6.

3.7K 469 300
                                    

Semua orang selalu ingin menjadi prioritas
Bukan hanya sekedar pelarian semata
•••

Ali menatap tanpa ekspresi pada Chelsea yang tengah terduduk di bangku dengan senyum penuh di wajahnya. Ekspresi berbeda yang nampak di wajah Ali sama sekali tidak terekam oleh Chelsea lantaran ia terlalu senang Ali datang kepadanya dan memilih meninggalkan Prilly.

"Ali datang? Berarti masih peduli sama Icell. "

Hening.

Ali menghembuskan napas disertai tatap tajamnya. "Maksud Lo apa sih Chels? "

Flat dan datar, nadanya terdengar tidak berminat sama sekali akan ucapan Chelsea.

Chelsea yang mendapat pertanyaan seperti itu sontak tersenyum manis, seolah tidak merasa bersalah sudah menipu Ali dengan menyebarkan info bahwa ia pingsan. "Ngetest Ali peduli atau enggak."

"Gue datang bukan karena itu. " ucap Ali dingin.

Mata Chelsea membulat. "Ali tau Icell pura-pura? "

Ali mengangguk singkat, dengan wajah yang kentara semakin dingin.

"Terus karena apa?" Tanya Chelsea kemudian, nadanya memelan perlahan.

"Karena Lo udah bikin Prilly pingsan."

Chelsea tersentak saat mendengar kalimat Ali, cowok itu tau?

"Bukan Icell yang lakuin itu."

"Tapi orang suruhan Lo,iya?"

Chelsea tertegun. Skakmat. Ia terbungkam di tempatnya.

"Lo minta maaf sama Prilly, ikut Gue sekarang. Kalo perlu gue mau laporin lo ke BK, ini gak bener Chels. Tindakan Lo membahayakan orang, Lo sekertaris di OSIS. Bisa ngaak contohin hal yang baik aja?"

Chelsea menggeleng, wajahnya mengeras angkuh. "Buat apa minta maaf? Gue gak salah. Cewek Lo yang salah."

Ali menggeleng tak habis pikir, " Prilly salah bagian mana?"

"Banyak. Semuanya salah dia, kenapa juga dia harus hadir."

"Chels..." Lirih Ali menatapnya dengan pandangan kecewa dan tidak percaya.

"Kenapa? Emang bener kok! Coba aja dia gak pernah ada, Lo gak akan bersikap kayak gini ke Gue. Gue akan tetap jadi prioritas utama Lo, kita gak akan bertengkar kalo Lo milih quality time sama dia. Gue sahabat Lo, Gue juga butuh waktu sama Lo sebelum akhirnya Gue pergi." Lirih Chelsea di akhir kalimat.

Tatapan Ali melunak. "Lo gak bakalan pergi kemanapun. Gue selalu berusaha sama Lo terus Chels walaupun mungkin gak terlalu bisa mendampingi seperti dulu, tapi gue bakalan selalu ada saat Lo butuh. Mau gue punya pacar atau enggak, itu gak akan pernah mengubah kenyataan kalo lo tetap sahabat gue, salah satu prioritas Gue, dan Gue sayang sama Lo. Gue pengin Lo tetap hidup sampai nanti."

"Kalo gitu kenapa Lo diamin Gue belakangan ini? Kenapa Lo marah cuma karena masalah sepele? Prilly aja gak masalah!"

Ali menggeleng, "masalah sepele? " Cowok itu terkekeh hambar. Ali terdiam sejenak, ia bingung harus mengatakan apa. Ia yakin Chelsea hanya akan menganggap ucapannya salah, dan hal itu akan memperpanjang perdebatan mereka. Pada akhirnya Ali hanya bisa menghembuskan napas berat sebelum berucap dengan dewasa.

He's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang