bhamakerti

13.3K 1.2K 366
                                    

Kunjarakunja, Jawa Tengah

Kunjarakunja, Jawa Tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Mataram Kuno















































Jajaran raja jelmaan dewa adalah orang-orang yang membuat kerajaan di Jawa ini berkembang pesat. Pendahulu mereka adalah orang Sriwijaya, penguasa mutlak laut Malaka, yang telah menaklukkan tanah Melayu diseberang sana.

Mereka bukanlah pionir atas berdirinya sistem kerajaan di bumi nusantara, telah ada Kutai Kartanegara dan Tarumanegara sebagai gerbang pembuka peradaban manusia beragama. Para leluhur sudah berhasil membentuk etika dan seperangkat aturan bagi pribumi untuk diedukasi sejak dua abad lalu.

Namun, hanya para raja Mataram Kuno yang mampu menyatukan kedua mata pedang agama yang berkuasa, hanyalah mereka yang bisa membangun candi megah di tanah Jawa sebagai tanda pengabdian baik kepada Trimurti maupun sang Buddha yang agung.

Kerajaan berkepala dua ini berdiri diatas tanah subur yang memudahkan mereka untuk menjalankan kehidupan, airnya melimpah, udaranya bersih, dan hewan ternak maupun hewan liarnya banyak. Cukup untuk memutar roda perekonomian yang ada.

Di sebelah timur daerah kerajaan ini diduduki keluarga Sanjaya, mereka adalah pemeluk agama Hindu Siwa dan dipercaya memiliki darah asli dari sang Dewa Perusak. Keluarga besar ini silsilahnya kuno, sudah berlangsung sejak awal abad keenam.

"Kangmas, saya meminta restu untuk memasuki daerah hutan. Sudah lama rasanya kedua tangan ini tidak digunakan untuk menangkap seekor menjangan."

Pria yang lebih tua lantas menganggukkan kepalanya, melempari senyuman manis kepada sang adik yang sedang mempersiapkan berbagai macam alat berburu. "Agastya harus berhati-hati, tempo hari Kangmas* mendapat kabar jika ada banyak perampok beraksi di jalan-jalan yang sepi."

"Baik, saya mengerti. Saya bakal jaga diri.", ujar Jeno kepada kakaknya. Beberapa peralatan yang ia bawa hanya berupa busur, anak panah, serta pedang sebagai perlindungan diri. Tanah Jawa memang asri dan indah, tetapi mara bahaya itu masih ada, apalagi untuk Jeno yang notabenenya anak seorang raja.

Setelah memersiapkan segala kebutuhannya, si adik lantas menaiki kuda hitam miliknya. Gandaru, itu adalah nama yang Jeno berikan kepada hewan cantik bersurai kelam dengan figur gagah tersebut, kuda itu sudah dimilikinya sejak usianya masih sembilan tahun. Gandaru ini sudah seperti sahabat bagi Jeno.

"Saya pergi dulu, tolong katakan kepada Baginda Raja dan Ratu jika nanti saya akan pulang terlambat."

"Baiklah. Jangan pulang terlalu larut ya."

Setelahnya, sang pangeran muda melesat pergi dari kandang kuda kerajaan Mataram Hindu. Meninggalkan sang kakak sendirian disana.

'Ayah dan ibu ya, memangnya mereka masih sudi menatapku setelah semalam impian terlarangku terkuak?'

Buntara Asmara | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang