Hamparan angin yang luas dengan angin yang begitu menenangkan tak membuat diri jieun tenang begitu saja. Kaki yang sudah tak beralaskan apapun itu selangkah demi selangkah menampaki aliran ombak Pantai yang begitu menenangkan
"Sebenarnya siapa aku ini?" Jieun berucap lirih semakin melangkah lebih jauh hingga air laut itu hampir mencapai kaki atasnya
Langit senja yang hampir mengucapkan selamat tinggal itu, seperti hari nya hari ini. Hanya butuh beberapa langkah lagi, hingga seluruh tubuhnya tertutupi oleh dinginnya laut ini. Tapi dalam sekejap, tubuhnya di tarik oleh seseorang dari belakang
Teriakan dan tatapan seseorang itu benar benar menyiratkan kemarahan saat menarik dan membawa dirinya yang hampir basah ke pesisir pantai. Tapi siapa yang peduli, jieun hanya menatap seseorang itu sekilas dan berniat untuk pergi saja
"Lee jieun, kau benar benar gila. Kau pikir, apa yang akan kau lakukan tadi hah?" Tangannya di cekal oleh pria itu. Jieun bahkan bisa merasakan tangannya yang memerah dengan cepat di tambah tubuhnya yang perlahan merasakan dingin
"Jangan mencampuri urusanku. Kau pikir, kau siapa jeon Jungkook?" Tangan itu ia lepaskan secara paksa. Hanya untuk pertama kalinya, jieun sama sekali tak ingin melihat Jungkook
Meski tak jelas, bayangan itu selalu menghantuinya. Jungkook adalah seseorang yang ingin ia temui. Tapi saat kenyataan datang kepadanya, sekarang semunya justru berbanding terbalik
"Bagaimana aku bisa tau jika kau tak mengatakannya? Apa aku ada melakukan salah kepadamu?"
"Salah?" Jieun berbalik, melangkah ke depan sebelum Jungkook mengucapkan kata yang membuat nya hampir saja luluh
"Saranghae" Jungkook melangkah ke depan dan menggenggam kedua tangan jieun
"Aku mencintaimu, jadi kumohon jangan meninggalkanku lagi seperti ini. Tetaplah jalan denganku dan jangan meninggalkanku seperti ini lagi" tatapan Jungkook selalu meluluhkan nya. Untuk sesaat bahkan hanya sebentar, jieun terdim membiarkan tubuh Jungkook yang perlahan mendekat untuk menyampaikan jaket milik nya pada tubuh basah jieun
Aroma dan tubuh Jungkook, menguar seketika. Rasa hangat itu dalam sekejap menghilangkan rasa dingin pada tubuhnya
"Kita pulang lebih dulu. Aku akan mengantarmu" tangan yang merangkul pundaknya itu, di lepaskan oleh jieun. Ia memundurkan langkah nya menjauh dari jungkook
"Kita akhiri disini. Mari jangan bertemu satu sama lain"
"Kau yakin?" Jieun menganguk. Bersamaan dengan Jungkook yang semakin melangkah lebih dekat padanya
"Bagaimana bisa aku percaya, jika kau menangis seperti ini?" Jieun tak mengerti. Ia menangis?
"Aku tak akan meninggalkan mu lagi, aku akan berada di sisimu. Tapi kuharap kau juga tak akan meninggalkanku ji"
"Baiklah, aku mengerti. Mari kita bercerai"
"Kau hamil anakku. Bagaimana bisa aku diam begitu saja membiarkan kau melalui ini sendirian"
"Anakmu?"
Ingatan sialan. Ibunya benar, lebih baik ia tak mengingat apapun dari pada harus merasa seperti ini
"Kita pernah bersama dan berakhir dengan perceraian. Kau pikir aku akan melakukan hal yng Sama lagi?"
Mata Jungkook bergetar saat mendengar jieun mengatakan itu secara tiba tiba. Ia bahkan tak bisa menatap mata jieun sama sekali. Jika sudah seperti ini, jieun yakin jika salah satu potongan yang hilang dari ingatannya adalah jeon Jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
Past
FanfictionPerceraian mungkin jalan terbaik bagi keduanya. Tapi jika pada akhirnya Jungkook harus kehilangan segalanya ia tak akan dengan mudahnya mengatakan ya saat itu Ini adalah kisah ku, bagaimana aku belajar untuk tak mudah memberikan hatiku pada seorang...