Setelah memberikan kejutan pada Aliya, mereka semua berkumpul di ruang tengah. Saatnya membuka sesi heart to heart. Sudah menjadi kegiatan wajib di setiap perayaan ulang tahun.
"Eh ternyata kita udah 17 tahun semua" ucap Anggara dengan mata yang berbinar dan bahagia
Mereka semua ikut tersadar dari ucapan yang Anggara lontarkan.
Aliya memulai percakapan tentang kekhawatirannya pada usia tujuh belas, "Aku kok ngerasa khawatir ya, kayak banyak banget gitu yang harus dipikirin dan harus ngambil keputusan yang matang".
"Hidup itu harus dijalanin senatural mungkin, jangan dipaksain harus sesuai dengan keinginan yang lo mau. Kesannya hidup lo harus mulus terus dan semanis es krim" jawab Hanniya dengan gaya yang sedikit mencela. Tapi dengan maksut agar Aliya tidak terlalu khawatir dengan umurnya.
"Gue nggak setuju sama pendapat lo Han! Enak aja hidup harus senatural mungkin. Kalau kayak gitu kesannya lo nggak punya ambisi buat hidup. Kagak ada target selama lo hidup. Ambisi itu boleh banget biar kita terlatih membuat perencanaan dan pertanggungjawaban. Contohnya 'lo bikin plan tahun ini harus khatam juz 27. Bagaimana caranya lo harus tanggung jawab sama plan yang udah lo buat. Tanggung jawabnya apa? Ya lo harus hafal juz 27 tahun ini juga'. Kalau kita udah biasa tanggung jawab, gue yakin ketika ada masalah atau situasi sulit lo bakal ngadepin nggak bakal mundur. Intinya ngambis itu perlu dan hidup harus sesuai keinginan dan kemauan kita nggak bisa senatural mungkin". Dafa mengucapkan kalimat yang sungguh panjang dan tentunya dengan gaya seperti orang berdebat.
Suasana mulai panas, semua terfokus pada ketegangan yang dibuat oleh kedua manusia tersebut. Semua saling menatap satu sama lain. Berusaha mencairkan suasana. Tetapi tidak ada yang mau memulai. Hingga akhirnya suara tawa dari kedua pendebat membuat orang disekelilingnya bingung dan heran.
Aliya, Tera, Jinggan, Anggara, Rayhan, Tirta dan Razen mengerutkan kening dan mengedipkan kedua mata mereka berkali kali. Mereka terjerat dalam pikiran masing masing. Hingga Hanniya dan Dafa menghentikan tawa mereka dan memasang wajah datar.
"Ah kalian nggak asik! Serius amat dah!" ucap Dafa dengan nada kesalnya
Tetapi yang terjadi tetaplah suasana menegangkan, hening hingga suara kran air terdengar sangat jelas.
Aliya yang melihat hal tersebut mencoba untuk memulai pembicaraan dan tentunya menaruh rasa curiga "Ya! Kalian kok diam, tolong kurang kurangin ngeprank ya!"
Mereka semua memalingkan wajah dan memasang wajah jutek. Hingga membuat Aliya sangat kesal dan marah. Alhasil Aliya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu rumah. Ia membuka dengan lebar satu pasang pintu dan berteriak "Out dari rumah gue, sekarang!!"Satu per satu dari mereka berdiri dan berjalan beriringan keluar rumah Aliya. Dan berbaris menghadap ke arah Aliya dengan tatapan pshyco. Di belakang Aliya ada Dafa yang berdiri menatap teman temannya sambil menganggukkan kepalanya, memberi kode untuk memulai prank.
Satu per satu dari mereka mengucapkan
"Umur 17 tapi lo masih bocah!" Hanniya
"Lo disini maknae (termuda) tapi lo kurang ajar sama kita" Anggara
"Sorry selama ini gue gedeg sama lo Al. Sok imut banget!" Tera
Mendengar ucapan teman - temannya yang cukup sadis membuat mata Aliya berkaca - kaca. Aliya merasa sudah dihianati oleh teman - temannya. Baru saja diberi yang manis, sekarang diberi yang pahit. Apa mereka sengaja melakukan hal tersebut sebagai ajang latihan mental.
Tak kuat menahan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk mata. Sekali kedip saja, air mata Aliya pun menetes. Aliya menghembuskan nafas dengan pasrah.
Aliya menutup pintu dengan perlahan, tetapi ditahan oleh tangan besar yang ia kenali.
