"Waktu yang akan menjawab apa yang tidak terucap oleh kata."
-Hanin Hanania-
🍁🍁🍁
Mentari memaksa masuk melalui celah-celah jendela yang terbuka. Lalu, jatuh tepat di wajah seorang perempuan 19 tahun. Mengaburkan mimpi dalam tidurnya. Kemudian sadar dalan mata terpejam.
Dalam hatinya dia berdo'a kepada Allah SWT yang masih memberinya kehidupan.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
“Segala puji bagi-Mu, ya Allah, yang telah menghidupkan kembali diriku setelah kematianku, dan hanya kepada-Nya nantinya kami semua akan dihidupkan kembali.”
(HR.Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
Saat itu dia sedang berhalangan mengerjakan sholat wajib. Matanya masih tertutup rapat. Dia meraba meja di samping tempat tidurnya. Setelah mendapatkan barang yang dia maksud, perlahan dia membuka matanya melihat jam digital pada handphonenya.
"Pukul 06.12." lumayan siang bagi Hanin, dia teringat sesuatu.
"Ah, kerja kelompok." Ucapnya dalam hati.
Ya, hari ini mereka sudah bersepakat untuk kerja kelompok. Hari ini adalah hari Minggu, seharusnya hari bermain tanpa ada kata tugas di dalamnya. Hari ngabisin uang, hari jalan-jalan ataupun hari nonton film. Itu tergantung kebiasaan kita dalam memanfaatkan weekend tersebut. Namun, meskipun hari Minggu inj akan di rampas oleh kerja kelompok. Bagi Hanin tak masalah, kalau ada sang pujaan hati disana, hehe.
Hanin Hanania :
"Assalamualaikum..
Jangan lupa, hari ini kerja kelompok guys!"Hanin mengirimkan pesan tersebut berbarengan pada tiga anggota kelompoknya, yaitu : Nasha, Azwar dan Rayyan.
H
anin langsung mematikan data selulernya dan meletakkan handphonenya sembarang di atas kasur.
Hanin segera bangkit dari tidurnya hendak membersihkan badannya. "Ya, masa mau ketemu dia gak mandi, sih." Pikirnya.
Cukup beberapa menit, Hanin selesai mandi. Kini Hanin mencari baju yang cocok untuk digunakan hari ini. Sebenarnya lemarinya penuh dengan berbagai model baju dan gamis namun dikata perempuan "Sebanyak apapun baju tertumpuk, tidak ada satupun yang menarik hati." Ya, seperti itu pula Hanin merasakannya. Ada rasa bimbang dalam memilih pakaiannya terlebih akan bertemu seseorang yang menurutnya sangat penting tersebut.
Hanin membuka handphonenya, menyalakan data selulernya.
Beberapa pesan masuk menanggapi pesannya tadi,
HES 19 Azwar :
Waalaikumsalam, siap
Nashasasamicin :
Waalaikumsalam, okay mommySedangkan, pesan darinya untuk Rayyan. Masih dalam mode centang abu.
Hanin membalas chat Nasha,
Hanin Hanania:
Sa, pake baju apa?Nashasasamicin :
Gamis aja kayaknyaHanin Hanania:
Okay sipTanpa menunggu lama lagi, Hanin memutuskan mengikuti Nasha memakai gamis. Sebenarnya Hanin dan Nasha memang sering menggunakan gamis dibanding pakaian potongan. Lebih terlihat syar'i.
Sederhana, Gamis polos berwarna mocca dengan seutas tali di pinggangnya. Tanpa model rumit, hanya gamis polos pada umumnya. Hanin memilih memakai kerudung hitam bergo.
Hanin mematut dirinya di depan cermin. Mengoles lipgloss bening supaya bibirnya tidak terlihat kering. Melapisi wajahnya dengan bedak tipis (bedak bayi) agar tidak terlihat begitu berminyak.
"Ah, sudahlah. Gini aja, bodo amat." Hanin bergerutu sendiri.
Belum selesai dengan gerutuannya, tiba-tiba Hanin dikejutkan dengan suara seseorang membuka pintu kamarnya alias pintu kosannya.
Krek!
Seketika Hanin membalikkan badan menghadap pintu kamarnya.
"Wih, udah cantik. Mau kemana?" Tanya ibu kos yang setiap pagi mengecek penghuni kosannya, dia masih memegang gagang pintu kamarnya.
"Hehe, kerja kelompok, Bu," jawabnya sedikit malu dipujinya.
"Sampai kapan?" Tanyanya lagi.
"Kurang tahu, sih. Mungkin agak lama, bu."
"Okay, Fi Amanillah, ya. Ibu mau cek kamar yang lainnya."
"Baik, bu."
Ibu kos tersebut kembali menutup pintunya. Hanin melihat jam digitalnya kembali.
"Pukul 07.30. kok cepet banget, ya. Gak kerasa, deh," gumamnya
Drttt! Drttt! Drttt!
Pesan masuk, Hanin langsung melihat notifikasi tersebut.
HES 19 Rayyan :
Waalaikumsalam Hanin, okayHanin kaget kegirangan, pesan darinya dibalas juga. Dia menjadi tidak sabar ingin segera bertemu dengannya.
Hanya karena cinta, hal sederhana pun menjadi sebab bahagia.
🍁🍁🍁
🍁 Antara Koma dan Tanda Tanya 🍁
Assalamualaikum, Alhamdulillah sudah up lagi ya. Semoga tulisanku ini bisa menginspirasi teman-teman semua juga semoga aku terus semangat untuk berkarya yang bermanfaat bagi aku khususnya dan umumnya bagi pembaca semuanya.
🥳 Klik bintang dan ketik komennya, ya. 🥳
Semoga urusan kita dipermudah semuanya oleh Allah SWT, aamiin allahuma aamiin
🍁 Terima kasih atas dukungannya 🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara KOMA dan TANDA TANYA
Fiksi Remaja🍁 UPDATE SETIAP HARI 🍁 Ada yang mengatakan, "Lebih baik dicintai dari pada mencintai," adalah benar. Namun bagi Hanin Hanania berbeda, dia lebih memilih, "Mencintai dari pada dicintai." Itu terjadi karena Hanin terlanjur trauma dengan masa lalu y...