Dean terbangun setelah tertidur beberapa jam, tangannya kebas luar biasa ditambah dengan masker oksigen yang setia membantu nya bernafas, keadaan yang sangat Dean benci. Dean melepaskan masker oksigen yang digunakannya karena merasa kalau nafasnya tidak sesak lagi.
Dean melirik jam yang ada dikamarnya sekarang sudah waktunya makan malam namun belum ada yang membangunkan nya, apakah mereka semua masih marah? entahlah Dean juga tidak tau sangat malas memikirkan nya lebih baik ia kembali tidur mungkin saja pusing dikepalanya akan hilang saat bangun nanti.
Belum ada lima menit Dean memejamkan mata seseorang masuk ke kamarnya dan membuat Dean kembali terbangun.
Dean melihat Sarah datang dengan membawa nampan berisi makan malam untuknya, Dean mengalihkan pandangannya ia sedang malas bertemu keluarganya saat ini, terlebih dengan sang ayah yang dengan tega menghukumnya dengan sangat berat, tidak berat juga sih cuma aja Dean tu bosen dengan hukuman dari orang tuanya itu, bayangkan saja jika kalian dihukum tidak boleh keluar rumah selama sebulan dan juga tidak boleh keluar kamar selama berhari-hari Bisa mati bosan kan?
Sarah tersenyum lembut melihat tingkah anaknya itu, ia tau sekali jika Dean saat ini sedang merajuk "Dean makan siang dulu yuk habis itu minum obat" Sarah berusaha selembut mungkin membujuk Dean karena biasanya jika sedang sakit seperti ini Dean akan sangat sensitif.
Dean tidak menanggapi bundanya itu, bukannya Dean marah tapi yang sebenarnya itu Dean sangat malas makan apalagi Dean sudah tau pasti makanan yang dibawa Sarah itu tidak ada rasanya.
"Ayo De makan dulu" ucap Sarah seraya mencoba membantu Dean merubah posisinya menjadi duduk. Setelah mamastikan Dean mendapat posisi yang nyaman Sarah segera menyodorkan sesendok bubur yang tadi dibawanya pada Dean dan tentu saja langsung ditolak mentah-mentah oleh Dean.
"Dean gak mau makan bubur! Dean mau makan bakso yang ada dideket sekolah Dean itu bunda!" Ucapan Dean membuat Sarah terkejut, bukankah Dean sudah tau jika ia dilarang makan makanan seperti itu.
"Nggak boleh sayang, kamu makan ini aja dulu ya nggak mau kan nanti ayah marah pas tau kamu gak mau makan?"
"Dean gak peduli Bun. Pokoknya Dean gak mau makan kalau bukan sama bakso itu!"
"Ohh jadi ada yang mau melawan ayah disini?"
Dean menegang mendengar suara Rama yang terdengar sangat menyeramkan itu, ahh tapi Dean tak boleh menyerah ia harus bisa melawan rasa takutnya itu.
Rama lalu mendekati Dean dan berdiri tepat disebelah kanan anak itu, Rama mengusap lembut rambut Dean namun tangannya langsung ditepis oleh anak itu. Saat ini Rama masih berusaha bersabar menghadapi tingkah anaknya ini
"Kenapa kamu jadi nakal begini Dean?" Tanya Rama dengan menatap tajam kearah Dean yang masih nggan menatapnya.
"Dean nggak nakal! Dean cuma mau makan apa yang Dean mau!" Rama terkejut mendengar jawaban dari Dean sungguh baru kali ini anak itu berani menjawabnya dengan sinis.
"Tatap orang yang sedang bicara denganmu Deandra!" Rama mencengkeram dagu Dean dengan tangan nya dan memaksa agar anak itu menatap matanya. Sedangkan Dean masih berusaha tetap tenang saat melihat wajah ayahnya yang sedang memerah akibat menahan amarah.
"Coba ulangi apa yang kamu bilang tadi!" Dean meringis saat Rama menguatkan cengkeraman pada dagunya.
"Sa-kit" ujar Dean terbata
Sadar yang telah dilakukannya menyakiti sang anak Rama lalu melepaskan tangannya serta mulai mengatur nafas untuk menetralkan emosinya yang hampir meletup.
"Oke, kali ini ayah akan turuti kemauan kamu"
Mendengar kalimat yang keluar dari mulut ayahnya Dean langsung tersenyum senang walaupun ada rasa tak percaya juga sih. Tapi bodoama lah yang penting usahanya tak sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective family
Teen FictionDeandra Putra Altahir Atmaja,seorang remaja istimewa yang hidup ditengah keluarga yang sangat menyayanginya dan menjaganya dengan sangat ketat membuatnya tumbuh menjadi anak yang sangat susah bersosialisasi dengan dunia luar. Yang penasaran kuy baca