Chapter 16

739 46 2
                                    

Hari senin.

Zea masih di dapur masak untuk sarapan pagi. Jam menunjukkan pukul 05.15.

"Hari ini kamu sibuk nggak?", tanya suaminya setelah berada di dapur.

"Ke cafe seperti biasa, ada apa?".

"Oke deh siangnya kakak makan di sana aja".

"Bawa bekal aja kenapa?".

"Nggak enak makan sendiri di kantor".

"Hm hm... biasanya dulu gitu, lagian kan ada mbak Vita", goda istrinya. Suaminya tersenyum kecut.

"Dulu ama sekarang beda lah", Fathir mengerling ke arah istrinya. Dia menghampiri istrinya sambil memeluk dari belakang. Zea kaget, apalagi kemaren mereka sudah bersatu walau masih canggung.

"Kalau ingat waktu itu males aku ketemu dia", katanya masih memeluk istrinya.

"Profesional donk". Zea membalikkan badan menghadap suaminya.

"Dianya yang nggak profesional", jawabnya jutek.

"Kak,  semangat,  tumben raja playboy kendor ngadepin Vita, coba pake sisi playboynya dikit,  tapi awas,  jangan hanyut", kata istrinya setengah mengancam.

Fathir langsung merengkuh istrinya sambil mengecup bibirnya.

"Tiap pagi harus kasih energi biar semangat", katanya sambil mengecup bibir istrinya lagi.

"Iihhh... mesti deh", Zea mukul dada suaminya pelan.

"Vitamin", jawab Fathir lagi mengecup bibirnya.

"Kayaknya kalo gini terus nggak jadi berangkat ke kantor nih", kata Zea.

"Pengennya iya".

"Ketemu kliennya jam berapa?".

"Jam 09.00".

"Ini masih jam 05.15, masih lama, kakak udah mandi?".

"Mandi bareng yuk!".

"Sarapan dulu apa mandi dulu?". Posisi mereka masih berhadapan di dekat kompor, api sudah dimatikan karena kegiatan menggoreng sudah selesai.

"Enaknya apa dulu ya? ", Fathir menautkan keningnya.

"Kita ulang yang kemarin yuk!". Tanpa menunggu jawaban istrinya Fathir menggedong Zea menuju kamar. Dan...terulanglah pagi kedua mereka tanpa ada yang mengganggu. Mereka sama-sama tersenyum setelah melaksanakan ibadah suami istri walau keringat bercucuran.

"Udah hilang sakitnya kan, kalo kita mengulang dan mengulang terus, sakitnya jadi hilang, yang ada jadi malah nikmat".

"Iihhh, mesumnya tingkat dewa". Mereka masih bergelung di bawah selimut.

"Jadi ke kantor nggak nih".

"Jadi dong,  kakak mandi duluan ya, atau mandi bareng?".

Fathir langsung menggendong istrinya masuk ke kamar mandi. 15 menit akhirnya selesai ritual mandi mereka.

"Kak,".

"Hmm".

"Biasakan sholat duha sebelum keluar dari rumah,  biar rejekinya tambah berkah". Fathir tersenyum dan langsung wudlu untuk sholat duha.

"Makasih ya", katanya sambil mengecup pipi istrinya.

"Yuk sarapan dulu". Suaminya mengandeng tanganya menuju ruang makan.

"Nggak usah sarapan juga aku sudah ada energi ", katanya masih menggoda istrinya.

"Udah ah, ntar telat lagi", Zea mendorong suaminya.

"Asli kakak malas kalo nggak ada janji sama klien".

"Yang penting sekarang hati kakak dijaga,  jangan tergoda  sama mbak Vita", pesan istrinya, Fathir membelai pipi istrinya.

"Siapp, asal kamu selalu jaga kakak".

Setelah sarapan Fathir bersiap ke kantor.

"Kakak tunggu ya di sana", katanya sambil mengecup bibir istrinya lagi.

Zea mengangguk sambil mencium tangan suaminya.

"Hati-hati", setelah suaminya memanggil salam, Zea menutup pintu rumahnya. Dia membereskan segala sesuatunya persiapan ke cafe.
Setelah sholat dhuha, Zea mengunci semua pintu rumahnya.

                      💠💠💠💠

Sampai di cafe Zea tidak langsung menuju kantor, tapi menuju dapur mengecek semua bahan takut ada yang kurang,  dirasa semua aman, dia melangkah ke lantai dua.

Jam menunjukkan angka 13.00 siang,  Fathir memasuki cafe senja langsung menuju lantai dua lewat pintu samping.
Setelah ketemu istrinya seperti biasa mereka ngobrol hal receh.

"Sayang,  kayaknya teman kantor  juga harus di beri tau tentang kepindahan kita deh".

"Kenapa?".

"Nggak enak aja kalau suatu saat mereka perlu sama aku tiba-tiba pindah rumah, sekalian ngumumin tentang hubungan kita".

"Gimana kalo makan ke sini juga", lanjut suaminya.

"Boleh, kapan?".

"Kalo besok siang siap?".

"Insya Allah siap, azeeekk,  kalo gini terus lumayan juga bonus ke temen-temen nih", kata istrinya dengan wajah sumringah.

"Sering-sering ya kak", lanjutnya.
Suaminya hanya tersenyum menanggapinya.

"Suaminya di anggurin nih, makannya mana?".

"Oh iya.. lupa, maap", katanya sambil turun menuju dapur.

"Gak pake lama".

"Siyap,  kali ini aku yang traktir". kata istrinya bersemangat.
Setelah pesanan datang mereka makan dengan lahap hingga jam 13.30 masih asyik ngobrol kalo nggak sekretarisnya telepon karena temu janji dengan klien jam 14.00.

Setelah suaminya pamit Zea bilang pada Lily kalo besok disiapkan untuk makan siang khusus kantor suaminya.

"Sering-sering ya kak", Zea hanya senyum.

Mereka sama-sama melanjutkan aktivitas nya hingga waktunya cafe tutup.

Jangan lupa komen and vote ya. 🙏🙏🙏

Fat

Pmk, 20-08-20

Pernikahan yang tak diinginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang