Chapter 11

633 48 8
                                    

Sampai di kantor Fathir langsung ke ruangannya. Dan.... betapa kagetnya Vita berada di dalam ruangan Fathir sedang tiduran.

"Mbak Vita.... !!", Vita kaget dan beranjak duduk.

"Maaf pak", katanya gugup. Fathir tidak menghiraukan ucapan Vita.

"Gimana dengan pak Sofyan, sudah di hubungi?".

"Sudah pak", akhirnya dia keluar dari ruangan bosnya. Fathir hanya geleng-geleng kepala.

Fathir mengambil gawainya mau menghubungi Zea.

"Bodoh, sudah satu bulan nikah sampai sekarang belum tahu nomor HP istrinya".

Dia merutuki dirinya

Sesaat kemudian dia keluar untuk bertemu dengan klien di lokasi. Dalam perjalanan mereka diam dengan pikiran masing-masing.

Setelah diskusi dengan klien sesuai dengan draft yang di rencanakan mereka kembali lagi ke kantor, tapi di tengah jalan Fathir minta singgah di cafe senja dulu.

Sampai di cafe Fathir mencari tempat duduk di dekat jendela, tak sengaja matanya melihat motor milik Zea, Fathir celingak-celinguk mencari keberadaan Zea.

Jelas nggak akan ketemu dengan Zea, orangnya ada di dalam kantornya, untung ada Lily yang kebetulan melayani pengujung.

"Mbak Lily.. ".

"Selamat sore pak Fathir, mau pesen apa?".

"Pak Toni dan mbak Vivi ayo silahkan dilihat menunya anda pesen aja langsung".

Keduanya memesan sate Madura karena memang dari lokasi tidak sempat makan.

"Pak Fathir mau pesen sama juga?".

"Coffe late aja mbak ya... oh ya saya liat motor mbak Zea, tolong carikan ya mbak dan dipanggil kakaknya".

"Baik pak", pak Toni hanya tersenyum karena dia sudah tau status majikanya, cuman sama pak Fathir suruh tutup mulut.

Tak lama Zea muncul ditengah-tengah mereka.

"Assalamualaikum", semua menoleh sambil menjawab serempak. Zea mencium tangan suaminya.

"Kamu ngapain ke sini?", tanya Fathir, Zea hanya mengerling mendapat pertanyaan suaminya.

"Mbak Vita apa kabar?".

"Baik dek, kemarin mbak ke sana kok nggak ada".

"Oh.... saya kemarin di rumah mbak", jawabnya sambil menahan senyum mengingat perdebatan antara dirinya dan suaminya tadi pagi .

Setelah pesanan datang pak Toni yang sepertinya kelaparan langsung menyantap makananya.

"Kakak nggak makan?".

"Pulang bareng ya ?", katanya tak menjawab pertanyaan istrinya.

"Aku baru nyampek, belum selesai juga".

"Aku tunggu !".

"Masih lama lo kak".

"Iya nggak papa... pak Toni, mbak Vita habis ini langsung bawa ke kantor ya, aku bareng Zea langsung pulang ". Zea hanya diam, sedang Vita nampaknya kecewa banget .

"Kenapa kak?", tanyanya setelah sekretarisnya sudah pulang.

"Males aja, kamu sampek jam berapa sih? ".

"Jam 20.00 , kenapa? ".

"Ngapain di sini sampek malem?".

"Udah nggak usah berdebat deh, kakak sudah sholat asar?", Fathir menggeleng.

"Sholat dulu di musholla belakang aku tunggu sini".

Selesai sholat Fathir menghampiri meja tadi.

"Capek?", tanyanya lagi, suaminya hanya mengangkat alisnya, roman-romannya memang lagi suntuk.

"Ayok istirahat dulu", katanya sambil menggandeng tangan suaminya dibawa ke atas.

"Ly... numpang istirahat ya", katanya pada Lily.

"Silahkan kak".

"Di dalam apa di sofa?, sampek jam delapan malam looo... " kata Zea.

"Tapi temenin ya" jawab Fathir.

"Manja banget " cibirnya, Fathir hanya memainkan alisnya.

Mereka duduk di sofa, Fathir ngecek laporan yang tadi belum selesai, Zea juga tak kalah sibuknya dengan laporan yang belum di cek dari kemarin .

Tak terasa jam menunjukkan angka 20.30 mereka sama-sama sibuk sehingga sama-sama tidak sadar kalau sudah malam.

"Kak... udah jam setengah sembilan", ujar Lily
"Waduh... saking asyiknya Ly, bungkusin sate dua porsi ya", katanya sambil membereskan berkasnya.

"Siyaaap".

"Kak... pulang nggak?", Fathir juga baru kelar dengan semua laporannya .

Mereka beriringan menuju parkiran. Setelah semua siap meluncurlah motor Zea menuju apartemen.

"Lapar..." kata Fathir setelah mandi dan sholat. Istrinya menyiapkan nasi sama sate di piring

"Tau aja istriku aku pengen sate".

"Tadi kok nggak gabung sama mbak Vita".

"Males... ", katanya jutek.

"Cieee... " , Zea menggoda.

"Tau nggak tadi?".

"Nggak... " jawab Zea spontan.

Fathir mengetuk jidat Zea dengan tangannya.

"Iya. Iya. iya.... aku dengerin".

Fathir menceritakan pas datang ke kantor tadi.

"Kakak bilang apa?".

"Aku nggak bisa ngomong, karena kaget, aku jadi ilfil".

"Hati-hati pelakor di depan mata, tapi.... Itu semua tergantung kakak aja sih".

"Ya makanya aku tadi males balik ke kantor ".

"Habisin dulu satenya", Zea mengalihkan pembicaraan.

Habis makan keduanya masuk kamar, karena sudah malam dan sama-sama ngantuk Zea sudah siap menuju alam mimpi.

"Ze... ", panggil suaminya.

"Hmmm", jawabnya sambil merem.

"Pindah sini yuk".

"Aku ngantuk, bayangin aja mbak Vita", jawabnya masih merem .

Fathir bangkit dan menggendong Zea pindah. Jantung Zea berdebar tidak karuan.

"Turunin kak".

"Iya aku turunin nanti di kasur".

"Kalau ada yang halal ngapain bayangin yang haram", bisiknya di telinga istrinya.

"Ayo tidur, aku udah ngantuk" katanya sambil memeluk Zea.

Tak lama terdengar dengkuran halus di telinga Zea dan merekapun terlelap dalam buaian mimpi

Kayaknya pertahanan Fathir mau jebol nih 🙈🙈 gimana dengan Zea?
Jangan lupa komentarnya dan bintang ya 🙏🙏

Fat
Pmk 25-06-20

Pernikahan yang tak diinginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang