"Kamu nggak usah masuk aja deh hari ini, Ka. Masih biru-biru begitu mukamu," usul ibunya di tengah kegiatan sarapan.
Nozka menelan nasi gorengnya sebelum menolak. "Nggak bisa, Bun. Hari ini ada ulangan harian, males kalo ikut susulan. Lagipula masih bisa jalan kok."
Bunda dan Nozka mendominasi obrolan pagi ini seperti biasanya. Andra akan ikut bersuara hanya ketika ada yang mengharuskannya. Kalau Ayah sedang tidak ada jadwal penerbangan, meja makan ini benar-benar memberikan potret keluarga harmonis. Sejujurnya, Andra sangat mensyukuri keluarganya.
"Lagian kamu kenapa jadi berantem-berantem gini, sih. Nakalnya Bang Andra waktu SMA yang begini nggak usah diikutin, Ka. Nggak bagus yang begitu-begitu. Mending ikutin rajin belajar abangmu biar lolos universitas terbaik juga."
"Iya, maaf, Bun," cicit Nozka.
Terjadi keheningan setelahnya, pada saat yang bersamaan Nozka dan Andra saling beradu pandang. Andra lebih dulu membuangnya dengan kembali memusatkan perhatian pada makanannya.
Nozka belum menceritakan kejadian yang sebenarnya pada ibunya sejak kemarin. Setelah diantar Kinan pulang, perempuan itu segera pamit tanpa mau mampir lagi meski sudah Nozka tawari dengan cara memaksa. Dari gerak-gerik Kinan yang awas dan waspada, sepertinya cewek itu juga buru-buru dan tidak mau berlama-lama. Belum selesai Nozka bingung dengan kelakuan Kinan, ibunya menghampiri Nozka dan sangat syok ketika mendapati cowok itu pulang dengan keadaan babak belur.
Selanjutnya kegiatan sarapan itu diisi dengan keheningan fokus pada makanan masing-masing. Padahal, yang sebenarnya adalah Nozka dan Andra sibuk dengan pikiran mereka sendiri.
Bahkan sampai berangkat sekolah bersama Andra lagi pun tetap diisi kesunyian. Nozka tidak ingin mencoba membuat percakapan dengan Andra lagi sebab tidak ingin berakhir dengan tarik urat seperti terakhir kemarin.
Akan tetapi, tidak diduga Andra yang lebih dulu membuka suaranya. "Lo abis ngapain sebenernya?"
Nozka terdiam beberapa detik sebab terkejut dengan pertanyaan Andra. Ia tidak mengira kalau kakaknya itu akan menunjukkan rasa ingin tahunya. "Dikeroyok orang di jalan pas balik sekolah."
Lalu dengusan sinis terdengar dari Andra. "Lo nggak bilang sebab yang sebetulnya ke Bunda? Biar apa, Ka? Biar lo ada kesempatan supaya gue dicap sebagai kakak yang bawa pengaruh buruk? Kalo gitu lo berhasil kayaknya."
Nozka mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan ucapan Andra. Ia dengan cepat mengubur pemikiran positifnya. "Nggak gitu, gue cuma belum bilang karena takut bikin Bunda khawatir, Bang," jelasnya.
"Dengan cara yang membuat image gue terlihat semakin jelek?"
Nozka hendak menyangkal, namun Andra memotong. "Tutup mulut lo, nggak usah banyak bela diri. Muak gue dengernya."
Walaupun Andra bersyukur dan bahagia memiliki orang tua seperti ayah dan ibu yang perhatian dan sayang padanya. Namun, di sudut hatinya, Andra masih merasa sebagai outsider. Rasa itu tidak bisa hilang dari hatinya tanpa sebab yang jelas. Seperti, setiap kali Andra mencoba untuk menjadi bagian dari keluarga Pranadipta, sisi lain dari dirinya selalu berkata bahwa tidak seharusnya dia ada di situ.
"Gue nggak ngerti apa yang ada di pikiran lo selama ini, Bang. Gue cuma berharap, lo bisa cepet sadar, sebelum semuanya terlambat, kalo Bunda, maupun Ayah, nggak pernah banding-bandingin lo sama gue," ujar Nozka sebelum turun dari mobil. "Gue cuma capek berakting seolah gue punya kakak, tapi nyatanya perasaan memiliki itu nggak pernah gue punya. Lo boleh nyalahin gue, lo boleh ngerasa gue jelek-jelekin lo, tapi jangan sekali-kali lo ragu sebesar apa sayangnya Bunda sama Ayah ke elo, Nalendra Pranadipta."
Andra terdiam setelah Nozka membanting pintu mobil untuk yang kedua kalinya. Adiknya itu bergegas masuk ke dalam gerbang, dengan langkahnya yang terseok-seok. Andra meninju setirnya, berusaha tidak memikirkan perkataan Nozka. Cowok itu menatap gerbang Avicenna sekali lagi sebelum pergi, dan pandangannya terjatuh pada seorang perempuan, yang entah bagaimana, terasa familiar bagi Andra.
.
; ♡⋆.ೃ࿔*
a.n:
tim Nozka apa tim Andra!!? :(
gue mau sesi curhat dulu nih ya, jadi sebenernya cerita ini udah selesai ditulis karena w sama moli sepakat buat beresin dulu sebelum publish. juga udah direvisi. cuma gue sedang ada di pertengahan mau cepet-cepet selesein cerita ini buat kalian, di sini, atau lama-lamain biar ga cepet pisah sama Nozka sama Kinan :''>
kalian yang mau curhat lika liku baca cerita ini juga boleh ༎ຶ‿༎ຶ
KAMU SEDANG MEMBACA
dari saya, untuk kamu.
Short Story"dari saya, semoga kamu nggak terganggu dengan pesan-pesan saya ini, ya. untuk kamu." © 2020 by mouly dree & radarneptunus