Chapter 14

522 35 0
                                    


Jumat sore di kediaman pak Fathir-Zea

Sebagian tamu sudah ada yang datang.  Fathir tidak melibatkan staf kantor karena acara ini dadakan.

Acaranya di mulai jam 17.00 wib. Yang dilibatkan hanya pegawai cafe senja karena sebagian menu hari ini di booking untuk acara pengajian di rumah baru mereka.

Untuk hari jumat cafe senja tutup satu hari.

Pengajian berjalan dengan hikmad, mereka mengundang kiyai yang ada di  kompleks perumahan di situ.

Acara berjalan dengan lancar, dan selesai  pas adzan magrib.

"Makasih Ly, dan semua teman-teman atas kerja samanya", Kata Zea sambil membereskan sisa acara barusan.

Fathir memanggil Lily sebagai ketua team.

"Ya pak".

"Tolong di total ya!". Lily masih bengong.

"Heh.... bisnis is bisnis man",  akhirnya Lily mengangguk.

"Ntar saya transfer ".

"Ke rekening kak Zea aja kak". tawar Lily.

"Jangan, ntar di bawa ke mall lagi",  katanya sambil melirik istrinya dengan jahil. Zea hanya tersenyum menanggapi godaan suaminya.

Setelah beres semua dan pintu sudah ditutup rapat. Mereka selonjoran  di depan TV

"Capek?",  tanya suaminya.

"Banget", jawab Zea

"Gantian pijitin yuk".

"Boleh, siapa duluan? ".

"Aku".

"Jangan curang lo".

"Iya,  ayo buruan",  Fathir berjalan menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. 15 menit berlalu Zea masih memijit kepala dan kaki suaminya.

"Awas kalo tidur ".

"Pijitan istriku ternyata enak juga,  kayak masage di salon".

"Ayo gantian, ntar kelelep lagi". Fathir bangun dengan malas.

Zea sudah merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Fathir dengan telaten memijit punggung sampai di kaki, 10 menit, 15 menit, 20 menit Zea sudah terlelap.

"Ya... ditinggal tidur. Fathirpun tidur di samping Zea karena memang sangat lelah.

                  ♻️♻️♻️♻️

Setelah sholat subuh, Zea menghangatkan sisa lauk semalem,  tinggal masak nasinya.

"Buat apa sayang", suaminya datang sambil memeluk dari belakang.

"Nggak,  cuman nganget aja, oh iya maaf semalam aku tinggal tidur".

"Iya,  kamu yang curang", katanya masih memeluk istrinya.  Zea ketawa sambil memegang pipi suaminya.

"Mau sarapan apa hari ini?".

"Kalo ada telur buat omlet ya,  aku pengin".

"Boleh".

"Sisa barang di apartemen kapan mau di angkut?".

"Rencana hari ini aku nyuruh pak Tikno sopir kantor. biar nyari tukang nanti".

"Kira-kira berapa orang?, kalo orang lima,  insya allah cukup buat makan tukang, nggak usah beli tinggal masak nasi aja".

"Paling segitu, aku hubungi pak Tikno dulu".

Sesi angkut barang pun selesai sore ini.

"Akhirnya kelar juga ya kak".

Pernikahan yang tak diinginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang