Kinan lupa menanyakan di mana rumah Nozka berada, sedangkan cowok itu tampaknya sudah terlalu lemas untuk bisa menopang badannya sendiri, apalagi kalau harus memberikan petunjuk jalan pada Kinan.
Kinan menggigit bibir. Cewek itu memutar balikkan scoopy putihnya ke arah sekolah melalui jalan depan yang aman tanpa polisi. Nozka babak belur dan tidak memakai helm. Bagaimana bisa Kinan mengajak cowok itu berkeliaran di jalan raya? Lebih baik Kinan mengobati luka-luka Nozka terlebih dahulu.
Kinan bersyukur sekolah sudah sepi karena langit kembali mendung, membuat siapapun akan segera pulang dan meringkuk di balik selimutnya masing-masing.
Kinan menggerakkan badannya perlahan, sambil berusaha menahan kepala Nozka yang diletakkan di bahunya. Cewek itu menatap wajah Nozka beberapa saat. Ia baru kali ini mengetahui ada anak bernama Nauzraka di Smavis, dan tampaknya cowok ini hanya siswa biasa. Wajahnya memancarkan sesuatu yang Kinan rasa tidak asing, tetapi ia tidak bisa mengingatnya.
"Nozka? Lo bisa jalan, 'kan?"
Nozka mengangguk lemah. "Bisa."
Kinan merangkulkan lengannya ke leher Nozka, meletakkan tangan cowok itu lehernya. Kinan tidak tahu mengapa dirinya mau direpotkan oleh seseorang yang tidak pernah ia kenal. Kinan merasa, mungkin, di dunia ini Kinan ditakdirkan untuk menggunakan traumatis masa lalunya untuk bisa membela orang-orang seperti Raira, bahkan Nozka.
.
Nozka merasa menjadi laki-laki paling lemah sedunia. Mungkin, kalau dalam keadaan yang berbeda, dia sudah jadi gila saking banyaknya mendapatkan afeksi dari seorang Kinan, yang selama ini dia ingin dapatkan dengan susah payah. Tetapi, dengan keadaan babak belur—yang mana melek saja Nozka sulit—euforia karena akhirnya berinteraksi dengan Kinan itu memudar.
Cewek itu sekarang mengobati luka-luka yang ada di wajah Nozka. Membuat Nozka sedikit salah tingkah karena mata Kinan memandangi wajahnya dengan teliti.
"Lo anak PMR, Nan?"
Kinan menjauhkan kapas dari wajah Nozka. "Apa?"
"Enggak," ujar Nozka, merasa bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa sih, mencari topik yang berbobot saja susah?
Nozka menggigit bibir bagian dalamnya ketika kapas Kinan mengenai bagian yang sobek. Membuat Kinan terhenyak sejenak. "Sori. Kekerasan, ya?"
"Enggak kok. Guenya aja yang lemah ini," ujar Nozka sambil tertawa pelan, meski terasa nyut-nyutan.
Kinan menuangkan lagi alkohol di kapas baru sambil mengangguk-angguk sebagai respon dari kalimat Nozka. "Kalo gitu ngapain ikut tawuran?"
"Hah?" Nozka menatap Kinan dengan tatapan linglung beberapa saat. "Enggak, Nan. Gue ada di tempat dan waktu yang salah aja."
"Lain kali, jangan pernah lewat situ. Emang sering anak-anak tawuran di situ. Gue nggak bisa selalu kebetulan lewat situ dan nolongin lo, 'kan?"
Nozka rasanya ingin meleleh meskipun ia tahu, Kinan tidak bermaksud memberikan perhatian itu padanya. Hanya saja, apa salah kalau Nozka senang? Bahkan, menaruh sedikit harapan pada Kinan?
.
; ♡⋆.ೃ࿔*
a.n:
this part is dedicated to goldenunion xixixi aku waktu baca komenan km di ilusm (kayanya cuma komen dikit) nusuk bgt braaaaay! wkwkwkw semoga selalu betah dan sering-sering muncul (re: komen) yaaah!!♡
aku tbh seneng bgt atas respon kalian di part sebelumnya. seseneng itu ketika tokoh cewek di-uwu-kan layaknya tokoh2 cowok biasanya huhuhu. karena aku sama mouly pengin banget menyampaikan kalo cewek tuh sebenernya nggak kalah hero dan nggak kalah uwu. <3
look how excited we are:
so, thankyou for your all kind words. me and mouly are so lucky to have you all here.♡
btw, kalo misal lagi double update, bacanya jangan kelewataaaan!! wkwkwk. aku nggak tau sih kelewatan apa nggak soalnya kadang vote-nya timpang, takut kelewatan di kaliannya :""
gimana, siapa yang mau ngajarin nozka 1001 cara cari topik biar ga keliatan lola di depan kinan? hahah:''
KAMU SEDANG MEMBACA
dari saya, untuk kamu.
Short Story"dari saya, semoga kamu nggak terganggu dengan pesan-pesan saya ini, ya. untuk kamu." © 2020 by mouly dree & radarneptunus