Dan di sinilah mereka duduk di cafe senja seperti janji dengan pak Sasongko, mereka sudah duduk sambil membahas tentang proyek yang akan di garap. Sesekali sambil menikmati camilan yang disuguhkan. Cukup lama mereka berdiskusi akhirnya kesepakatan pun di peroleh. Dilanjutkan dengan makan siang, setelah makanan terhidang, mereka sangat menikmati menu yang disuguhkan sampai habis tuntas,
"Tempatnya strategis ya pak, saya suka dengan suasananya".
"Iya pak, saya juga suka, menunya juga nggak mengecewakan, dan yang nggak ada di cafe lain ada khas daerahnya lo pak, kayak yang kita nikmati sekarang, di cafe lain belum tentu ada". Pak Sasongko manggut-manggut mengiyakan.
"Ini baru tahu saya kalau ada menu seperti ini ".
"Mau nambah atau gimana pak, biar saya pesankan, buat yang di rumah juga bisa".
"Wadduh... jadi ngerepotin nih". Fathir langsung memesan 2 porsi untuk buah tangan tamunya. Sekalian untuk dirinya
memesan cake dua porsi untuk di bawa pulang tentunya tanpa sepengetahuan klien dan sekretarisnya.Setelah semuanya selesai akhirnya merekapun meminggalkan cafe senja dengan perasaan yang sulit untuk di uraikan.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, pak Sasongko dan sekretarisnya sudah pamitan tinggal Fathir dan Vita masih menyelesaikan hasil kesepakatan barusan, sambil mencuri-curi pandang Vita bertanya terus bahkan mulai mendekat kearah Fathir, Fathir merasa jengah dengan kegenitan Vita.
"Mbak Vita, maaf ya jangan dekat-dekat, saya risih". Akhirnya Vita agak menjauh. Mereka akhirnya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Setelah beberapa saat berdiskusi antara Fathir dan Vita akhirnya selesai .
"Mbak pesanan saya tolong diantar ke alamat ini nanti jam 05 sore ya". Kata Fathir setelah melihat waiter melintasi mereka.
"Siap pak". Merekapun kembali ke kantor.
Sampai di kantor mereka masuk ke ruangan masing-masing tak ada pembahasan lagi sampai jam pulang berakhir.
@@@@
Di apartemen, Zea baru nyampek depan pintu apartemen , belum sempat buka pintu delivery order sudah menunggu didepan pintu.
"Untuk siapa pak?".
"Bapak Fathir bu".
"Makasih ya", katanya sambil mengambil bungkusan tersebut.
"Sama-sama bu", Zea membuka pintu apartemennya, melewati ruang tengah sampai ke dapur terlihat Fathir sibuk di situ.
"Assalamualaikum".
"Waalaikum salam".
"Masak apa kak?", katanya sambil meletakkan bungkusan di meja makan.
"Nggak, cuman buat teh".
"Kakak tadi pesen ini?", tanyanya sambil menunjukkan bungkusan.
"Iya... siapa yang nganter?".
"Ojol".
"Itu belinya harus ke madura lo Ze".
"Ngapain ke Madura di cafe senja ada", kata Zea sambil mencibir", suaminya tidak menanggapi jawaban istrinya.
"Oh iya, ntar aku pulang malem ya, pintunya kunci".
"Mau kemana?".
"Ada perlu".
"Lama? ".
"Tergantung ".
"Matilah kalau tergantung " .
"Serius kakak Ze".
"Ze juga serius".
"Nggak papa kan kakak tinggal sendiri di sini? ".
"Iya, nggak papa, tapi pulangnya jangan mabok lo..., kalo pulang mabok nggak aku bukain pintu".
"Kenapa?".
"Takut diperkosa", Fathir tersenyum mendengar jawaban istrinya.
"Masak istri sendiri mau diperkosa Ze, minta baik-baik lah", Zea bergidik mendengar kata istri .
Akhirnya dia kabur masuk kamar mandi.
Selesai sholat isyak dan makan Fathir pamitan sama Zea.
"Jangan lupa di kunci pintunya", katanya lagi sambil mencium kening istrinya.
"Jam berapa pulang kak?".
"Nggak tau", katanya sambil meraih kunci mobil di atas nakas.
"Hati-hati di rumah, assalamualaikum".
"Waalaikum salam, kakak juga hati-hati".
Setelah Fathir berlalu di jalan raya, Zea mengambil laptopnya melanjutkan tulisan novelnya, sampai kantukpun datang diapun tertidur di sofa seperti biasa.
Fathir mau kemana ya?
Tunggu aja ya lanjutannya.Maaf pendek nih ceritanya karena udah di tagih terus. Mohon kritiknya ya.. Jika ada tulisan yang salah mohon di cek. Jangan lupa tekan bintang 🙏
Fat
Pmk 18-06-20
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan yang tak diinginkan
Fiksi RemajaPernikahan yang tak diinginkan Fathir dan Zea adalah korban perjodohan, Fathir tidak bisa mengelak dari perjodohan tersebut walau hatinya berontak, tapi mengingat kondisi kesehatan ibunya yang kurang stabil, dengan terpaksa harus menerima perjodohan...