Dafa menahan pintu yang akan Aliya tutup. Ia menatap Aliya dengan tajam.
Dan
Dafa mendorong Aliya keluar dengan cukup kuat. Hampir saja Aliya jatuh, namun beruntungnya ia sangat sigap dengan keadaan.
Dan
Syur... Byur... Jess
Seluruh tubuh Aliya basah kuyup terkena siraman air yang sengaja disiramkan oleh Tirta. Anggara, Hanniya, Tera, Jinggan, Razen, dan Raihan menaburi Aliya dengan tepung dan juga telur.
"Tamatlah sudah diriku" batin Aliya berbicara
Teman - teman Aliya tertawa dengan sangat kerasnya. Puas melihat Aliya yang tersiksa dengan kejutan yang dipersiapkan mereka.
Sungguh terlihat sangat sangat puas dan bahagia.
Sudah tidak karuan tampang Aliya sekarang.
Tidak mau kotor sendiri, sifat Aliya yang cerdik dan juga licik bermunculan.
Alih alih menyampaikan kepada temannya bahwa ia ingin membersihkan diri. Namun, apa yang terjadi?
Aliya berjalan dengan santai menuju Dafa yang sedang memegang selang di samping Tirta.
Aliya pun berkata "Berikan padaku selang itu!"
Dafa yang sangat polos pun mengiyakan permintaan Aliya.
Dan
Aliya tiba - tiba memeluk Dafa.
Ucap Dafa dalam hati "Mampus"
Hanniya, Tera, Jinggan, Anggara, Tirta, dan Razen terkejut melihat apa yang dilakukan Aliya.
Mereka terkecuali Dafa segera berlari menuju tempat yang aman agar tidak terkena imbas dari Aliya dan Dafa.
"Al lepasin woy! Duh kok ke gua sih Al! Tega banget, baju gua kotor nih!" Ucap Dafa sedikit nge gas
"Eh eh eh.. Kagak inget tadi lu ngedorong gua kuat banget, untung gua kagak jatuh. Lagian lu ngapain pegang selang? Ya naluri gua milih lu aja biar ikut kotor juga. Mantab kan!" Ujar Aliya sambil cengengesan, dan melihat sekeliling. Mencari teman -temannya yang telah bersembunyi.
Aliya merasa lelah dikerjain oleh teman - temannya. Dan ingin segera membersihkan diri. Sudah tidak tahan dengan bau amis dan lengket dari tepung dan telur yang ada pada dirinya.
"Hanniya, Tera, Jinggan! Ambilin shampoo, sabun, dan handuk di kamar gua!" Ucap Aliya dengan berteriak agar ketiga temannya keluar dari persembunyian.
Akhirnya mereka semua pun keluar dari balik pintu yang tertutup satu.
Jinggan, Hanniya, dan Tera menyempatkan diri untuk melakukan sikap hormat kepada Aliya dan mengucapakan "Siap laksanakan". Kemudian mereka bertiga segera berlari menuju kamar Aliya.
"Lu mau mandi di sini Al?" Tanya Dafa kepada Aliya
"Menurut lu?" Tanya Aliya kembali kepada Dafa sambil memutar bola matanya
"Di kamar mandi sana Al! Lu tuh perempuan" Ucap Dafa dengan nada menyuruh
"Lihat baik baik wahai temanku! Aku sudah seperti adonan cilok ini! Kalau mau masuk rumah setidaknya gua bersih alias hilang semua adonan ini! Nanti gua lanjutin di kamar mandi. Gila kali gua mau mandi di halaman rumah. Gua umur 17 nih!" Jawab Aliya dengan sabar meladeni kepolosan Dafa yang entah bagaimana menjadi sedikit lambat daripada biasa. Mungkin Dafa butuh vitamin.
"Gua kok lola banget ya hari ini!" Tanya Dafa sambil menggaruk - garuk rambutnya yang tidak gatal.
Aliya hanya menghembuskan nafas dan menutup matanya lekat. Kemudian melanjutkan untuk membersihkan diri dari adonan yang tidak pernah ia harapkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The BFF
Teen FictionMenjadi orang yang dikenal satu sekolah dan hampir seluruh sekolah di suatu daerah memang membuat keempat orang ini lelah. Ada yang suka ada yang tidak suka. Ingat bahwa jika kalian berbuat kebaikan maka dibalas dengan kebaikan pula dan sebaliknya j...