"Temani aku sore ini. Seperti katamu, aku berjanji ini adalah yang terakhir kalinya"
helaan nafas Jungkook terdengar bersamaan dengan Jungkook yang menutup ponselnya. Setelah beberapa hari wanita itu tak lagi mengiriminya pesan, ini adalah kali pertama jiwoo kembali bertukar pesan padanya
Entah apa yang wanita itu kembali rencanakan, Jungkook sama sekali tak bisa menebak apa yang akan jiwoo lakukan kali ini. Seperti pesannya, yang mengatakan ini adalah kali terakhir kalinya. Jungkook tentu saja akan menurutinya jika ini bisa membuat Kim jiwoo itu menyingkir dari hidupnya.
Tapi keadaan tak bisa membuat Jungkook bergerak cepat untuk menyelesaikan masalah nya dengan jiwoo. Hari ini adalah hari dimana Jungkook harus menemani jieun seperti janjinya kemarin.
Dan pergi meninggalkan jieun saat ini, membuat Jungkook tak bisa memendam rasa bersalahnya lagi.
Perkataan jieun tempo hari, sangat membuatnya tersadar. Meski hubungan mereka berdua mulai sedikit membaik, jieun masih memberi batas pada hubungan mereka. Setidaknya hubungan mereka akan benar benar membaik saat kata cinta itu datang di antara mereka
"Jungkook-ah, kau baik baik saja?" Jieun memegang bahu Jungkook yang langsung tersadar dari lamunannya
"Eo-eohh, kau sudah siap sayang?" Jieun menatap Jungkook dengan tatapan yang tak begitu menyakinkan. Sebelum kemari, jieun telah memanggil Jungkook untuk memintanya bantuan untuk memilih kan baju untuknya. Tapi sampai, jieun selesai bersiap pria itu masih terdiam melamun seperti memikirkan sesuatu
"Kenapa? Apa yang kau pikirkan lagi kali ini?" Jieun menarik Jungkook untuk kembali duduk seperti sebelumnya
"Ti-tidak. Aku baik sayang. Lebih baik kita pergi sekarang, temanmu pasti sudah menunggu bukan?" Jieun menghela nafas dan kembali menarik Jungkook yang sudah berdiri untuk kembali duduk
"Jungkook-ah. Katakan padaku atau kita tak akan pergi sama sekali"
Jieun tak berniat mengancam Jungkook sama sekali. Tapi jika tidak dengan cara ini, jieun sangat sangsi jika Jungkook tidak akan menceritakan masalahnya saat ini
Jungkook terlihat bimbang. Haruskah ia menceritakan pada jieun meski dengan sedikit kebohongan lagi?
"Bu-bukan hal penting sayang. Tiba tiba saja, aku memiliki sebuah pertemuan dengan rekan kerjaku hari ini. Tapi tenang saja, aku bisa melakukannya nanti setelah menemanimu pergi" Jungkook yang berusaha tak terlihat seperti sedang berbohong, akhirnya menceritakan alasannya yang terlihat logis
"Jam berapa kau harus pergi?" Tanya jieun seketika membuat Jungkook menggeleng memikirkan apa yang pasti akan dilakukan jieun
"Tidak tidak. Aku akan menemanimu hari ini sayang. Urusanku, bisa ku selesaikan nanti" jieun menghela nafas dan menarik kembali Jungkook untuk tetap duduk di sampingnya
"Pergilah Jungkook. Aku tak apa, jika harus sendiri. Lagi pula, sepertinya aku memang hanya akan bertemu sebentar dengan temanku lalu pulang. Tak apa jika aku harus pergi sendiri" Jungkook menatap jieun dengan rasa bersalah. Lagi lagi, Jieunnya selalu berusaha memahaminya di tengah dirinya yang selalu berbohong dengan apa yang di lakukan nya selama ini
"Kau yakin?" Jieun mengangguk dengan senyumannya
"Tentu saja, aku akan mengabari mu jika sudah pulang nanti"
Jungkook merasa begitu tersentuh. Ia langsung memeluk jieun menenggelamkan tubuhnya pada kehangatan tubuh jieun
"Baiklah aku akan pergi, tapi berikan aku ciuman" jieun seketika tertawa dengan tingkah dan permintaan Jungkook. Seharusnya, jungkook tidak dalam posisi untuk mengutarakan keinginannya seolah ia telah melakukan sesuatu. Tapi karena Jungkook yang terlihat begitu manis, jieun kembali menangkup kan tangannya pada wajah Jungkook dan memberikan ciuman bertubi tubi pada wajah jungkook yang langsung bersemu begitu merah
KAMU SEDANG MEMBACA
Past
FanfictionPerceraian mungkin jalan terbaik bagi keduanya. Tapi jika pada akhirnya Jungkook harus kehilangan segalanya ia tak akan dengan mudahnya mengatakan ya saat itu Ini adalah kisah ku, bagaimana aku belajar untuk tak mudah memberikan hatiku pada seorang...