu. Apa kita bisa bertemu untuk pertemuan kedua perjodohan kita?"
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Past
FanfictionPerceraian mungkin jalan terbaik bagi keduanya. Tapi jika pada akhirnya Jungkook harus kehilangan segalanya ia tak akan dengan mudahnya mengatakan ya saat itu Ini adalah kisah ku, bagaimana aku belajar untuk tak mudah memberikan hatiku pada seorang...