Fatal Teenager - myg.pjm

315 12 3
                                    

Jangan lupa baca work aku yg lain, ada YoonMin di sana. Happy reading-
---------




Huft! Aku bingung harus memulai dari mana. Mungkin perkenalan bisa jadi solusinya.

Namaku Park Jimin. Kalian cukup memanggilku Jimin. Tak ada yang spesial dimasa putih abu-abu ku ini. Kecuali satu, aku menyukainya. Hal yang wajar bukan?

Menyukai seseorang.

Tapi berbeda denganku. Tapi yang membuatnya spesial adalah dia jauh berada di atasku. Maksudnya dia jauh lebih tua daripada aku. Mungkin kalian berfikir itu cinta monyet biasa yang sangat sangat wajar jika seorang cowok SMA sepertiku menyukai orang yang lebih tua.

Kalian bingung?

Begini, namaku Jimin dan usiaku sekarang belum genap 17 tahun. Aku masih duduk di bangku kelas 11 semester dua. Aku mempunyai seorang kakak, namanya Namjoon. Dia berusia 26 tahun dan sekarang sedang bekerja di perusahaan ayah. Kak Namjoon punya sahabat dekat yang selalu diajak menginap di rumah kami. Namanya kak Yoongi. Dia sama seperti kakakku, maksudku usianya. Sama sama 26 tahun, cukup matang untuk mengelola perusahaan orang tua mereka.

Namun masalahnya, semenjak usiaku menginjak remaja, perasaan itu muncul begitu saja. Kak Yoongi, aku menyukainya. Sejak aku duduk di kelas 10 mungkin, saat itu aku masih 16 tahun. Mungkin gejolak asmara dalam diriku mulai muncul.

Berawal dari aku yang meminta jemput di tempat les karena hujan sangat lebat saat itu. Aku baru menyadarinya, kebaikan Kak Yoongi maksudku.

Mobil berwarna merah berhenti di depanku saat aku sedang sibuk mengeratkan mantel ke badanku. Kaca mobil terbuka, menampakkan sosok yang aku kenal. Dalam ingatanku saat itu dia masih sahabat Kak Namjoon.

"Jimin, ayo masuk." Ujarnya saat itu.

Lelaki tampan yang putih, sangat sopan, dan manisnya teramat sangat. Bagaimana aku tak menyukainya?

Lalu aku masuk, membuka pintu mobil di sebelahnya. Mobilpun melaju dengan kecepatan sedang, membelah kota Jakarta yang saat itu sedang musim hujan.

Tak ada percakapan di antara kami. Aku masih malu-malu saat itu. Namun ia membuka suara saat 10 menit tak ada kata yang terucap.

"Kakakmu sedang mengurus sesuatu di kantor, jadi kakak deh yang jemput kamu."

Oh, ternyata begitu. Sebenarnya aku juga ingin bertanya mengapa yang menjemputku kak Yoongi, tapi aku terlalu malu.

"Iya kak, gapapa. Lagian sama aja." Kataku.

"Hmm. Kamu laper nggak? Kakak tau tempat makan yang enak loh." Tanya kak Yoongi.

"Nggak usah deh kak, lagi diet nih." Kataku sambil tertawa.

"Halah kamu sok-sokan diet, padahal kalo malem suka goreng nasi." Balasnya sambil terkekeh.

Aku cemberut, "Tau aja nih kakak."

Kulihat dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh puncak kepalaku. Aku terdiam, hatiku mulai bergemuruh kala itu. Aku yakin pipiku sudah merah, buru-buru aku memalingkan muka ke samping supaya dia tidak menyadarinya.

Mulai saat itu ketika tak sengaja berpapasan, sudah tidak ada kata canggung lagi di antara kami. Bahkan kami sudah memulai saling chat satu sama lain. Sungguh awal yang indah.

Hari Sabtu kala itu. Aku libur sekolah karena memang sekolahku menetapkan sistem Full Day School. Aku sedang berbaring sambil mendengarkan musik di ranjang king size milik kak Namjoon. Sesekali aku juga membalas pesan dari grup kelasku.

BANGTAN ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang