Chapter 10

667 48 8
                                    

Waktu terus berlalu,  tak terasa jam menunjukkan angka 20.00 WIB. Lily calling....

"Ya Ly gimana acaranya... ".

"------------------".

"Syukurlah,  kakak nggak bisa datang maaf ya, tapi aman kan?".

"---------------------".

"Ok makasih atas kerja keras kamu, hati-hati".

"-----------------------".

"Waalaikum salam", Zea memutuskan sambungan telponya, dia menemani Fathir di ruang tv.

"Kakak istirahat aja biar besok lebih seger, kalau mau ke kantor.

Fathir hanya melirik Zea, akhirnya dia bergeser lebih dekat lagi dan tidur di pangkuan Zea, kepalanya menghadap ke perutnya. 

Ternyata Fathir bisa manja banget  kalau lagi sakit gauys.

Zea terhenyak melihat kelakuan Fathir,  tapi dia membiarkan, dan Fathirpun terlelap. Zea masih bingung mau gerak tidak bisa, akhirnya dia membaringkan tubuhnya di dekat Fathir karena tidak kuasa menahan kantuk.

Keduanya sama-sama terbuai dalam mimpi di depan tv.

Mereka sama-sama terjaga saat jam menunjukkan angka 03.00 dini hari .

"Ze... kok nggak dibangunin".

"Kakaknya pules banget nggak tega ngebangunin", Fathir masih mengerjapkan mata menyesuaikan dengan cahaya karena saat mereka tidur tidak mematikan lampu,  lalu Zea bangkit menuju kamar mandi untuk melaksanakan sholat tahajjud.

Sambil menunggu shubuh Fathir mengambil muhshaf  untuk mengaji.

Zea yang mendengarkan lantunan suara Fathir akhirnya tertidur lagi. Saat shubuh berkumandang Fathir menjawil bahunya.

"Bangun udah shubuh, aku sholat ke masjid ya",  Zea menggeliat meregangkan ototnya karena semalem tidur di karpet.

Kemudian melangkah ke kamar mandi . Selesai sholat karena masih ngantuk dia naik lagi ke shofa melanjutkan tidurnya.

"Ni anak molor lagi... bangun..", usiknya .

"Seneng banget sih ngusilin orang", sewotnya.

"Bangun...jogging yuk".

"Nggak... Telepon mbak Vita aja ketemuan di lapangan"  katanya masih dengan mata terpejam. 

Akhirnya Fathir mengangkat tubuh Zea turun dari sofa,  terpaksa Zea melek tapi masih cemberut.

"Sukanya maksa orang", katanya sambil mengganti training dikamar mandi .

Satu putaran sudah di lalui bersama akhirnya Fathir nyerah.

"Pulang yuk,  badanku nggak enak kayaknya masuk angin" .
Merekapun beriringan pulang.

"Kamu bisa kerokan?", Tanya Fathir sambil menoleh ke arah Zea.

"Kakak biasa di kerok?", Zea balik nanya.  Fathir mengangguk. Akhirnya mereka tiba di apartemen.

Fathir langsung ke kamar mandi , setelah selesai mandi kemudian merebahkan dirinya di sofa. Zea tidak mau berdebat kenapa tidur di sofa.

Akhirnya selesai kerokan Fathir sudah masuk ke alam mimpi
Dan Zea ke dapur untuk masak pagi yang sudah siang .

Satu jam di dapur akhirnya selesai masak sarapan merangkap makan siang.  Fathir masih lelap di dunia mimpinya, hingga jam 11.00 siang baru dia bangun .

"Gimana rasanya sekarang kak, masih nggak enak badan? ".

"Lumayan, kamu masak apa? aku lapar ".

"Ayo ke dapur" ajak Zea. Fathir bangun dan melangkah menuju dapur .

Pernikahan yang tak diinginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang