Sebulan sudah mereka menjalani mahligai rumah tangga, Arga pria itu menuruti perkataan Afnan yang tidur tiga hari bersamanya dan tiga hari bersama Nayla. Hatinya mulai tersentuh, perlakuan dan tingkah istri keduanya sangat berbeda dengan Afnan. Jika Afnan wanita itu jarang bercanda bersamannya kalau Nayla hampir setiap saat ia selalu dijahili. Riak wajah yang selalu ceria diparasnya yang manis membuat hatinya mulai berpalu saat bersama. Dia tak mau mengecewakan Afnan, telah membagi cinta. Tapi dirinya juga harus adilkan? sudah sebulan ia mendzholimi istrinya tak memberikan nafkah batin, dia selalu memikirkan dosa yang terus ia buat, tetapi perlahan hatinya mulai menerima sedikit demi sedikit nama istri mudanya terukir di relung hati. Pagi ini sangat cerah, Afnan wanita itu sibuk dengan perkakas dapur memasak makanan untuk sarapan setelah selesai segera ia menaiki kamar dan memanggil suaminya dan Nayla.
"Mas bangun," ucapnya lembut sambil mengelus surai hitam Arga.
Pria itu melenguh lalu segera membuka matanya langsung menangkah paras cantik yang selalu tersenyum, segera bangun dan mendekat Afnan dipelukannya.
"Biarkan dua menit, begini saja sayang," pinta Arga menaruh dagunya diceruk leher Afnan.
"Sudah, ini lebih dari dua menit sayang, aku mau bangunin Nayla di kamarnya," ucap Afnan bergegas berdiri.
"Uhmm ... aku mandi dulu ya." Meraih handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
Afnan geleng-geleng kepala melihat kelakuan suaminya, melangkah keluar dan masuk ke kamar Nayla.
"Kebiasaan, lupa mengunci pintu," ucap Afnan setelah membuka pintu kamar Nayla, ia segera mengoyangkan badan madunya agar bangun.
"Nay, bangun sarapan udah siap," ucap Afnan membuat Nayla sigap bangun.
"Makan? Ayo kita makan," ucap Nayla girang lalu bangun dan melangkah keluar dicekal Afnan.
"He ... mandi dulu sana!" titah Afnan, disambut cekikikan Nayla.
"Siap-siap kakakku sayang," ujar Nayla mencupit mengoyangkan pipi Afnan kanan-kiri.
"Ah, sakit tau," keluh Afnan melepaskan tangan Nayla di pipinya.
"Aku mandi ya, bubay," ucap Nayla centil lalu masuk ke kamar mandi.
"Nayla, Nayla ...," ucap Afnan geleng-geleng kepala melihat tingkah madunya.
Afnan dan Nayla sudah berapa di meja makan sambil duduk tak lupa mengobrol, tak berselang lama Arga keluar dengan setelan baju santai dan celana pendek membuatnya terlihat keren.
"Morning, sayang ...," sapa Arga mengecup pipi Afnan dan Nayla, lalu duduk ditengah-tengah istrinya.
Nayla berdiri dan meraih piring lalu menyendokan makanannya menaruh di depan Arga, dibalas senyuman kecil di bibir tebal suaminya.
"Makasih Nay," ucap Arga lalu segera membaca doa dan menyantap makanannya.
Sehabis makan, Arga melihat kedua istrinya merapikan meja. "Afnan, Nayla, kita jalan-jalan yuk," ajak Arga membuat keduanya menoleh.
"Ah ... bener, kita harus jalan-jalan bersama," sahut Afnan antusias.
"Iya, udah lama kita gak jalan-jalan," sambung Nayla.
"Aku tunggu di mobil ya," ucap Arga dibalas anggukan mereka, melangkah pergi menuju mobil.
Setelah selesai, kedua wanita itu bergegas meraih tas dan berjalan beriringan ke dalam mobil.
"Maaf ... mas menunggu lama," ucapnya kompak, Arga mengangguk lalu melajukan mobilnya.
Sesudah sampai, pria itu keluar dan membukakan pintu untuk kedua bidadarinya itu, tak lupa mengandeng mereka berdua disepanjang jalan. Senyuman menempel di bibir mereka seperti sepasang anak muda yang sedang kasmaran, waktu begitu cepat bergulir awan berwarna oren terkena cahaya matahari yang mau tergelam. Selepas puas melihat pemandangan senja, mereka segera pulang dan beristrirahat.
"Nayla, nonton TV bareng yuk," ajak Afnan membuka pintu kamar madunya.
Nayla yang merebahkan diri dikasur langsung bangkit dan tersenyum manis. "Ayok," ucap Nayla turun dari ranjang, berjalan beriringan dengan Afnan sambil bercanda.
Setelah sampai mereka menjatuhkan diri disebelah suaminya. Menonton acara komedi membuat mereka tertawa terbahak-bahak setelah acara usai suasana kembali hening akhir Afnan bersuara.
"Mas, Nay, sudah sebulan kalian menikah ... tapi belum ada tanda-tanda kehamilan di kamu Nay," ucap Afnan menyuarakan isi hatinya.
Dua manusia yang ditanya terdiam, menunduk gelisah. "Maaf ...," ucap Nayla terpotong oleh Arga.
"Maaf, kami bahkan belum pernah melakukan hubungan itu," tukas Arga menggengam jemari Afnan.
"Apa ... memang kenapa?" tanya Afnan terkejut.
"Maaf ... kami belum siap saat itu," jelas Nayla menggengam tangan Afnan.
"Apa itu karena aku, kalian takut aku sakit hati?" tanya Afnan lirih.
"Enggak sayang, bukan begitu," tutur Arga mengelus punggung tangan Afnan agar tenang.
"Sudahlah ... aku tau kalian tidak mau membuatku sakit hati, sekarang, pokoknya kalian harus bulan madu!" titah Afnan tanpa mau dibantah lalu segera beranjak dan pergi.
"Mas ... gimana," ucap Nayla melirik Arga.
Pria itu menarik istri keduanya dalam dekapan, tak lupa mengelus surainya."Tak apa, Afnan gak bakal marah lama-lama kok," ucap Arga menenangkan Nayla yang terisak.
"A-aku takut ... Afnan marah besar karena aku belum melaksanakan kewajibanku," ungkap Nayla menyuarakan isi hatinya, akhirnya yang ditakutkan tiba, Afnan yang tahu ia belum melaksanakan kewajibannya.
Naskah belum revisi masih banyak typo bertebaran karena dikejar DL
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABATKU MADUKU (END) (PINDAH KE KBM app & Goodnovel)
AléatoireHubungi link whatsapp di BIO Info : cerita ini sudah end dengan isi bab 1- 75 hanya ada di KBM App & Goodnovel Credit by Pena_Receh01 "Terserah kamulah, capek mas! setiap malam kamu selalu membahas soal poligami. " ucap Arga melepaskan pelukannya, "...